Kondisi Yudha

Dina, pak Broto, dan juga Juli akhirnya telah tiba dirumah. Mereka bertiga akhirnya duduk di ruang tengah sembari mencoba untuk menenangkan diri mereka masing-masing.

" Dina, coba jelaskan yang sebenarnya kepada papa, kenapa bisa terjadi hal seperti ini putriku,? Tanya pak Broto kepada Dina.

Mendengar pertanyaan dari Pak Broto yang secara tiba-tiba itu pun membuat mereka berdua seketika langsung terkejut. Dina dan juga juli pun akhirnya hanya bisa menunduk dengan fikiran mereka yang kian berkecamuk, antara sedih, takut, trauma dan juga merasa bersalah kepada pak Broto. Dalam keadaan yang seperti itu, mau tak mau Dina tetap harus menjelaskan tentang kejadian tadi kepada papa nya tersebut.

" Maafkan Dina pah, Dina sudah membuat papah khawatir pah, maafkan Dina. Hiiikkksss,,,, hikkkssss,," sahut Dina kepada pak broto sembari menangis meminta maaf.

" Tidak apa-apa putriku, kalian bisa selamat dari perampokan itu saja papah sangat bersyukur sekali putriku, hanya saja papah ingin mengetahui kronologinya Din," ucap Pak Broto yang tetap meminta Dina untuk segera menceritakan tentang kejadian perampokan yang baru saja menimpa mereka berdua. Hingga akhirnya Dina pun mulai menceritakan kejadian tersebut.

" Begini pah, saat itu kami mau pergi ke kota pah, namun tiba-tiba saja mesin mobil kami itu mendadak mati, sedangkan Dina sama sekali tidak faham mengenai persoalan mesin pah, sehingga pada saat itu kami hanya bisa menunggu didalam mobil. Kemudian tidak lama berselang, kaca pintu mobil Dina ada yang mengetuk, sehingga Dina pun membaranikan diri untuk melihatnya, setelah Dina lihat rupanya ada beberapa orang laki-laki yang sudah ada disekitar mobil Dina, dan salah satu dari mereka menawarkan untuk membantu menghidupkan mesin mobil kami itu pah. Bukannya membantu, mereka malah berniat untuk memperkosa kami berdua dan juga mau menguras harta kami pah, dan disaat mereka mau melaksanakan niatnya itu, barulah mas Yudha tiba-tiba saja muncul kemudian melawan keempat penjahat tersebut sehingga kami pun akhirnya bisa diselamatkan oleh mas Yudha itu pah," timpal Dina yang menceritakan kronologis kejadian tersebut kepada papahnya.

" Hmmmmm, untung saja ada nak Yudha kebetulan lewat kesana, kalau tidak entah apa yang akan terjadi terhadap kalian berdua," sahut pak Broto sembari menghela nafas panjang.

" Iya pah, untung saja ada mas Yudha pah, Dina berhutang nyawa kepada mas Yudha pah," timpal Dina kepada pak Broto.

" Ya sudah, ini kamu jadikan pelajaran untuk kedepannya putriku, apalagi kalau sempat ibumu tahu kejadian ini sudah pasti dia akan syok berat nak," terdengar pak Broto mengingatkan agar kejadian ini dijadikan sebagai pembelajaran untuk mereka berdua.

" Iya pah, kedepannya Dina akan lebih berhati-hati lagi pah," sahut Dina yang segera mengiyakan nasihat dari papahnya tersebut.

" Ya sudah sekarang lebih baik kalian beristirahat, karena besok papah rencana mau menjenguk Yudha di rumah sakit," ucap pak Broto yang menyuruh Dina dan juga juli untuk segera beristirahat.

Setelah mendengar perintah dari papahnya tersebut, Dina dan juga Juli pun akhirnya segera beranjak dari tempat duduknya tersebut lalu berjalan pergi meninggalkan pak Broto yang saat itu masih duduk sembari tangannya tersebut terlihat sedang memegangi keningnya.

" Jul, gue masih kefikiran sama mas Yudha Jul, gue khawatir dia kenapa-kenapa Jul," ucap Dina.

" Sama juga lah Dina, bagaimanapun juga kan mas Yudha lah yang telah menyelamatkan kita Din, gue juga khawatir sama dia Din," timpal Juli yang pada saat itu juga merasa khawatir.

" Cobak saja waktu itu kita minta nomernya, setidaknya kita bisa menanyakan keadaannya langsung ya kan Jul,? Tanya Dina kepada Juli.

" Nah itu Dia Din, gue juga baru kefikiran sekarang," timpal Juli .

" Jadi kita harus bagaimana Jul,? Gak mungkin kita diam saja kan Jul,? tanya Dina yang merasa semakin mengkhawatirkan tentang keadaan Yudha saat ini.

" Hmmmm gimana ya Din, bagusnya kita ikut saja besok pagi sama papa lo itu Din, gimana,? Sahut Juli memberi masukan kepada Dina.

" Gimana kita bisa ikut Jul,? Sedangkan papah pasti tidak akan mengijinkan kita untuk keluar dalam beberapa waktu ini Jul, lo tau sendiri kan kita baru ngalamin kejadian apa,? ucap Dina yang semakin bingung.

" Hmmmm, iya juga ya Din, berarti kita memang harus mencari cara yang lain lah kalo begitu Din," timpal Juli yang saat itu pun tengah merasakan kebingungan.

" Ya sudah Jul, besok kita akan cari tahu bagaimana caranya agar kita bisa menjenguk mas Yudha," timpal Dina yang memberi saran kepada Juli.

" Oh pas itu Din, biar sekarang kita istitahat saja dulu, karena kalau kita mikirnya sekarang terus terang gak bakalan dapat ide Din," sahut Juli yang merasa saran dari Dina itu memang benar adanya.

Setelah itu mereka berdua pun akhirnya memutuskan untuk segera tidur. Juli pada saat itu terlihat telah tertidur duluan dengan begitu pulasnya, sedangkan Dina sendiri entah kenapa ia tidak dapat memejamkan kedua matanya itu. Bahkan kini yang ada di fikirannya itu ialah Yudha.

" Hmmmmm, kenapa gue bisa kefikiran terus sama mas Yudha ya,? Terus bagaimana keadaanya sekarang,? Apakah dia baik-baik saja atau telah terjadi sesuatu yang buruk kepadanya,? Tuhan, terimaksih banyak telah menghadirkan malaikat penolong untukku ya tuhan, jangan biarkan ia kenapa-kenapa," gumam Dina dalam hatinya itu sembari berdoa untuk keselamatan Yudha.

" Ini semua salahku karena memaksakan kehendak, padahal kalau besok pergi mungkin tidak akan pernah terjadi kejadian ini kepadaku, gue harus berubah, gue tidak bisa terus-terusan menghabiskan waktu di dunia malam lagi," kembali Dina bergumam dalam hatinya.

" Ahhhhh, kenapa juga kau sangat tampan mas Yudha, apalagi dengan gagahnya kau telah menyelamatkan kami berdua dari upaya perampokan tadi," ujar Dina memuji akan ketampanan Yudha dan juga keberanian Yudha saat melawan keempat penjahat tersebut. Dan tak berselang lama, lambat laun akhirnya Dina pun seketika itu langsung tertidur lelap akibat kelelahan.

Sementara itu, Tigor terus berusaha mencarikan pendonor darah yang cocok untuk Yudha.

" Mau mencari kemana lagi agar bisa segera mendapatkan darah tersebut. Sedari tadi aku telah berkeliling, bahkan telah ku sebar di beberapa grup namun tetap saja belum juga ada orang yang bergolongan darah seperti golongan darah yang dimiliki oleh Dimas,"

Hingga akhirnya dia mutuskan untuk kembali ke rumah sakit untuk segera melihat kembali keadaan dari Yudha.

" Sebaiknya aku kembali saja dulu ke rumah sakit, mudah-mudahan besok ada orang yang golongan darahnya sama dengan Yudha, sehingga Yudha bisa segera pulih kembali seperti sedia kala" gumam Tigor seraya melajukan kendaraanya tersebut menuju kearah rumah sakit.

Bersambung>>>>>

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!