Nisa pulang ke rumah dengan membawa dua ember yang cukup besar yang berisi Cucian pakaian.
" Dari mana kamu?" Tanya Yudi yang sudah berdiam diri di depan pintu
" Habis mengambil cucian tetangga kang " jawab Nisa
" Yang kamu pikirkan hanya cucian Cucian dan Cucian, apa kamu tidak memikirkan Ku yang sudah kelaparan Hah!!" bentak Yudi membanting ember yang sudah Nisa simpan
" Maaf Kang, tadi aku mau masak cuman Berasnya habis " Lirih Nisa takut
" Alah, alasan saja kamu, untuk apa kamu nyuci baju orang setiap hari kalo gak ke beli berasa hah! " kesal Yudi
" Apa sih kang marah-marah terus, aku setiap hari nyuci bukan berarti aku punya uang, apa akang gak mikir setiap hari aku sendirian yang mencari uang, Upah dari hasil mencuci tidak mencukupi kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya perut yang harus di pikiran tapi token listrik, uang Sampah, uang keamanan, belum lagi jika ada kebutuhan mendadak, Akang pikir itu semua di bayar pakai apa?" kesal Nisa yang sudah di ubun-ubun " Pake Daun! " Lanjut Nisa
plak..
Satu tamparan mendarat di pipi Nisa karena Yudi sudah kehilangan akal nya " Berani kau menatapku dan membentak ku hah!!!"
Nisa memegangi pipi nya yang sakit akibat tamparan Sang suami " Jika akang menikahi ku hanya ingin numpang hidup lebih baik kita bercerai, karena aku sudah tidak tahan hiks.." Teriak Nisa
Mungkin jika Yudi bersikap lembut dan bisa saling membantu dalam hal kebutuhan rumah tangga mungkin Nisa tidak akan semarah ini, namun Yudi memang tidak ada sedikit pun yang bisa di lakukan Yudi, hanya tidur Dan makan, jika di suruh kerja serabutan pasti menolak dengan dalih dia lulusan S1 mana cocok kerja serabutan.
" Neng, neng gak serius kan bicara seperti itu?" Tanya Yudi yang berubah menjadi lembut
Nisa masih menatap sang suami dengan tatapan tajam " Akang Sangat mencintai Neng, jadi Neng jangan ngomong seperti itu lagi ya, Hati Akang sakit dengarnya " Pinta Yudi
" Jika Akang tidak ingin kehilangan Neng, maka carilah kerjaan, tuh pak Somad sedang membutuhkan tenaga kuli Bangunan pergi lah kesana " ucap Nisa meninggalkan Yudi.
Yudi langsung sumringah karena Nisa memaafkan dirinya " Baik Neng, Akang pergi kerumah Pak Somad sekarang " Ucap Yudi yang langsung pergi meninggalkan rumah
" Maafkan aku kang, bukan aku ingin durhaka dengan cara membentak akang tapi kalo gak begitu akang akan terus diam di rumah dan marah-marah mempermasalahkan makanan " Batin Nisa yang melanjutkan aktivitas nya " Maafkan Aku ya Allah, Karena Aku sudah berani Melawan Suamiku "
Adzan Dzuhur berkumandang " Untung jemuran sudah di jemur semuanya " ucap Nisa mengusap keringat dengan tangannya
Nisa pergi ke kamar mandi untuk mandi dan sekalian mengambil air Wudhu, lalu pergi ke kamar untuk melakukan Kewajiban nya, usai sholat Nisa tidak langsung membuka mukenanya dia membaca Alquran terlebih dahulu walaupun hanya satu ayat dua ayat yang penting mengaji, tidak lupa Nisa mendoakan sang suami agar di perumahan dalam kerjaannya.
Setelah sholat, Nisa langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang, Nisa memasak hanya makanan yang sederhana, cah kangkung, Tempe dan sambel " Sudah beres, aku mau lihat cucian dulu " gumam Nisa
Nisa mengambil pakaian yang sudah kering di samping rumah " Neng "
" Iyah Bi " jawab Nisa
" Besok, Neng ada kerjaan tidak? " Tanyanya
" Seperti nya tidak ada Bi, Ada naon ya ?" Tanya Anisa
" Oh sukur kalo begitu, besok sore di rumah bibi mau ada sukuran, bibi belum menemukan tukang masak, apa Neng bisa?" tanya Bibi itu
Nisa selain mengambil cucian tetangga, Nisa juga sangat pintar dalam hal memasak, dan para warga juga sangat tau betul bagaimana masakan Nisa yang cukup lumayan lezat.
" Oh begitu, boleh Bi besok pagi saya akan pergi ke rumah bibi siapkan saja semua bahannya ya bi " Ucap Nisa senang karena akan mendapatkan rejeki yang cukup.
" Nuhun ya neng "
" Sami-sami Bi " Ucap Nisa langsung membawa cucian kering nya kedalam rumah dan melipatnya
Jam sudah menunjukan jam empat sore, Nisa baru saja menyelesaikan sholat ashar
" Assalamu'alaikum neng " ucap Yudi yang baru saja datang
" Wassalamu'alaikum kang " Ucap Nisa berjalan ke ruang tamu
" Lihat nih, akang bawa uang lima puluh ribu " ucap Yudi senang lalu memberikannya kepada Nisa
" Alhamdulillah.. kalo begitu akang mandi dulu terus sholat ashar, setalah itu baru makan " ucap Nisa
" Tidak, akang mau makan dulu baru mandi soalnya perut akang sudah lapar banget " ucap Yudi mengelus perut nya karena kelaparan
" Oh, baik lah, ayo makan " Ajak Nisa
Yudi sudah duduk di kursi meja makan, Nisa mengambilkan air putih " Apa hanya ini?" tanya Yudi
" Hanya ada itu kang, besok baru Neng belikan ayam, kan akang bawa uang nya sore jadi gak bisa beli ayam " Ucap Nisa
" Hem baik lah, besok kamu beli ayam ya Akang sudah lama tidak makan ayam " keluh Yudi
" Iyan kang " jawab Nisa
Jam sudah menunjukan jam delapan malam, Yudi sudah pergi tidur karena kelelahan, sedangkan Nisa masih menyetrika baju milik tetangga nya
" Ini harus beres malam ini biar besok bisa di antar sekalian kerumah bibi " Gumam Nisa
Jam sebelas malam baru lah Nisa masuk kedalam kamar dan membaringkan tubuhnya di samping sang suami, Nisa melihat sang suami yang sudah terlelap tidur dengan mulut yang terbuka.
Nisa hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu memejamkan Kedua matanya.
~ Pagi hari
Jam empat pagi Nisa sudah bangun dari tidur nya, Nisa turun dari tempat tidur lalu masuk kedalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu, sambil menunggu adzan subuh Nisa menyempatkan untuk membuka Al-Qur'an, suara Nisa sangat merdu bahkan bisa terdengar ke rumah tetangga mungkin karena pagi sangat sunyi tidak ada suara makanya terdengar ke rumah tetangga.
Setelan siap semuanya, Nisa pergi ke tukang sayur untuk belanja ayam sesuai keinginan sang suami
" Neng Nisa " sapa ibu-ibu
" Iyah Bu " jawab Nisa ramah
Nisa memang di kenal ramah, sudah cantik ramah tidak sombong, Keramahannya lah yang membuat Warga menyukai Anisa.
" Beli apa Neng "
" Ini kang Yudi lagi ingin ayam goreng katanya " jawab Nisa sambil tersenyum
" Wah tumben Neng masak ayam, biasnya juga tahu tempe "
" Hehehe iya Bu, kebetulan saja Kang Yudi sedang ada rejeki " jawab Nisa
" Ceceu lihat kemarin Suami mu kerja di bangunan sana ?"
Nisa tersenyum " Iya Ceu, kang Yudi kerja di bangunan kang Somad, ya lumayan dari pada diam terus di rumah " jawab Nisa
Ibu-ibu sangat tau betul bagai mana kerjaan Yudi yang pengangguran dan pemalas itu, bahkan ibu-ibu sangat iba kepada Nisa yang memiliki suami tidak bertanggung jawab padahal Nisa gadis yang baik dan Soleh .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments