" Jul suntuk kali gue, enaknya kemana kita ya,? Tanya Dina kepada Juli yang saat itu terlihat masih rebahan diatas tempat tidur Dina.
" Mau kemana jam segini kita Din,? lu itu ya, kalo udah ngebet gak bakalan kenal waktu," timpal juli sembari melihat kearah jam dinding yang lada saat itu sudah menunjukan pukul setengah duabelas malam.
" Udahhh, lo ikut aja dah, kemana kek yang penting kita keluar malam ini juga," sahut Dina seraya menarik tangan juli untuk segera bersiap.
" Ia, ia, ia, payah kali urusan sama lu Din, giliran diajak aja sok nolak, ehhh sekarang malah elu yang negebet kali pengen pergi huch," timpal Juli sembari segera bangkit kemudian segera menuju kamar mandi.
Sementara itu, Dina terlihat tengah sibuk berdandan seperti biasanya, bahkan kali ini dia terlihat mengenakan pakaian yang sangat minim. Sehingga beberapa lekuk tubuh indahnya itu pun samar-samar bisa terlihat dengan cukup jelas.
" Wihhhhh, mantep betul lu Din, lu gak takut apa, kalo misalkan nanti di jalan di cegat hidung belang,? sahut juli mencoba mengingatkan Dina, karena pakaian Dina itu terlihat sangat terbuka.
" Udahlah Jul, macam baru kali ini aja gue berpakaian seperti ini kalau pergi Jul," timpal Dina yang tak mau mendengarkan ucapan sahabatnya itu seraya ia segera mengambil kunci mobil miliknya itu di atas nakas.
Juli pun kini telah selesai berdandan, kemudian mereka berdua langsung turun kelantai bawah dan bergegas menuju garasi. Dari jauh pak Ratno melihat anak majikannya tersebut mau keluar, sehingga buru-buru ia segera menghampiri anak majikannya tersebut kemudian bertanya.
" Mau kemana non malam-malam gini keluar,? Bahaya loh non anak gadis keluar , apalagi ini sudah hampir tengah malam non," tanya pak Ratno sembari mengingatkan Dina.
" Gak ada pak, mau jalan-jalan aja nyarik angin. Soalnya dirumah suntuk kali pak," timpal Dina yang saat itu beralasan hanya untuk mencari angin saja kepada pak Ratno.
" Oh begitu ya non, ya sudah bapak hanya berpesan agar non berhati-hati dan juga jangan terlalu lama diluar ya non," ucap pak Ratno yang kembali mengingatkan anak majikannya tersebut yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri itu.
" Ok pak, kalo begitu kami gerak dulu ya, tolong bukakan pintu gerbangnya pak," timpal Dina seraya menyuruh pak Ratno untuk segera membukakan pintu gerbang rumah miliknya itu.
Setelah pintu gerbang itu terbuka, Dina segera menacap gas mobilnya tersebut kemudian melaju kearah kota.
Dilain tempat, Yudha yang saat itu kebagian lembur dapat perintah dari bang Tigor untuk membeli makanan , karena warung nasi yang biasanya buka 24 jam itu kebetulan tutup, sehingga mau tak mau Yudha pun harus membeli nasi kearah kota.
" Yud, belikan nasi untuk kita makan Yud, dari tadi kita belum ada yang makan," Sahut Tigor yang saat itu menyuruh Yudha untuk pergi membeli makan.
" Baik bang, mana kunci motor abang,? Timpal Yuda seraya menanyakan kunci motor kepada Tigor.
" Oh itu didalam laci abang taruh Yud, sekalian belikan rokok abang juga ya, ni uangnya," Tigor kemudian memberikan selembaran uang kepada Yudha.
Setelah mendapat kunci dan juga uang dari Tigor, Yudha pun segera mengambil motor tersebut kemudian bergegas pergi menuju warung nasi yang terletak lumayan jauh dari tempat kerjanya tersebut.
Dipertengah jalan, tiba-tiba saja mobil Dina mogok. Dina yang hanya tau membawa mobil itu pun seketika panik, apalagi Juli yang terdengar menyuruh Dina untuk segera menghidupkan kembali mesin mobilnya tersebut.
" Din, gawat kali ah, udah disini sepi lagi Din, cepatlah kau hidupkan lagi Din aku takut," Sahut Juli sembari tanganyya itu terlihat menggoyang-goyangkan tubuh Dina agar segera menghidupkan kembali mesin mobil tersebut.
" Apaan si Jul, udah tau aku gak ngerti masalah mesin, gimana aku bisa hidupin lagi mesin nya ini coba,? Gimpal Dina yang sedikit kesal kepada Juli yang erus-terusan merengek kepadanya.
" Terus mau gimana kita ini Din,? gak mungkin kan kita tunggu sampek pagi disini, gue mah ogah lah Din," sahut Juli lagi yang saat itu terlihat semakin bertambah panik.
" Udah lo diem aja lah Jul, jangan bikin gue tambah bingung," bentak Dina yang terlihat semakin emosi melihat tingkah Juli saat itu.
Dan tiba-tiba saja mereka dikagetkan oleh suara kaca mobilnya itu diketuk-ketuk dari luar oleh seseorang sehingga Dina pun kemudian segera menoleh kearah kaca pintu mobil disebelahmya itu.
" Mba, kenapa mba, kok berhengi ditempat gelap seperti ini,? Apa ada yang bisa saya bantu,? Ucap suara yang tadi mengetuk kaca mobilnya tersebut yang ternyata sudah ada beberapa orang diluar mobilnya tersebut yang kesemuanya adalah laki-laki.
" Gimana ini Din,? Apa mereka berniat jahat,? Tanya Juli yang saat itu mulai merasakan ketakutan akibat melihat empat orang laki-laki tengah berada diluar mobil mereka tersebut.
" Hussst, jangan asal nuduh aja lu Jul, siapa tau mereka memang berniat baik, apalagi kita juga memang lagi butuh orang untuk membantu menghidupkan mobil ini kan,? Timpal Dina kepada Juli, padahal dia tidak tau atas apa yang menimpa mereka selanjutnya.
Dina pun akhirnya segera membuka pintu mobilnya itu, kemudian ia segera keluar disusul oleh Juli yang berada di belakangnnya sembari memegang pundak Dina. Semantara kedua mata dari para lelaki itupun seketika dibuat terbelalak saat melihat kemolekan tubuh Dina yang hanya memakai pakaian yang sangat tipis itu, sehingga memunculkan niat jahat dari para lelaki tersebut. Apalagi disaat mereka melihat belahan dari kedua gunung kembar milik Dina yang terlihat sangat jelas memantul dari balik bajunya tersebut kemudian mereka berempat pun segera mendekati Dina dan juga Juli.
" Mba-mba cantik ini mau kemana,? kenapa berhenti ditempat gelap seperti ini,? Sahut salah satu laki-laki yang berperawakan tinggi dan sangar itu kepada mereka berdua.
" Eu, mau ke kota mas, tapi kebetulan mobil kami ini mogok, dan saya juga tidak tau kenapa,? Apa mas bisa bantu hidupkan kembali mobil saya ini mas,? jawab Dina sembari bertanya kepada lelaki tersebut.
" Ohh gitu ya mba, bisa kok kebetulan teman saya ini montir mobil, jadi mba nya tidak perlu khawatir," timpal lelaki tersebut seraya menunjuk salah satu dari temannya itu. Padahal mereka punya niat yang jahat kepada Dina dan juga Juli saat itu.
" Syukur lah mas, kalau mas-mas ini bisa membantu, nanti saya akan berikan tips kok buat mas-masnya," sahut Dina yang saat itu merasa senang karena akan dibantu oleh mereka.
Namun saat itu Dina sekalipun tidak menaruh curiga terhadap keempat lak-laki asing tersebut. Karena yang ada di fikirannya saat itu ialah agar mobilnya tersebut bisa kembali hidup, apalagi mereka bilang ada yang bekerja sebagai seorang montir.
" Pucuk dicinta ulam pun tiba," gumam salah satu laki-laki jahat tersebut dalam hatinya.
Bersambung>>>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments