# Bagian 6

" Yud, besok kau mau kemana,? Tanya Tigor kepada Yudha.

" Gak tau sich bang, rencana mau dirumah saja bang istirahat," sahut Yudha memberitahu kepada bang Tigor kalau besok dia tidak ada rencana kemanapun.

" Daripada kau berlumut di dalam rumah, bagusan kau ikut abang aja Yud, mau gak,? Timpal Tigor seraya mengajak Yudha untuk ikut dengannya.

" Loh emang mau kemana bang,? Tumben-tumbenan abang ngajak aku. Biasanya abang sama keluarga abang,? Tanya Yudha kepada Tigor yang terlihat penasaran.

" Iya sich, maksud abang gini loh Yud, besok kan rencananya abang sama anak istri abang mau ke kampung istri abang di Bogor Yud. Nah, kebetulan saudara abang mobilnya itu sedang nganggur, jadi bisa abang pakai untuk pergi ke Bogor. Tapi masalahnya itu, abang tak bisa pulak bawak mobil, hehehheheh," sahut Tigor seraya terkekeh karena dia memang selama ini belum pernah sekalipun membawa mobil.

" Hmmmm, pantas lah kalo gitu, ternyata aku juga yang jadi sasaran abang buat jadi sopir, iya kan bang,? timpal Yudha kepada Tigor, yang memang Yudha sudah tau tujuan Tigor mengajaknya untuk ikut ke kampungnya tersebut.

" Nah itu kan kau tau sendiri Yud, daripada aku sewa lagi sopir, bagusan ku kasih duitnya sama kau Yud, kan itung-itung kusewa lah kau jadi sopir pribadiku, hahahahha,' Tigor pun terkekeh kali melihat expresi daei Yudha yang seolah jijay ( jijik ) melihat tingkah Tigor.

" Entah apa lah abangku yang satu ini, macam senang kali kulihat," timpal Yudha yang merasa gelik melihat Tigor cengengesan seperti anak-anak yang baru dapat hadiah mainan tersebut.

" Ayok lah adikku yang paling ganteng, mau ya,? mau ya,? Maulah Yud, pleassseee," sahut Tigor yang malah terlihat semakin menjadi itu.

" Ya udah iya, besok jam berapa kkta berangkat,? tapi abang jemputlah aku kerumah, biar gak susah nyarik angkot lagi bang," jawab Yudha kepada Tigor yang akhirnya mau untuk membawakan mobil milik saudaranya itu.

" Nah gitu dong, itu baru namanya adik awak yang pualing ganteng se pos jaga ini, hehehhee...!

Atau gini aja Yud, kau antar abang kerumah siap itu kau bawak motor abang, jadi besok kau tinggal berangkat saja Yud, cemana kalau gitu,? tanyak Tigor kapada Yudha yang menawarkan Yudha untuk membawa motornya tersebut.

" Oh, bisa juga itu bang, biar gak bolak-balik juga nanti abang harus jemput aku lagi ya kan,? timpal Yudha yang mengiyakan tawaran dari Tigor tersebut.

" Nah itu dia maksud abang, jadinya kan gak harus bolak-balik lagi abang buat jemput kau kerumah," sahut Tigor seraya segera mengajak Yudha untuk segera masuk kembali kedalam pos.

" Ya udah, kita balik ke pos lagi Yud, nanti ditengok big bos bisa bahaya kita," ucap Tigor kemudian mereka berdua pun segera masuk kembali kedalam pos jaga mereka.

Yudha memang tidak punya motor, apalagi mobil. Itu karena setiap bulannya Yudha mengirimkan sebagian dari gajinya tersebut ke kampung untuk membantu biaya sekolah kedua adiknya tersebut. Sehingga wajar saja Yudha belum punya kendaraan dan bukan pula dia tidak menginginkan sebuah kendaraan, hanya saja dia lebih mementingkan keluarganya diatas segalanya.

Bahkan, pernah beberapa kali pak Broto menawarkan Yudha kendaraan inventaris kantor yang bisa Yudha gunakan sementara sebelum Yudha punya kendaraan pribadi, namun, tawaran dari pak Broto tersebut ia tolak. Bukan karena Yudha tidak perlu, melainkan dia tidak ingin membuat yang lain merasa dipilih kasih oleh bos nya tersebut. Yudha pun tidak mau memakai barang yang bukan kepunyaan dia, dan akhirnya alasan tersebut pun dapat diterima oleh Pak Broto. Itulah kenapa pak Broto sangat menghargai prinsip yang dimiliki oleh Yudha.

Walaupun begitu, Yudha termasuk orang yang gampang menerima ilmu. Terbukti, hanya dengan melihat saja, Yudha tidak kesulitan untuk bisa mempraktekkan apa yang dipelajarinya tersebut, termasuk kehalian dia dalam membawa motor ataupun mobil yang tanpa belajar dahulu.Ya, boleh dikatakan dia tipe yang otodidak alias belajar sendiri tanpa di ajari oleh orang lain.

Hari pun kini sudah beranjak sore, jam di tangan Yudha telah menunjukan pukul 17:30 wib. Itu menandakan sebentar lagi mereka akan segera pulang. Yudha pun segera membereskan alat-alat di dalam pos tersebut, termasuk juga barang-barang miliknya itu ia masukan segera kedalam tas ransel warna hitam miliknya tersebut.

Beda halnya dengan bang Tigor, dia tidak pernah membawa barang-barang setiap masuk kerja.Itu karena jarak rumah bang Tigor yang hanya sekitar lima menit saja jarak dari rumah ke tempat kerja, sehingga kapan pun dia bisa pulang dulu kerumah.

" Yud, ayok kita pulang, soalnya udah maghrib," sahut bang Tigor yang terdengar mengajak Yudha untuk segera pulang.

" Oh iya bang, ayok lah bang, biar aku ikut shalat maghrib dulu dirumah abang ya," sahut Yudha kepada Tigor seraya dia akan menumpang sholat maghrib dirumahnya tersebut.

Tigor sebenarnya beragama Kristen, dan Yudha pun tau akan hal itu. Namun itu tidak menjadi suatu halangan buat mereka berdua. Bahkan ketika tau Yudha sedang puasa, Tigor yang tau pun terkadang malah ikutan puasa. Itu karena dia sangat menghormati kepercayaan juniornya tersebut, begitu pula sebaliknya, Yudha pun demikian, ketika Tigor ada acara agama mereka, Yudha pun menghormati kepercayaan Tigor dengan tidak lernah sekalipun mengusik tentang keyakinan yang dianut oleh Tigor tersebut.

" Oh boleh Yud, biar abang nanti suruh istri abang untuk siapkan tempat," sahut Tigor seraya mereka berdua pun akhirnya segera meninggalakan perusahaan tersebut kemudian langsung menuju rumahnya Tigor.

Sesampainya dirumah, Yudha segera ijin untuk mngambil air wudhu sekalian langsung sholat maghrib.

" Kak aku ijin numpang ke kamar mandi ya kak sekalian mau sholat," ucap Yudha kepada istri Tigor.

" Iya Yud silahkan, kakak juga sudah siapin ruangan untuk kamu melaksanakan shalat maghrib," sahut istrinya Tigor, seraya tangannya terlihat menunjukan sebuah ruangan yang nantinya akan digunakan sholat oleh Yudha.

Setelah sholat, Yudha segera pamit untuk pulang, karena besok dia harus balik lagi kerumah Tigor.

" Bang, kak, saya ijin pamit pulang dulu ya, besok pagi aku akan balik lagi kemari," ucap Yudha kepada Tigor dan juga istrinya tersebut.

" Oh iya Yud, besok jangan lupa jam delapan ya Yud," sahut Tigor seraya mengingatkan Yudha untuk datang jam delapan pagi. Kemudian Yudha pun segera beranjak bangkit dari tempat duduknya, kemudian Yudha bergegas kost-kostan yan tersebut.

Yudha memacu kendaraan tersebut lumayan kencang, hingga akhirnya hanya butuh sepuluh menit saja kini Yudha telah sampai di depan kosnya tersebut.

Keesokan paginya, Yudha segera berangkat menuju kerumah Tigor, kemudian mereka pun akhirnya berangkat ke Bogor menuju kerumah orang tua istrinya Tigor. Dan hanya butuh waktu dua jam akhirnya mereka telah sampai di kampung tersebut sekitar pukul 08:30 Wib. lalu sore ya merekapun akhirnya balik.

Bersambung>>>

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!