#2 Dunia malam Sang Anak Ceo

Berbanding terbalik dengan kehidupan Yudha, Dina, anak semata wayang dari seorang bos besar dimana Yudha bekerja, kehidupan Dina seakan tidak terlepas dari dunia hiburan malam. Sehari-harinya ia habiskan dengan teman-temannya untuk berfoya-foya. Maklum lah, namanya juga anak seorang bos, apalagi Dina juga punya usaha sendiri, sudah pasti masalah materi tidak terlalu ia khawatirkan.

"Din, malam ini kita kemana,? ucap seorang perempuan yang diketahui itu adalah Yuli. Dia merupakan sahabat sekaligus orang yang akan selalu ada di sisi Dina kemanapun Dina pergi.

"Aku bosan tempat kemarin, lebih baik kita ganti suasana aja Yul," sahut Dina kepada Yuli sembari ia terlihat sedang sibuk memakaikan pernak-pernik miliknya tersebut untuk dipakai ke sebuah club malam di kota tersebut.

" Enaknya dimana ya Din,? Aku bingung kalau disuruh nyari lokasi yang pas," sahut Yuli kembali kepada Dina seraya iapun terlihat ikutan sibuk mendandani Dina kala itu.

"Hmmmmm, kalo menurut aku sih, lebih baik kita pergi ketempat yang dulu pernah kita datangi itu Yul, apa namanya aku lupa lagi Yul," Dina pun langsung mendongakkan kepalanya keatas sambil tangannya dia letakkan di dagunya sambil berfikir.

" Yang mana sich Din,? Lagian kan hampir semua club malam di kota ini pernah kita datangi, mana tau lah aku yang mana Din," sahut Yuli yang malah terlihat kebingungan.

"Aaaaa, aku baru ingat, kita ke Denzo aja Yul, disana Dj nya mantep-mantep, belum lagi audio dan suasananya yang menurutku sangat cocok untuk kita malam ini, cemana setuju gak,? Tanya Dina kepada Yuli

"Oh Denzo itu ya, ya udah kita kesana aja lah biar hepi-hepi kita malam ini Din," sahut Yuli mengiyakan ajakan Dina untuk pergi ke tempat tersebut.

Denzo adalah nama sebuah club malam yang cukup terkenal di kota tersebut. Hampir setiap malam club tersebut beroprasi, terkecuali pada hari-hari tertentu saja club tersebut pun tutup.

" Ya udah ayo kita berangkat Yul, keburu malam kali, payah kita di jalan nanti," ajak Dina kepada Yuli, seraya ia segera berkemas kemudian bergegas keluar kamar dan menuju ke garasi mobil miliknya tersebut.

Setelah itu, mereka berdua pun langsung berangkat menuju tempat yang mereka bilang tadi yaitu Denzo club yang terletak di seputaran jantung ibu kota tersebut. Di sepanjang jalan, Dina maupun Yuli sama-sama mengisap rokok mereka masing-masing. Hingga, sekitar setengah jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka telah sampai di depan pintu masuk Club tersebut. Dina kemudian segera memarkirkan kendaraanya kemudian mereka bergegas masuk kedalam Club.

"Tuh kan Yul, apa gue bilang, jam segini aja udah rame, apalagi nanti," ucap Dina sambil matanya melirik kearah July.

" Benar sekali apa yang elo bilang Din, musiknya pun enak-enak", timpal Yuli kepada Dina.

" Sekarang lo pesankan minuman, sekalian barang itu jangan lupa ambil dua ya Yul, aku tunggu disini," ucap Dina yang menyuruh Yuli untuk segera pergi memesan apa yang diminta oleh Dina.

" Ya udah, lo tunggu disini, biar gue pesankan dulu nimumannya, sekalian kucari dulu si pawang itu," sahut Yuli yang seketika berlalu meninggalkan Dina.

Pawang adalah sebutan mereka kepada orang yang biasa mengedarkan atau menyediakan barang berbentuk pil yang biasa orang-orang pakai sembari menikmati musik dan juga minuman yang ada di tempat tersebut. Baik Dina maupun Yuli, mereka berdua sudah tak asing dengan barang haram tersebut, karena mereka memang perlu dorongan dari barang haram tersebut agar mereka bisa lebih tinggi lagi.

" Din, ni udah dapat gue barangnya , lebih baik sekarang kita tekan dulu setengah, nanti kalo belum naik baru kita tekan yang setengahnya lagi," ucap Yuli yang sudah datang sembari ia segera memberikan pesanan tersebut kepada Dina.

" Ya udah ayok lah, tunggu apa lagi," sahut Dina yang segera menenggak barang tersebut setengah di tambah dengan di campur minuman keras yang mereka pesan tadi.

Setelah mereka menenggak barang haram tersebut kemudian mereka langsung turun ke bawah untuk menari bersama tamu-tamu lain yang sudah lebih dulu datang. Dentuman demi dentuman musik yang dimainkan oleh sang Dj, membuat Dina dan juga Yuli semakin menggila. Anggukan, liukan dan juga sesekali mereka terdengar berteriak, menambah suasana didalam Club tersebut menjadi semakin gila.

"Yul, aku belum naik nih, kita tekan lagi yang setengahnya yok," sahut Dina mengajak Yuli untuk segera menekan lagi sisa dari barang tersebut.

"Apa,? aku gak dengar Din,"

Ucap Yuli yang ketika itu kurang mendengar suara dari Dina akibat kerasnya suara musik di sana, sehingga Yuli pun sedikit berteriak kepada Dina, sehingga Dina pun seketika langsung membalas teriakan Yuli.

" Kita tekan lagi sisanya, gue belum naik Yul,"

timpal Dina kepada Yuli yang kini diapun berteriak kearah telinga Yuli. Sehingga Yuli kini dapat mendengar ucapan Dina tersebut.

"Ya udah ayok", sahut Yuli seraya mereka berdua pun segera berbalik menuju ke arah meja tempat minuman mereka berada, kemudian mereka berdua pun langsung menenggak kembali sisa barang mereka tadi.

Setelah itu mereka kembali ke ketempat semula, musik silih berganti, torsi pun semakin keras terdengar, hingga ketika sudah dirasa cukup, akhirnya mereka berdua pun segera beranjak pergi dari club tersebut. Dina terlihat sedikit sempoyongan, begitupun dengan Yuli yang juga hampir sama keadaanya seperti Dina, tapi itu sudah biasa bagi mereka berdua, hingga akhirnya mereka sudah berada di dalam mobi. Kemudian segera bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut dan langsung pulang dalam keadaan mabuk berat.

Berbeda dengan ketika mereka pergi, kini perjalanan mereka pulang terasa sungguh lama, itu karena kondisi mereka berdua yang tengah mabuk. Hingga akhirnya sekitar pukul 04:30 Wib, mereka berdua pun tiba di rumah Dina dan segera masuk kedalam kamar, kemudian merekapun tertidur dengan pakaian dan pernak-pernik hiasan yang masih melekat pada mereka berdua.

Bagi ayah nya, hal tersebut sudah biasa untuknya. Disaat dia melihat anaknya pulang dalam keadaan mabuk berat, apalagi karena kesibukannya mengurus perusahaan dan juga beberapa bisnis lainnya, sehingga terkadang ayahnya tersebut juga boleh dikatakan tidak pernah ada waktu untuk anaknya itu. Dan mungkin itulah alasan kenapa Dina lebih banyak menghabiskan waktu diluar daripada di rumahnya sendiri.

Dan boleh dibilang, Dina maupun Yuli adalah anak-anak yang broken home, sehingga mereka berdua lebih senang ketika menghabiskan hari-harinya ditempat yang memang membuat mereka merasa bahagia. Walaupun apa yang mereka lakukan itu adalah sesuatu yang salah, namun bagi mereka, hanya itulah yang bisa menghilangkan kepenatan dalam hidup mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Miris, mencari kebahagiaan lewat jalan yang salah 😥

2023-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!