Semua keperluan untuk acara resepsi ku dan Tian telah di siap kan secara matang. Yah keluarga ku dan Tian sangat sibuk untuk mempersiapkan itu semua.
Semua nya berkerjasama demi melangsungkan dan melancarkan acara demi acara pernikahan ku ini.
Maklum saja ini adalah hari sepesial ku. Dimana aku menjadi ratu sehari. Terlebih aku adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Tentu saja semua keluarga ku ingin melakukan hal yang terbaik untuk si bungsu nya bukan.
Hingga tiba lah hari paling istimewa dalam hidup ku sudah tiba. Dimana saat itu aku menjadi ratu sehari. Rasanya sangat bahagia, berdebar dan takut semua menjadi satu.
Bahagia karena aku akan di persunting oleh laki-laki yang aku idam kan. Berdebar tentu saja semua calon pengantin akan merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan bukan? Takut jika acara ini tidak berjalan dengan baik.
Semua itu bercampur menjadi satu dan sulit untuk di pisahkan.
Sungguh aku tidak pernah membayangkan bahwa aku kini akan menikah dengan orang yang selama ini yang membuat ku menutup pintu hati ku untuk laki-laki lain.
Namun, tiga jam sebelum ijab kabul di laksanakan, Tian kembali kambuh dengan tabiat nya. Entah lah aku pun bingung kenapa ini terjadi. Padahal selama ini dia tidak pernah kambuh seperti ini. Di saat hari spesial seperti ini penyakitnya kembali lagi.
Laki-laki yang memiliki satu anak itu menggigil kedinginan. Ia ingin menggunakan kembali obat terlarang itu. Namun, ia berusaha untuk melawan rasa ingin nya itu. Baju kaos berwarna putih yang di pakai nya tadi basah karena keringat dingin nya.
Aku merasa heran dengan Tian yang sama sekali belum sarapan saat itu. Harus nya jam segini dia sudah turun ke lantai bawah di hotel itu untuk sarapan bersama sebelum acara di mulai.
Hingga aku memutuskan untuk pergi ke kamar nya untuk melihat keadaan nya saat itu. Kegelisahan di hati ini semakin menjadi-jadi ketika langkah kaki ini semakin dekat dengan kamar nya.
"Kenapa dari tadi Tian tidak keluar dari kamar ya?" Pikir ku. Yah di hotel tempat resepsi itu memang kami memilih dua kamar satu untuk aku, dan satu lagi untuk Tian untuk bersiap-siap. Secara kami belum resmi menjadi suami istri. Tidak mungkin bukan Tian bisa melihat ku seenak nya berganti pakaian.
Aku mengetuk pintu beberapa kali dan memanggil namanya. Namun, tidak ada jawaban dari dalam kamar.
Rasa cemas mu semakin menjadi-jadi.
"Apa Tian kabur tadi malam? Apa dia berubah pikiran untuk menikahi ku?" Satu persatu pikiran buruk telah datang ke dalam benak ku.
Kembali aku mengetuk pintu kamar Tian dan memanggil nya.
"Tian, Tian" Panggil ku.
"Apa kamu ada di dalam?" Tanya ku lagi.
"Kamu sedang ngapain sih? Ayo keluar kita sarapan sama-sama ya" Ajak ku. Namun, tetap saja tidak ada jawaban dari dalam kamar.
Aku mendekat kan telinga ku ke daun pintu kamar untuk memastikan apa kah ada tanda-tanda kehidupan di sana atau tidak.
Hanya terdengar suara orang menggelatuk sayu-sayu dari dalam kamar itu. Sungguh membuat ku semakin cemas dengan calon suami ku itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Tian bersikap seperti ini? Apa dia sakit?" Batin ku gelisah.
Aku pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar itu yang kebetulan tidak di kunci dari dalam.
Bisa ku lihat lelaki itu duduk di sudut ruangan seperti orang sedang ketakutan saja.
"Tian" Teriak ku berlari mendekati nya.
"Kamu kenapa Tian? Apa yang terjadi?" Tanya ku memegang wajah pucat laki-laki beranak satu itu.
"Fitri, tolong aku. Candu ku kembali kambuh. Aku, aku tidak bisa menahan nya" Kata nya dengan terbata-bata sambil terus menggigil.
"Ya Allah Tian, kenapa bisa begini sih?" Aku panik sangat-sangat panik. Entah lah saat itu aku tidak bisa berpikir dengan jernih.
Sungguh aku tidak tega melihat nya seperti itu. Aku mencoba untuk mencari obat penenang yang ada di laci meja nya. Yah untuk menenangkan diri nya saat ini agar tidak candu lagi. Tian pernah bercerita kepada ku bahwa saat kambuh nya tiba, dia akan mengonsumsi obat penenang agar bisa terlepas dari barang terlarang itu. Aku pun memberikan pil itu kepada nya setelah menemukan obat itu di laci meja. Tampa menunggu waktu yang lama, dia pun langsung meminum nya.
Aku membawa nya ke pinggir tempat tidur. Tubuhnya sangat lemah saat itu. Dia pun bersandar di dadaku. Aku memeluknya dengan penuh kehangatan dan kasih sayang.
Napas nya terhengah-hengah seperti orang baru saja selesai berlari seribu kilo meter. Keringat dingin masih membasahi tubuh nya. Akibat menahan rasa candu yang secara tiba-tiba muncul itu.
Aku menemani Tian hingga diri nya kembali tenang kembali seperti biasa nya.
Setelah satu jam, perlahan Tian kembali seperti semula. Tian mengangkat kepala nya dan menatap ku.
"Kamu sudah baikan?" Tanya ku menatap bola mata nya.
"Aku sudah baikan kok, terima kasih ya" Ujar nya sambil mengecup kening ku dengan penuh kehangatan.
Satu persatu tamu mulai berdatangan tidak ketinggalan sepupu ku Fia. Aku pun kembali ke kamar ku untuk bersiap-siap.
Seperti yang ku ingin kan, acara pernikahan ku bertema kan adat melayu. Aku menggunakan pakaian adat melayu berwarna kuning melambangkan keagungan, kejayaan, kemegahan dan kesucian. Itu lah makna dari warna baju yang ku pilih.
Namun sebelum acara resepsi ini, telah di adakan beberapa acara lain nya. Yah seperti adat melayu pada umum nya.
Dua hari sebelum hari H di malam hari nya akan di adakan acara malam berinai curi. Di mana acara itu akan di iringi oleh permainan berdah, kompang atau pun rebana. Acara ini akan di laksanakan oleh kedua mempelai.
Besok nya sore nya akan di adakan tepuk tepung tawar berandam. Dimana upacara ini di laksana kan oleh mempelai wanita saja.
Dan pada hari ini akan di adakan ijab kabul atau akad nikah setelah itu akan di adakan acara tepuk tepung tawar yang di lakukan oleh kedua mempelai secara bergantian.
Tepuk tawar ini di lakukan adalah sebagai bentuk rasa syukur atas terkabul nya suatu keinginan atau usaha.
Acara ijab kabul dan resepsi berjalan dengan lancar. Semua para tamu yang hadir memberikan ucapan selamat kepada ku dan Tian. Mereka memberikan doa restu kepada kami. Kini, aku telah sah menjadi istri dari cinta pertama ku itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments