# Bagian 9

Sesampainya mereka di kantin yang di tunjukkan oleh Yudha, Dina dan juga Juli pun segera memesan minuman untuk mereka bertiga.

" Mas Yudha, kamu mau minum apa mas,? Tanya Dina kepada Yudha yang saat itu masih tetap berdiri di hadapan mereka berdua.

" Oh ia maaf non, saya tidak berani non, lebih baik non berdua saja yang minum ," sahut Yudha dengan sopan kepada Dina.

" Gak apa-apa kali mas, anggap saja ini bentuk rasa terimakasih saya sama kamu," timpal Dina yang terdengar masih membujuk Yudha untuk mau minum bersama mereka.

" Beneran non, saya tidak berani, apalagi nanti diketahui oleh bapak non. Dan bukan niat saya untuk menolak rejeki, namun disini ada peraturan, apalagi non ini adalah putri dari pemilik perusahaan ini non, maafkan saya ya non," ucap Yudha memberi pengertian kepada Dina.

" Hmmmm, baiklah kalo begitu mas," sahut Dina singkat dengan raut wajahnya yang sedikit kecewa.

Sementara Juli saat itu terlihat terus menatap kearah Yudha, sehingga Dina yang melihatnya pun segera menepuk pundak sahabatnya tersebut.

" Hayoooo, meleleh hatimu kan jul, gue bilang juga apa, gak usah sok-sokan mau nantang," sahut Dina

" Iya, iya, soalnya dia handsome banget sich, apalagi dia sangat sopan, hmmmmm siapa sich yang gak akan meleleh Din," timpal Juli dengan sembari berbisik kearah telinga Dina.

" Mas Yudha duduk saja mas, nanti mas lelah loh berdiri saja mas," ucap Dina yang menyuruh Yudha untuk segera duduk.

" Tapi non," belum sempat Yudha melanjutkan ucapannya tersebut pun tiba-tiba langsung dipotong oleh Dina.

" Gak usah tapi-tapi, sekarang saya menyuruh kamu untuk segera duduk," sahut Dina yang memotong ucapan Yudha barusan.

" Ba, baik non kalo begitu," timpal Yudha yang akhirnya segera duduk di kursi yang sedikit jauh dari mereka berdua.

" Nah kalo gitu kan cakep mas, ini kan juga termasuk perintah dari atasan mas kan,? Ucap Dina kembali kepada Yudha.

" I,, iya non Dina maaf," sahut Yudha yang kini terlihat gugup dihadapan Dina.

Dina dsn juga Juli tampak asyik mengobrol berdua, walau sesekali pandangan mata Dina terlihat mengarah kepada Yudha. Begitu pula dengan Yudha, yang tanpa disadari oleh Dina, ia sesekali menyorotkan pandangan matanya tersebut kearah Dina.

" Duh, udah cantik, kaya raya, baik hati pula non Dina itu. Sepertinya, semua lelaki pasti akan berharap menjadi pasangannya, sedangkan aku hanya bisa bermimpi saja hehheheh," gumam Yudha berkata-kata dalam hatinya.

Derrtttttt....!!!!!

Derrrrttttt...!!!!

Derrttttt....!!!

Ponsel Dina pun terlihat bergetar, tanda ada sebuah panggilan masuk ke ponselnya tersebut. Dina pun akhirnya segera meraih ponselnya itu kemudian Dina pun segera menerima panggilan tersebut.

" Dimana kamu sekarang putriku,? Apa kamu sudah pulang,? Terdengar suara dari pak Broto bertanya kepada Dina.

" Dina masih disini kok pah, ini masih di kantin sama juli. Ada apa pah,? sahut Dina kepada ayahnya tersebut.

" Ohh, papa kira kamu sudah pulang putriku, apa Yudha juga masih disana,? Tanya pak Broto kepada Dina yang menanyakan tentang Yudha.

" Iya pah, Dina sambil minum kopi disini pah. Oh Yudha juga masih disini pah, memang Dina suruh dia kawani, apa papah mau ada perlu sama dia pah,? Kini Dina yang terdengar balik bertanya.

" Enggak Din, papah cuma nanya aja, takutnya dia gak disitu, kasian kalian berdua nanti kalo gak ada yang jagain," sahut pak Broto.

" Kirain ada perlu sama Yudha pah, ya udah Dina tutup telfon nya ya pah," timpal Dina seraya segera menutup panggilan telfon dari ayahnya tersebut.

" Maaf Non, tadi saya tidak sengaja mendengar nama saya di sebut-sebut non, ada apa ya non,? Apa bapak marah sama saya ya non,? Tanya Yudha kepada Dina yang saat itu penasaran dan juga sedikit merasa khawatir.

" Tenang aja mas, gak ada apa-apa kok, mas tidak usah khawatir. malah papah senang karena mas Yudha mau menemani kami berdua disini mas," sahut Dina seraya menjelaskan kepada Yudha agar dia tidak perlu merasa khawatir.

Yudha yang mendengar penuturan dari Dina pun akhirnya bisa merasa sedikit tenang, karena apa yang dia khawatirkan itu rupanya tidak terjadi.

" Syukurlah non, saya takut sekali bapak marah, apalagi saya disini bekerja belum lama non," ucap Yudha dengan tuturnya yang lebut seraya ia terlihat sesekali menarik nafasnya tersebut.

" Ada-ada saja mas Yudha ini, lagian kan mas lagi jalankan tugas juga kan,? Manalah mungkin papah marah mas-mas," sahut Dina. Sembari terlihat kedua mata mereka pun kini saling bertatapan, sehingga Juli yang melihat itupun seketika bereaksi.

" Din udah sore nih, ayok lah kita pulang, biar mandi kita Din," sahut Juli yang membuat Dina dan juga Yudha seketika itu pun langsung terlihat saling melemparkan pandangan mata mereka masing-masing.

" Oh iya, udah sore aja rupanya Jul, yaudah ayok kita balik Jul," timpal Dina.

" Mari non saya antar kembali keruangan bapak," Sahut Yudha yang saat itu tahu kalau Dina akan segera pulang.

Setelah mereka sampai diruangan pak Broto, Dina pun segera pamit kepada ayahnya tersebut.

" Pah Dina pulang ya pah, soalnya udah sore," ucap Dina kepada ayahnya tersebut.

" Ya sudah, kalian hati-hati dijalan ya," jawab pak Broto seraya mengingatkan anak semata wayangnya itu untuk tetap berhati-hati.

" Baik pah, Dina akan berhati-hati kok," timpal Dina yang segera mencium kening dan tangan ayahnya itu seraya segera beranjak pergi dari ruangan ayahnya tersebut.

" Yudha, kamu antarkan putri dan temannya ini ke bawah ya," sahut pak broto kepada Yudha.

" Siap laksanakan pak," timpal Yudha singkat namun tegas.

Yudha pun akhirnya segera mengantarkan anak pimpinannya tersebut kembali menuju area parkir dimana mobil Dina berada.

" Terimaksih ya mas, sudah mau menemani selama kami berada disini," ucap Dina kepada Yudha setelah mobil yang di kendarai Dina telah berada di portal keluar perusahaan tersebut.

" Sama-sama non, sudah tugas dan kewajiban saya disini non," sahut Yudha sembari membukakan portal agar bisa dilewati kendaraan Dina.

Setelah kendaraan tersebut keluar dari sana, Yudha pun segera kembali ke pos. Dilihatnya bang Tigor tengah sibuk memperhatikannya.

" Ada apa bang,? Macam lihat hantu aja,? tanya Yudha kepada Tigor.

" Dari bau-baunya sich, nampaknya ada yang lagi berbunga-bunga nih," sahut Tigor kepada Yudha sembari tersenyum.

" Oalah,,, apa lah bang Tigor ini, biasa aja kali bang, memangnya ada yang aneh gitu,?

" Hmmmm, yang udah nemani anak big bos, jelas berbunga-bunga lah, hehehhehe," timpal Tigor sehingga Yudha pun jadi salah tingkah dibuatnya.

Berasambung>>>>

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!