Dekan sochi international university itu masih terkejut, karena melihat tanda tangan Denis dan Niko yang ada dicek untuk donasi kampusnya dan dicek pelunasan penalti beasiswa Inez sama.
"Tu-an ka-lian, ahhh. ya Tuhan, ini sulit untuk dipercaya." ucap dekan terbata.
"Apa yang sulit dipercaya pak dekan?" tanya Niko yang masih menatap dekan.
"Ah, maafkan saya tuan-tuan. bila saya kurang menjamu kehadiran tuan-tuan Mikhail Gorya disini." ucap dekan yang tiba-tiba meletakkan tangannya didada kiri dan menundukkan sedikit kepala.
Denis menatap Niko sambil tersenyum smirk, sedang Niko hanya memejamkan sebentar matanya kearah Denis.
"Pak dekan. kau boleh berkata apapun tentang Mikhail Gorya pada dunia, tapi kau tidak boleh mengaitkan nama Inez dengan Mikhail Gorya sedikitpun. kau paham maksud kami kan pak dekan??" tegas Denis pada dekan itu.
Dekan yang paham dengan maksud mereka pun langsung menganggukkan kepala. setelahnya mereka berbincang untuk menjadi donatur kontrak disochi international university selama 4 tahun kedepan, lalu mereka pamit undur diri. kemudian dekan mengantarkan Denis dan Niko hingga sampai keluar gedung universitas, dengan perasaannya yang begitu senang.
Ya, bagaimana dekan tidak senang?? selama 12 tahun, sochi internasional university selalu berusaha keras agar Mikhail Gorya mau menjadi donaturnya. sebab dia adalah perusahaan terbesar pada sektor pariwisata dan teknologi yang ada dibenua eropa, dan sekarang tanpa disengaja mereka akhirnya mau menjadi donatur disochi internasional university meskipun hanya kontrak.
Sore harinya. Inez dipanggil kembali keruangan dekan, dekan memberitahu bahwa Inez harus segera mengikuti sidang agar bisa secepatnya diwisuda. dekan juga meminta Inez untuk tidak memikirkan tentang penalti beasiswa dirinya lagi, karena semuanya sudah di lunasi dengan Mikhail Gorya.
"Pak dekan, bagaimana bisa Mikhail Gorya mengetahui permasalahan saya. sedangkan saya pribadi tidak mengenal sama sekali pemilik dari Mikhail Gorya." ucap Inez jujur.
"Ti-dak mengenal??" lagi-lagi dekan itu dibuat terkejut dengan ucapan Inez.
Inez menganggukkan kepalanya pelan, lalu dekan itu pun terdiam. ia teringat dengan janjinya untuk tak mengaitkan nama Inez dengan Mikhail Gorya, meski itu hanya sedikit.
"Ah, sudahlah lupakan saja Inez. jangan pernah kamu membahasnya lagi, kamu sekarang harus fokus pada wisudamu saja. jangan terlalu stress memikirkan hal yang tak penting ya, nanti bahaya untuk kehamilan kamu." ucap dekan itu memberi perhatian.
"Baik pak, kalau begitu saya permisi." ucap Inez pamit, karena ia tidak ingin mengambil pusing untuk saat ini.
***
Malam hari setelah Inez pulang dari kampusnya, ia merebahkan diri disofa kecil yang ada diruang tamu rumahnya. Lucy yang baru selesai berpakaian sehabis mandi pun menghampiri Inez, ia duduk di sofa tunggal disisi kirinya sofa Inez.
"Nez, ganti baju sana. ngapain rebahan disofa, nanti ketiduran aja lu." ucap Lucy santai sambil menenggak soda kalengnya.
"Huh! gue lagi bingung Lucy."
"Hmm, kalau soal uang lagi, gue juga bingung Nez, bisa nunggu keajaiban aja nggak sih??" Lucy senyum melihatkan giginya pada Inez.
"Hm. keajaiban itu udah datang Lucy, dan yang buat gue bingung sekarang ini. siapa pemilik Mikhail Gorya yang lunasin semua penalti beasiswa gue kekampus itu ya?" ucap Inez sambil berfikir-fikir.
"Pemilik Mikhail Gorya? apa mungkin tuan Niko?" ucap Lucy pelan, namun masih bisa terdengar oleh Inez.
"Tuan Niko, maksudnya lu itu?" Inez menatap tajam mata Lucy.
"Eh!" Lucy memukul pelan bibirnya sendiri, hingga akhirnya Lucy pun jujur kepada Inez tentang apa yang sudah ia lakukan untuk membantu Inez.
"Kalau begitu kita harus menemui tuan Niko besok, untuk membicarakan lebih jelasnya tentang cicilan uang itu." ucap Inez yang sudah mendengar pengakuan Lucy.
"Iya Nez, tapi apa nggak sebaiknya lu buat janji dulu sama tuan Niko?"
"Ah iya, lu benar Luc. coba sekarang gue kirim pesan aja kali yaaa." ucap Inez sambil mengirimkan pesan pada Niko dari ponselnya.
Tiga jam kemudian Niko baru membaca dan membalas pesan dari Inez, karena Niko dan Denis saat ini sedang sibuk latihan bersama dimarkas Moonlight.
{"Aku sibuk tak ada waktu, sebaiknya kau tak usah memikirkan hal yang tak penting. kau hanya harus lulus dengan nilai yang membanggakan, menjaga kandunganmu dan melahirkan anak itu dengan selamat. hingga uang yang aku berikan tak menjadi sia-sia nantinya."}
Itu adalah balasan pesan yang dikirim Niko untuk Inez, terkesan dingin tetapi sebenarnya ia sangat perhatian pada Inez dan kandungannya.
***
Pukul 03.00 dini hari, Inez terbangun karena merasa lapar dan ingin makan pelmeni daging domba. pelmeni adalah hidangan seperti pangsit atau dimsum ya guys, hanya saja Inez ingin yang isi daging domba saat ini.
"Lucy, Luc, temani keluar beli pelmeni yuk, mau makan sekarang ditempat." ucap Inez sambil coba membangunkan Lucy yang sedang tertidur. tapi Lucy sepertinya terlalu lelah, jadi Inez tidak tega untuk memaksanya bangun.
Akhirnya Inez pun keluar rumah sendiri saat itu juga, untuk membeli pelmeni yang ada diseberang ujung jalan raya rumahnya. karena jaraknya tidak terlalu jauh, Inez memutuskan untuk berjalan kaki saja sambil menghirup udara segar dipagi hari.
Namun saat tiba dipersimpangan jalan, Inez diganggu oleh tiga pria dewasa yang sedang mabuk-mabukan. saat itu Inez berusaha menghindari mereka dan berteriak meminta tolong, tetapi tidak ada seorang pun yang menolong Inez.
Hingga ada sebuah mobil rolls royce phantom yang menembakkan sorot lampu kearah mereka, Inez akhirnya bisa melarikan diri dan bersembunyi dari ketiga pria dewasa yang sedang mabuk itu.
"Brengsek!! hei turun kau dari mobil!" teriak salah satu pria itu.
"Turun atau aku hancurkan mobilmu!!" ucap pria itu mengulangi.
Orang yang ada didalam mobil itu pun turun, dan dari balik persembunyiannya Inez ternyata melihat orang itu adalah Niko dan Denis.
"Cuih!" pria itu meludah kejalanan.
"Brengsek! berani kalian mengganggu kesenangan kami hah?!" teriak pria yang satunya lagi.
Tanpa ragu, Denis mengangkat pistol yang ada didalam saku jaketnya kearah kepala ketiga pria itu.
"Pergi dan jangan menganggunya lagi, atau tetap disini meninggalkan nama." tegas Denis yang masih memegang pistol dengan tatapan yang tajam.
Melihat logo yang terukir dihandle pistol Denis, ketiga pria mabuk itu akhirnya memilih pergi. meski mereka dalam keadaan mabuk, namun mereka masih dapat melihat dengan jelas logo yang terukir dihandle pistol itu adalah milik mafia Moonlight yang memiliki pengaruh besar dibenua eropa. Denis menyimpan kembali pistolnya, saat ketiga pria itu pergi dari hadapannya.
"Hei! keluarlah, mereka sudah pergi. kau bisa kami antar pulang jika mau." teriak Denis yang memang tidak tahu siapa wanita yang ditolongnya itu.
Tubuh Inez gemetar dan berkeringat dingin ditempat persembunyiannya, ia tak berani keluar karena shock melihat pistol yang dipegang Denis tadi.
"Baiklah! jika kau tak mau, kami akan langsung pergi." teriak Denis lagi.
Karena tidak ada jawaban apapun dari wanita yang ditolongnya itu, akhirnya Denis dan Niko kembali masuk kedalam mobilnya. namun Inez keluar saat Niko mulai menghidupkan mesin mobilnya, dan tiba-tiba Niko langsung bergegas keluar dari mobil menghampiri Inez yang disusul oleh Denis dari belakang.
"Inez! apa orang yang mereka ganggu tadi adalah kau?!" ucap Niko yang terlihat seperti orang marah.
"Terimakasih tuan, sudah menolongku." ucap Inez menundukkan wajahnya.
"****!! apa yang kau lakukan diwaktu seperti ini?? tidakkah kau dengar apa yang aku katakan waktu itu hm?!" ucap Niko dengan kesal.
"Ma-af tuan, tapi aku memiliki alasan yang tidak ingin aku tunda-tunda." lirih Inez yang masih menundukkan wajah.
"Hal apa yang membuatmu bisa keluar dipagi yang masih gelap seperti ini??" ucap Denis menimpali.
"Aku sangat lapar, aku ingin memakan pemelni daging domba ditempatnya yang ada diseberang ujung jalan sana tuan." ucap Inez cemberut sambil menunjukkan jarinya kearah jalan raya, lalu menggigit bibir bawahnya hingga membuat Niko dan Denis menahan senyum melihatnya.
"Kenapa harus makan disana?? apa tak bisa memesannya secara online??" ucap Niko yang masih penasaran.
"Hm, tidak tuan." Inez menggeleng.
"S-sebenarnya ini bukan kemauanku, tapi kemauan dua bayi didalam perut."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments