Setelah menempuh perjalanan selama hampir tujuh jam lamanya, akhirnya Ree sampai di negara asalnya. Dia terlihat tidak bersemangat sama sekali.
Ree memberhentikan salah satu taksi untuk mengantarnya pulang ke kediaman Scouth, wanita itu duduk di kursi penumpang dengan perasaan resah dan gelisah. Tetapi sebisa mungkin Ree harus terlihat biasa saja.
Saat taksi memasuki gerbang mansion, Ree segera menurunkan kaca mobil supaya para petugas keamanan yang berjaga mempersilahkan untuk masuk. Mereka dibuat terheran-heran dengan kedatangan sang Nona muda,karena yang mereka tahu Ree ini tidak akan pulang dalam waktu dekat.
"Tuan, Nona Rellyn baru saja datang." lapor petugas keamanan pada sang Tuan Besar melalui panggilan telepon.
"Rellyn?" sama seperti para pekerjanya, Davis juga sama herannya.
"Betul Tuan, Nona baru saja masuk dengan taksi."
Dengan langkah lebarnya Davis mendekat ke balkon dan benar saja ada satu taksi yang baru saja berhenti tepat di depan mansion. Gegas Ayah beranak kembar itu turun ke lantai satu.
"Ada apa Dad?" tanya Liona yang baru saja keluar dari dapur setelah membuat segelas teh untuk suaminya.
"Lihatlah siapa yang datang!" tunjuk Davis ke arah pintu keluar.
Liona mengikuti arah telunjuk suaminya, "Ree, kau pulang?" tanyanya terkejut.
"Mommy melihatku seperti melihat hantu saja." cetus Rellyn seraya merentangkan kedua tangannya meminta pelukan.
Davis dan Liona berjalan mendekat lalu mengecup kening putri mereka dengan sayang, "Aku sangat merindukan kalian."
"Kami juga sangat merindukanmu, sayang." balas Liona senang. Berbeda dengan Davis yang senantiasa memasang wajah datar, tetapi jauh di lubuk hatinya dia juga sangat merindukan putri kecilnya itu.
"Dimana Dona?" tanya Davis karena tak kunjung melihat keberadaan gadis yang selalu dipercayainya untuk menjaga Rellyn.
"Dona akan menyusul, baiklah Mom Dad biarkan aku istirahat dulu karena aku sangat lelah."
"Ya sudah, bergabunglah saat makan malam." pesan Liona.
"Yes, Mom." Ree melayangkan kecupan sayang di kedua pipi orang tersayangnya. Dia berjalan menuju ke dalam lift dengan diikuti oleh salah satu pelayan yang membawakan koper miliknya.
"Apa kau tidak aneh dengan kepulangannya yang mendadak seperti itu?"
"Sudahlah Dad, kita biarkan Ree istirahat dulu. Setelah itu kita ajak dia bicara." Sama seperti Davis, Liona juga merasa aneh kenapa bisa Ree tiba-tiba pulang padahal kontrak kerjanya masih tersisa beberapa bulan lagi. Apa ada masalah di pekerjaannya?
"Aku akan menghubungi Lea untuk datang, dia pasti merindukan saudara iparnya."
"Hm." Davis melenggang pergi, suasana hati pria paru baya itu menjadi tidak menentu.
...---...
Sementara di belahan dunia yang lain.
"Sebenarnya apa yang telah kau lakukan Ken?" untuk yang ke sekian kalinya pertanyaan itu kembali terlontar karena sang anak tak kunjung memberi jawaban.
"Seperti yang Ayah tau, Ayah akan segera mempunyai cucu." jawab seorang pria yang telah lancang menanam benih di rahim Ree, siapa lagi kalau bukan Kenzo Walter.
"Bicara yang jelas Ken. Berhenti bermain-main seperti ini dan kemana kau mengirim Alena?"
"Dia sedang merawat anakku."
"Astaga Ken, sebenarnya kau ini masih waras atau tidak?" kesalnya, dia tidak mengerti dengan jalan pikiran putranya.
"Jelas aku waras Ayah. Bukankah selama ini Ayah menginginkanku untuk segera menikah dan memberikan seorang cucu? Aku sudah mengabulkannya, aku akan memberimu cucu tanpa embel-embel pernikahan."
"Tetapi dengan siapa? Dari rahim siapa cucuku akan lahir? Ken dengarkan Ayah! Kau boleh membenci ibumu tetapi kau tidak bisa membenci semua wanita!"
"Bagiku pernikahan hanya akan membawa luka untuk setiap anak. Jadi Ayah diamlah dan jangan membuat kerja kerasku selama ini menjadi sia-sia."
"Apa kau membeli wanita itu?"
"Tentu saja, aku membayar mahal."
"Dimana dia sekarang? Siapa namanya?"
"Aku tidak tahu karena aku tidak peduli. Yang jelas aku akan membawa anakku setelah lahir nanti."
"Dengar Ken, jika memang sebelumnya kalian telah melakukan kesepakatan maka Ayah akan diam. Tetapi jika Ayah tahu kalau kau telah memaksanya untuk mengandung maka Ayah tidak akan diam saja. Seberhasil apapun kau sekarang tetap tidak terlepas dari peranku yang selalu membimbingmu setiap waktu!"
Kecewa? Tentu saja. Itulah yang dirasakan oleh Ayah dari Kenzo-Kafi Walter. Dia ingin melihat putranya bahagia dan mempunyai keluarga yang utuh bersama dengan istri dan anak-anaknya nanti. Meski pernikahannya sendiri tidak semulus itu. Tetapi sepertinya harapannya itu akan pupus seiring dengan prinsip Kenzo yang tidak pernah berubah.
Sebagai seorang ayah, ia merasa gagal. Putra semata wayangnya ini tumbuh menjadi pria yang dingin dan pembenci wanita. Kenzo tidak percaya apa itu cinta dan kasih sayang. Semua karena luka yang ditorehkan oleh ibu kandungnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Aidah Djafar
yaelah Kenzo bener kata ayhmu lho 🤔 ngk semua wanita sama seperti ibumu 🤦
2025-01-05
0
Kuro
Kenzo....GK semua wanita seperti itu...contohnya aq
2023-07-30
4
Eka arihta Damanik
lanjut dong thor🙏🙏
2023-02-10
1