Malam pun semakin larut, jarum jam di dinding kamar Yudha telah menunjukan pukul 10.30 malam. Namun percakapan di pesan singkat antara Yudha dan juga Dina sepertinya belum juga selesai,terlihat mereka tengah asik saling berbalas pesan hingga pada akhirnya Yudha yang menyadari bahwa dia mulai menyukai Dina pun kemudian segera mengkahiri obrolan tersebut.
" Non Dina, mohon maaf sebelumnya, apakah papahnya non tau kalau non sudah mendonorkan darah untuk saya non,? Tanya Yudha sebelum ia mengakhiri percakapan dengan Dina.
" Gak tau mas yudha, Dina mohon agar mas bisa merahasiakannya ya, karena kedatangan Dina kesana juga tanpa sepengetahuan papah mas," balas Dina kepada Yudha.
" Saya mengerti kok non, dan saya akan merahasiakan ini dari papahnya non. Sekali lagi saya memohon maaf dan berterimakasih sama non yang sudah mau menyumbangkan darahnya untuk saya non," ucap Yudha membalas pesan dari Dina.
" Tidak apa-apa mas, memang saya sudah niat kok untuk menyumbangkan darah saya untuk mas, mas santai aja ya mas," sahut Dina kembali membalas pesan dari Yudha.
" Baiklah kalau begitu non, saya pamit istirahat dulu ya non, pokoknya kalau ada apa- apa sama non jangan sungkan untuk segera memberi tahu saya non," timpal Yudha membalas Dina sekalian ia berpamitan untuk segera beristirahat.
" Oh iya mas, mas istirahat ya, jaga kesehatan mas, agar bisa kembali bekerja ya mas," balas Dina penuh perhatian.
" Baik non terimaksih banyak, Assalamualaikum," ucap Yudha seraya mengucapkan salam kepada Dina mengakhiri percakapan tersebut.
" Iya mas sama-sama, waalaikumsalam" balas Dina kemudian mereka berdua pun segera menutup aplikasi pesan pada ponselnya masing-masing.
Yudha yang pada saat itu memang telah merasakan kantuk yang luar biasa pun akhirnya dengan cepat tertidur. Sedangkan Dina, dia masih saja tersenyum-senyum sendiri seperti orang yang sedang bahagia, sehingga Juli yang pada saat itu melihat tingkah dari sahabatnya tersebutpun kemudian mulai curiga dengan sikap Dina yang terlihat senyum-senyum sendiri seperti orang gila.
" Oiiii, lu kenapa Din, macam orang gila,? Tanya Juli yang seketika itu juga membuat Dina langsung terkejut.
" issss, apaan sich Jul, lu ganggu kesenangan gue aja sich," timpal Dina sembari bibirnya itu terlihat mengkerucut akibat kesal kepada sahabatnya tersebut.
" Lagian sich, dari semenjak lu megang hape gue perhatiin lu senyum-senyum sendiri gitu Din, apa jangan-jangan bestie ku ini sedang kasmaran,? Sahut Juli mulai menebak-nebak tingkah aneh dari sahabatnya itu.
" Gak lah mana ada Jul, emangnya gak boleh ya orang tersenyum,? Ucap Dina malah balik bertanya kepada Juli.
" Bukan gitu loh Din, gue penasaran aja sama lu Din, emangnya siapa sich yang udah buat bestiku ini nampak begitu sangat bahagia,? Rayu Juli kepada Dina agar dia mau bercerita kepadanya.
" Ada dehhh, mau tau aja apa mau tau banget,? Timpal Dina berseloroh kepada Juli.
" Issss bestie, bilang lah sama sahabat terbaikmu ini, katanya susah senang bersama huch," sahut Juli sembari memalingkan wajahnya itu dari Dina.
" Udah gede ambekan, nanti gak dapet jodoh loh Jul kalo ambekan," goda Dina kepada Juli yang pada saat itu menutup wajahnya dengan bantal.
" Siapa juga yang ambekan, gue kan cuma nanyak, kalo gak mau jawab ya sudah gak apa-apa juga kok," timpal Juli dari balik bantal.
" Cie cie cie, ngambek beneran nih ceritanya,? masih pengen tau gak,? ujar Dina sembari terus menggoda Juli.
" Terserah lu aja lah Din, mau bilang kek, kagak kek," timpal Juli kembali dengan nada suaranya yang terdengar ketus.
" Hmmmm, ya udah deh sinu gue bilang Jul, gitu aja pun marah," ucap Dina yang akhirnya luluh dan mau memberi tahu kepada Juli.
" Hehehhe gitu dong bestie, biar gak mati penasaran gue," sahut Juli kekeh karena Dina akhirnya mau memberi tahu apa yang sudah membuat dia bahagia.
" Jadi gini Jul, apa yang lu bilang waktu itu rupanya bener, mas Yudha rupanya baru di kasih tau nomer gue sama pak Tigor Jul," ucap Dina mengawali penjelasannya tersebut.
" Terus terus gimana lagi Din,? Sahut Juli tambah penasaran.
" Ya mas Yudha ada nge chat gue Jul, dan kami ngobrol banyak lah pokoknya Jul. Itulah makanya gue seneng banget pas tau yang ngechat itu mas Yudha Jul," sahut Dina kembali melanjutkan perkataanya tersebut.
" Jadi dia tau kalau lu yang udah donorin darah lu buat dia Din,? Terus apa kata dia Din,? Tanya Juli saking penasarannya.
" Satu-satulah lu nanyak Jul, macam tukang sensus aja lu," timpal Dina menggerutu.
" Maaf lah Din, namanya gue penasaran," ucap Juli meminta maaf kepada Dina.
Dina pun pada akhirnya menceritakan semuanya kepada Juli. Dari awal chat sampai akhir chat dia dengan Yudha yang membuat Juli pada saat itu terperangah mendengarkan cerita dari sahabatnya tersebut.
" Pantesan aja gue liat lu senyam senyum sendiri macam orang gila, rupanya sang pujaan hati akhirnya mau memberi kabar toh," timpal Juli kepada Dina.
" Hehehhe iya Jul, jujur aja gue ngerasa seneng banget lah pokoknya, apalagi dia mau pas gue ajak dia buat makan diluar," ucap Dina dengan raut wajahnya yang terlihat sangat bahagia itu kepada Juli.
" Gue ikutan seneng Din, sumpah baru kali ini gue liat lu sebahagia ini Din, apalagi gue yakin mas Yudha adalah orang yang paling tepat buat lu Din," sahut Juli seraya memeluk Dina sahabatnya itu.
" Tapi gue takut kalau perasaan gue ini hanya bertepuk sebelah tangan Jul, dan gue juga kan gak tau gimana dia ke gue," ujar Dina sembari menghela nafas panjang.
" Gue yakin Din, kalau dia juga ngerasain perasaan yang sama, yang penting saran gue, kalian saling mengenal satu sama lain terlebih dahulu aja Din, biar sama-sama tau kekurangan san kelebihan kalian berdua," timpal Juli yanh terdengar memberikan sebuah saran kepada sahabatnya itu.
" Hmmmm, iya juga sich Jul, soalnya gue liat dia anak baik-baik, sedangkan gue elu tau sendiri tukang ngamburin duit, dugem, party dll, gue takut dia gak suka dengan gaya hidup gue ini Jul," ucap Dina mengeluh akan kehidupannya.
" Lu tenang saja Din, karena cinta sejati pasti tak akan memandang apapun lagi Din, jadi lu gak harus minder," Juli pun terus memberikan semangat kepada Dina.
" Mudah-mudahan aja lah Jul, yang jelas gue punya perasaan sayang dan cinta padanya," sahut Dina.
" Semangat ya Bestie ku yang cantik, lebih baik sekarang kita tidur aja dulu yuk, gue dah ngantuk kali ni," ujar Juli mengajak Dina untuk segera tidur.
" Iya nih, gue juga udah ngantuk, yuk kita tidur," timpal Dina.
dan tak berselang lama akhirnya mereka berdua pun akhirnya tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments