Aku sudah mengatakan kepada Tian jika dia serius kepada ku, keluarga ku meminta nya untuk melamar ku.
Yah meski ku tahu keluarga ku masih ragu terhadap nya namun bagaimana pun ini adalah keputusan yang ku ambil. Jadi mau tak mau, suka tidak suka mereka pun setuju dengan keputusan ku ini.
***
Aku merasa deg degan saat mengetahui bahwa Tian dan keluarga nya datang untuk melamar ku. Tian hanya datang bersama mama dan beberapa saudara nya. Sedangkan papa nya masih tidak bisa ikut hadir lantaran masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan waktu itu.
Aku menghirup napas panjang dan ku hembus kan kuat-kuat untuk menenangkan hati ku yang gelisah saat ini.
"Fitri" Tegur ibu ku mengetuk pintu kamar ku.
"Iya buk masuk saja" Ujar ku.
Ibu ku masuk ke kamar ku. Wanita paruh baya itu menatap ku dengan penuh tanda tanya.
"Ada apa buk? Kenapa menatap ku seperti itu sih?" Tanya ku dengan heran.
"Hari ini kamu akan di lamar oleh Tian. Apa kamu yakin dengan semua ini nak? Sejujur nya ibu masih ragu dengan keputusan mu ini" Ujar ibu ku penuh dengan keraguan. Yah dia hanya ingin memastikan bahwa pilihan ku ini tepat.
Aku datang mendekati ibu ku. Aku genggam tangan wanita yang ada di hadapan ku itu yang tampak berkeriput itu. Sambil ku tatap mata nya dalam-dalam.
"Buk, jika aku dan Tian memang berjodoh. Pasti Allah akan mempermudahkan urusan kami buk. Dan Allah juga pasti akan membuka pintu hati nya untuk berubah menjadi orang yang lebih baik lagi. Saat ini aku hanya perlu doa dari ibu dan ayah. Semoga pilihan ku tepat buk" Ujar ku dengan lembut memberi pengertian kepada ibu ku.
Ibu ku menghela napas berat nya.
"Kamu yakin nak?" Ulang nya lagi.
"Inshaallah ya buk. Doa kan saja yang terbaik untuk ku" Ujar ku dengan senyuman.
"Assalamualaikum" Terdengar suara orang mengucapkan salam dari luar rumah ku.
Mendengar itu, aku semakin gelisah. Hati ku semakin tidak tenang. Ada perasaan senang, ragu semua menjadi satu. Senang karena aku akan bersatu dengan cinta pertama ku itu, dan ragu ada di dalam hati ku akan pilihan ku terhadap nya. Ragu apakah dia benar-benar bisa berubah.
"Nak, seperti nya mereka sudah tiba" Ujar ibu ku.
"Ya sudah ibu ke keluar dulu ya mau menyambut kedatangan mereka"
Aku hanya mengangguk membenarkan.
Setelah ibu ku keluar, kini aku kembali mondar mandir. Kegelisahan hati ini sungguh tidak bisa di bohongi dan di hindari.
"Kamu kenapa Fit?" Tanya kakakku melihat aku gelisah seperti itu saat ia masuk ke dalam kamar melihat apakah aku sudah bersiap apa belum.
"Kak, Apakah Pilihanku ini benar? Apa aku bisa membuatnya berubah?" Tanya ku.
Kakak ku masuk ke dalam kamar ku. Dia mendekati ku sambil memegang tangan ku dengan erat. Yah kini balik aku yang meminta keyakinan dari kakak ku. Tadi aku dengan mantap nya meyakinkan ibu ku, sekarang malah aku yang ragu dengan keputusan ku ini.
"Fitri, jika benar dia mencintai kamu dia pasti bisa berubah demi kamu. Jika kamu masih ragu coba tanya hatimu dengarkan suara dari hatimu itu apa yang ia katakan. Karena hati tidak akan salah dalam memilih" Jelas kakak ku.
Aku hanya terdiam mendengar apa yang di katakan kakak ku itu. Hati kecil ku berkata bahwa aku bisa membuatnya berubah menjadi lebih baik lagi.
"Ya sudah sebentar lagi kamu keluar ya, mereka sudah menunggu ku" Jelas kakak ku lagi.
"Kakak keluar dulu" Tambah nya.
Aku mengangguk. Setelah melihat kakak ku keluar dari kamar ku, aku pun kembali duduk di meja rias ku. Memperbaiki sedikit make up ku dan berlatih untuk tersenyum agar kegelisahan di hati ini bisa tertutupi.
"Oke, bismillah mari keluar dan pastikan bahwa semua akan baik-baik saja" Batin ku. Kini aku menarik napas ku dalam-dalam dan ku hembuskan secara perlahan untuk menenangkan hati ku. Aku lakukan hal itu beberapa kali.
Setelah merasa agak tenang, aku pun keluar dari kamar ku untuk bertemu dengan calon suami ku dan keluarga nya.
Mereka semua tersenyum manis menyambut kedatangan ku. Aku memilih untuk duduk di samping ibu ku.
Tian kembali mengukir senyuman di bibir nya saat menatap ku.
"Cantik" Ujar nya pelan memuji ku.
Aku hanya bisa tersenyum dan menunduk malu saat di puji seperti itu oleh Tian.
Kakak ku datang dengan menyajikan beberapa kue dan minuman untuk para tamu. Begitu pun dengan kakak-kakak ipar ku mereka pun ikut membantu.
Proses lamaran itu pun berlangsung. Aku pun menerima lamaran itu begitu pun dengan kedua orang tua ku. Mereka menerima lamaran Tian kepada ku.
"Tian, ibu mempunyai pertanyaan dan permintaan kepada mu" Ujar ibu ku.
"Apa itu buk?"
"Saat ini kamu belum bisa sepenuh nya terlepas dari barang terlarang itu bukan?" Tanya ibu ku.
Tian mengangguk mengakui hal itu.
"Semenjak aku memutuskan untuk meminta Fitri menjadi pendamping hidup ku di mana kami bertemu beberapa bulan yang lalu, aku sudah berusaha menjauhi barang itu buk" Jelas nya.
"Nah, karena baru beberapa bulan, jadi nya kami sebagai keluarga Fitri belum begitu yakin sepenuh nya kepada mu. Ketika nanti kalian sudah menikah, ibu mau kalian jangan melakukan hubungan suami istri terlebih dahulu. Pastikan bahwa kamu benar-benar berubah. Karena ibu tidak mau anak ibu akan mendapatkan penyakit yang berbahaya seperti HIV/AIDS" Jelas ibu ku.
"Buk, untuk masalah penyakit itu, alhamdulillah sampai saat ini aku belum mengalami nya. Aku sudah melakukan tes darah juga untuk mendeteksi secara dini. Alhamdulillah hasil nya negatif" Jelas Tian.
"Kapan kamu melakukan tes itu?"
"Beberapa bulan yang lalu buk, semenjak aku bertemu dengan Fitri. Aku tidak mau memberikan penyakit atau apa pun lah itu yang buruk-buruk terhadap orang yang aku cintai" Jelas nya dengan mantap.
"Bagus lah kalau begitu. Tapi tetap saja ibu mau kamu benar-benar berubah. Dalam setahun dua tahun ini tolong yakin kan kami kamu benar-benar tidak terlibat lagi dengan barang itu. Jujur saja kami sebenarnya berat untuk merela kan Fitri kepada mu. Tapi karena Fitri yakin dengan diri mu, mau tidak mau kami harus terima" Kata ibu ku dengan jujur.
"Tolong yakin kan kami jika kamu benar-benar bisa berubah" Tambah ibu ku lagi dengan penuh harapan.
"Ya buk, aku janji akan melakukan apa yang ibu minta. Aku sanggup dengan semua syarat dari ibu" Ujar Tian dengan mantap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments