Dan pada akhirnya, Dina pun segera mendonorkan darahnya tersebut untuk segera menolong Yudha. Sementara July dan Tigor terlihat menunggu proses donor darah yang sedang Dina lakukan.
" Mohon maaf non, apakah pak Broto ayahnya non Dina tau , kalau non Dina mendonorkan darahnya untuk Yudha non,? Tanya Tigor kepada Juli.
" Bapak tenang saja, semua sudah diatur sama Dina, yang terpenting kalian juga bisa menjaga rahasia ini ya pak," ujar Juli menjelaskan kepada Tigor.
" Oh syukurlah kalau begitu non, karena saya sangat takut pak Broto nanti marah apabila ia tau kalau non Dina mendonorkan darahnya untuk Yudha yang hanya seorang security non," timpal Tigor sambil menghela nafas panjang.
" Bapak tidak perlu khawatir, lagian bagi kami dan terutama untuk Dina, mas Yudha adalah seorang malaikat penyelamat yang di datangkan oleh Tuhan disaat kami sedang dalam bahaya pak, jadi wajar saja apabila Dina jiga membantu mas Yudha kan,? Sahut Juli kembali meyakinkan Tigor agar ia tidak khawatir.
" Saya mewakili Yudha mengucapkan banyak terimakasih kepada non dan juga non Dina yang sudah mau membantu teman saya Yudha ya non," ucap Tigor yang segera mengucapkan rasa terimakasihnya itu kepada Juli.
" Sama-sama pak, ini gak sebanding dengan pengorbanan yang telah dilakukan mas Yudha untuk kami pak," timpal Juli sembari tersenyum kearah Tigor.
Setelah beberapa waktu, tak lama kemudian proses donor darah pun akhirnya telas selesai dilakukan oleh Dina, sehingga Tigor dan juga Juli pun segera masuk kembali ke dalam ruangan Yudha.
" Gimana Din udah siap,? Tanya Juli kepada Dina.
" Udah Jul, untungnya darag gue cocok sama mas Yudha, jadi agak lumayan cepatlah prosesnya. Ya gue berharap dengan ini mas Yudha bisa segera pulih ya Jul," timpal Dina menjawab pertanyaan Juli kepadanya.
" Syukurlah kalo gitu Din, gue juga ikut senang dengarnya," sahut Juli dengan perasaan senang.
" Iya Jul, tapi kita gak bisa lama-lama nanti disini, kalau bisa kita cepat pulang. Jadi pas papa pulang kita sudah ada di rumah Jul," ucap Dina yang mengingatkan sahabatnya itu.
" Gue gimana elu aja Din, gue ikut apa kata lu aja lah," timpal Juli.
" Ya sudah, bentar-bentar lagi aja kita balik ya, sekalian nunggu hasilnya sebentar lagi," ucap Dina sembari kedua matanya ia arahkan kepada Yudha yang saat itu masih terlihat terbaring diatas ranjang rumah sakit tersebut.
" Hmmmm, tenang saja loh Din, gue yakin kok darah lo itu mampu membuat mas Yudha segera pulih, apalagi darah dari seorang yang lagi kasmaran, wkwkwkwk," celoteh Juli kepada Dina sambil terkekeh.
" Apaan Sich lo, ada-ada aja dech," timpal Dina sembari raut wajahnya itu seketika terlihat memerah akibat kenak kick oleh juli, sehingga ia pun kini jadi semakin salah tingkah dibuat sahabatnya itu.
" Hahahhaha, emang bener kan,? Ia gak pak Tigor,? Sahut Juli sembari bertanya kepada Tigor yang pada saat itu jjga terlihat tersenyum.
" Waduh, kalau nanyanya sama saya, ya saya tidak tahu non, mungkin non Dina sendiri yang tau itu heheh," jawab Tigor yang malahan ikut terkekeh.
" Ohhh jadi gitu ya pak, sekarang udah mulai bersekongkol sama Juli, hmmmmm," ucap Dina sembari memicingkan matanya kearah Tigor.
" Ampun non, saya gak berani," timpal Tigor.
Tak terasa, mereka bertiga pun terlibat percakapan seru. Hingga pada akhirnya Dina dan juga Juli pun memutuskan untuk segera pulang, itu karena dia tahu sebentar lagi ayahnya tersebut pasti bakalan segera pulang kerumah.
" Jul, lebih baik kita segera pulang saja ya, lagian kalo nunggu mas Yudha takutnya kelamaan, soalnya sebentar lagi sudah waktunya papah pulang," sahut Dina yang segera mengajak Juli untuk segera pulang.
" Ya sudah Din ayok," timpal Juli singkat.
" Pak, saya titip mas Yudha ya pak, ini nomer kontak saya, kalau ada kabar mengenai mas Yudha tolong kabari saya ya pak. Sekalian nomer ini kasihkan sama mas Yudha apabila dia sudah bisa bangun," ucap Dina sembari ia memperlihatkan nomernya tersebut kepada Tigor.
" Siap laksanakan non," sahut Tigor kemudian bergegas ia langsung mencatatkan nomer Dina itu yang nantinya akan dia kasihkan sama Yudha.
" Ya sudah kalau begitu kami pamit pulang dulu ya pak, ini ada sedikit dari saya untuk bapak belikan makanan atau rokok bapak , karena bapak sudah mau menjaga mas Yudha," ucap Dina sembari memberikan beberapa lembar uang kertas kepada Tigor.
" Terimkasih banyak ya non, padahal saya ikhlas kok non," timpal Tigor seraya tangannya itu segera mengambil uang pemberian Dina tersebut.
" Iya pak saya juga tau kok, anggap saja ini untuk bekal bapak ya," timpal Dina.
Setelah memberikan uang tersebut, Dina dan juga Juli pun bergegas berjalan keluar ruang perawatan tersebut untuk segera pulang kerumahnya.
" Memang Yudha ini selalu membawa keberuntungan untukku, terimakasih Tuhan," gumam Tigor seraya segera menyimpan uang pemberian tersebut kedalam saku baju kemejanya itu.
Tak berselang lama, Dina dan juga Juli pun akhirnya telah sampai dirumah, kebetulan juga pada saat itu pak Broto belum pulang sehingga mereka berdua pun bergegas masuk kedalam kamar, kemudian segera merebahkan tubuh mereka berdua itu keatas tempat tidur milik Dina tersebut.
" Syukurlah Jul papaku ternyata belum pulang, jadi kita gak harus beralasan ini itu ya kan, tapi tadi lu udah bilang sama pak Ratno agar dia gak bilang sama papa,? Ucap Dina sembari bertanya kepada Juli.
" Tenang my Bestie, udah gue bilang kok sama pak Ratno supaya tutup mulut, sekalian gue kasih buat beli rokok, hehehe," timpal Juli sembari terkekeh.
" Wah, wah, wah, ternyata pintar juga otak lo ya Jul, gak nyangka gue," sahut Dina sembari menepuk jidat sahabatnya itu.
Sementara itu di rumah sakit, Yudha akhirnya telah sadar dan kini ia terlihat sedikit lebih bugar, bahkan ia sekarang bisa langsung berbicara dengan Tigor.
" Bang Tigor, ngapain abang bengong sendiri disitu bang,? Tanya Yudha kepada Tigor sesaat setelah ia membuka kedua matanya tersebut.
" Buset dah ah, buat jantungan aja kau Yud, udah bangun rupanya dikau,? Sahut Tigor dengan kagetnya.
" Lagian sich abang pun malah bengong disitu, entar kesambet baru tau rasa loh, hahah," timpal Yudha sembari tertawa melihat tingkah dari Tigor.
" Ada-ada aja kau Yud, gimana udah enakan sekarang,? Tigor pun bertanya kepada Yudha.
" Alhamdulillah bang udah enakan bang, bahkan sekarang badanku serasa segar bang," ujar Yudha menjelaskan ķeadaanya itu kepada Tigor.
" Syukurlah Yud, jadi biar bisa segera keluar dari rumah sakit ini," timpal Tigor kepada Yudha sembari segera menghampirinya.
Bersambung>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments