"Nona, anda baik-baik saja?" tanya Dona khawatir, bagaimana tidak pagi ini Ree terlihat sangat pucat.
"Kepalaku sedikit pusing tapi tidak apa-apa aku masih bisa melakukan pemotretan."
"Jika Nona tidak enak badan saya bisa membatalkan pemotretan hari ini."
"Tidak, aku akan bersiap sekarang. Tunggu aku di ruang wardrobe."
"Hati-hati Nona." tegur Dona saat melihat Ree berjalan sempoyongan.
"Oke."
Lama Dona menunggu, wanita itu sudah menyiapkan pakaian yang akan dikenakan oleh Ree dan juga peralatan make up di atas meja rias. Dan nampaklah Ree di ambang pintu dengan wajah yang lebih pucat dari sebelumnya.
"Astaga, Nona."
"Aku.."
"Tidak, Nona harus beristirahat hari ini. Saya akan memanggil dokter dan membatalkan pemotretannya." sela Dona, wanita itu menuntun Nonanya untuk kembali ke kamar dan membiarkan Ree berbaring.
"Huh, kenapa kepalaku pusing sekali." keluh Ree.
"Maafkan saya Nona, saya tidak bisa menjaga kesehatan anda dengan baik." ucap Dona penuh penyesalan.
"Ini bukan salahmu tapi memang tubuhku saja yang kelelahan."
"Saya pamit keluar dulu Nona." setelah menutup pintu kamar Dona terlihat berbicara dengan seseorang melalui panggilan telepon beberapa kali. Tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi, rupanya itu adalah kurir makanan.
"Terima kasih." Dona bergegas menuju dapur dia memindahkan makanan tersebut ke atas piring, setidaknya Ree harus makan sebelum dokter datang.
Ree menerima makanan tersebut meski tidak ingin makan, wanita itu menyendok sedikit makanannya tapi baru saja suapan yang ketiga Ree sudah tidak kuat lagi. Makanan itu terasa pait di bibirnya.
"Aku tidak mau makan ini."
"Nona ingin makanan lain?"
"Aku tidak berselera makan Dona."
"Tapi Nona.."
"Keluarlah aku akan berbaring lagi!" pintanya kemudian. Rasanya malas sekali walaupun hanya sekedar mengobrol apalagi rasa sakit di kepalanya tak kunjung mereda.
Setengah jam berlalu dokter yang dipanggil Dona akhirnya datang. Dia memulai pemeriksaan dengan menanyakan beberapa gejala yang dialami oleh pasiennya.
"Kapan terakhir datang bulan?"
Ree mengernyit heran, terlihat wanita itu mengecek sebuah aplikasi dari ponselnya, "Memang sudah lewat dua minggu dari tanggal sebelumnya." jawabnya enteng.
"Apa ada masalah Dok?" akhirnya Dona membuka mulutnya setelah menyimak sedari tadi.
"Siklus menstruasi ku memang tidak teratur, apalagi akhir-akhir ini jadwal pemotretan sedang padat-padatnya. Mungkin faktor kelelahan jadi sudah biasa."
"Benarkah? Coba pakai ini." ucap Dokter wanita itu seraya menyodorkan sebuah benda kecil dan panjang pada sang model cantik ini.
"Apa maksudmu? Kenapa memberiku test pack!"
"Turuti aku agar masalahmu cepat selesai."
Baik Ree maupun Dona tentu sangat kebingungan. Ada apa ini?
Dengan sisa-sisa tenaganya Ree berjalan ke kamar mandi dan menampung air seni nya di dalam sebuah cup kecil lalu diberikan pada Dona. Dona menerimanya tanpa merasa jijik.
"Gunakan ini!"
Lama menunggu, Ree sudah kembali berbaring di atas ranjang tanpa mempedulikan hasil dari pemeriksaan itu. Dia tidak berpikiran yang aneh-aneh, lebih tepatnya Ree belum mengingat sesuatu.
"Dok?" panggil Dona dengan wajah yang pucat dan keringat dingin. Dia memberikan tespack itu pada sang Dokter.
"Aku sudah menduganya." ucap Dokter setelah melihat hasilnya.
"Nona."
"Hm." jawab Ree cuek, dia masih memejamkan kedua matanya.
"Selamat, anda sedang mengandung." sang dokter memberitahunya tanpa ragu.
"What?" Kedua bola mata yang semula tertutup sekarang terbuka lebar bahkan hampir keluar tempatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Aidah Djafar
waaah Ree hamidun ,🤦
bakal seneng tuh c tuan biloner misterius 🤗
2025-01-04
0
Kamiem sag
wah... tokcer juga ternyata ntuh biji kecambah udah tumbuh baaaannggg
2024-04-01
0
Keysha Aurelie
lucu nya Ree semakin penasaran siapa pemilik benih itu
2024-02-24
1