"Bagaimana dengan luka bakar mu?" Apa sudah mendingan?" Tanya ku kepada Tian saat kami sedang makan malam bersama di sebuah restoran favorit ku.
Yah malam ini Tian mengajak ku untuk makan di luar. Sudah lama kami tidak bertemu semenjak kejadian itu. Hal itu di sebab kan karena aku sibuk menggarap tari murid-murid ku di TK untuk perpisahan beberapa hari yang lalu.
Oleh karena itu kami tidak bisa bertemu dan bertemu pun hanya di sekolah saja.
"Maaf ya aku gak bisa menjenguk dan mengobati luka kamu beberapa minggu ini. Soal nya aku sibuk menggarap tarian anak-anak untuk perpisahan kemaren" Jelas ku.
"Gak apa-apa kok Fit. Aku ngerti dengan kesibukan kamu sekarang" Katanya sambil tersenyum. Aku pun ikut tersenyum mendengar nya berkata seperti itu.
"Fitri" Panggilnya
"Ya" Jawab ku.
"Bukan kah tiga minggu lagi kita akan menikah? Apa sebaik nya kita pergi untuk melihat-lihat gaun pengantin kita" Ajak nya.
"Astaqfirullah aku lupa Tian. Benar-benar lupa jika sebentar lagi kita menikah. Terlalu sibuk sih jadi nya lupa deh" Jawab ku menggaruk-garuk kepala ku yang tidak gatal.
"Iya santai aja Fit. Aku mengerti dengan semua itu. Itu sebab nya kan ada aku. Jika calon istri ku lupa, aku sebagai calon suami mu yang ganteng ini mengingati mu" Ujar nya dengan penuh percaya diri.
Aku tersenyum geli mendengar apa yang di katakan oleh laki-laki yang ada di hadapan ku itu.
"Bagaimana besok kita pergi untuk mencari pakaian pengantin kita. Itu pun jika kamu tidak sibuk sih. Bagaimana apa kamu mau?" Tanya nya.
"Boleh Tian. Aku setuju besok kita akan pergi mencari pakaian pengantin kita. Lagian aku sudah tidak ada tugas lagi sih. Secara anak-anak sudah libur juga kan" Ujar ku lagi.
"Siapa bilang tugas mu selesai?"
Pertanyaan Tian membuat ku heran.
"Apa maksud kamu? Apa masih ada tugas lagi?" Tanya ku heran.
"Ya ada lah. Tugas mu yaitu sebagai istri ku dan ibu dari anak-anak ku masih belum terlaksana" Jelas nya dengan bercanda.
Aku tersenyum mendengar apa yang di katakan Tian barusan.
Kami pun terdiam untuk beberapa saat.
"Fitri" Panggil nya lagi.
"Ya" Jawab ku menatap nya.
Laki-laki beranak satu itu pun memegang tangan ku. Menatap bola mata ku dalam-dalam.
"Boleh aku meminta sesuatu dari kamu" Ujar nya dengan serius.
Deg...
Pertanyaan itu jelas membuat ku deg degan. Permintaan apa? Apa yang dia inginkan dari ku? Apa kah dia ingin.... Satu persatu pertanyaan mulai bermunculan di benak ku.
"Apa?" Tanya ku dengan perasaan berdebar di dada.
"Ketika sudah menikah nanti, aku mau kamu berhenti menjadi guru TK. Aku ingin kamu hanya jad ibu rumah tangga sepenuh nya mengurusi ku dan juga anak-anak kita. Apa kamu mau?" Tanya nya.
Aku tampak berpikir dengan semua yang di katakan oleh Tian barusan.
Sejujur nya hati ku merasa berat untuk berhenti bekerja. Secara aku bekerja baru beberapa bulan sudah berhenti.. Lagian perjuangan ku untuk sampai di tahap ini pun tidak lah mudah.
"Jika kamu tidak bisa, juga tidak apa-apa kok. Aku tidak memaksa kamu untuk berhenti. Aku hanya menawarkan saja. Karena aku ingin kamu hanya fokus kepada keluarga kita kelak" Ujar nya lagi.
"Lagian, aku bisa memenuhi segala kebutuhan kamu kok" Tambah nya lagi.
"Bukan masalah memenuhi kebutuhan atau apa nya sih. Hanya saja perjuangan ku ini yang membuat ku sulit untuk meninggalkan semua ini" Batin ku.
Aku hanya bisa diam larut dalam pikiran ku.
"Ya sudah, aku tidak memaksa mu. Jika kamu tidak bisa juga gak apa-apa. Aku hanya memberikan saran ku saja agar kamu tidak terlalu capek nanti nya" Ujar nya melihat ku terdiam.
Aku pun tersenyum dan mengangguk setuju.
"Iya, aku akan berhenti untuk mengajar dan fokus hanya mengurus keluarga kita" Ujar ku setelah lama berpikir.
"Benar itu?" Ulang nya meminta kepastian.
"Iya aku akan mengikuti dan menuruti perintah dari suami ku kelak. Secara surga ku berada pada suami ku kelak" Ujar ku tersenyum meyakin kan.
"Terima kasih ya Fit. Kamu mau memenuhi keinginan ku" Ujar nya.
Aku kembali tersenyum dan mengangguk mendengar apa yang di katakan Tian.
"Ayo di lanjutkan lagi makan nya" Ujar nya. Kembali aku memberikan senyuman manis ku kepada nya.
***
"Assalamualaikum" Sapa ku saat tiba di rumah ku.
"Waalaikumsalam" Jawab ibu ku membuka pintu.
"Kalian sudah pulang" Ujar nya lagi. Tian dan aku mencium punggung tangan ibu ku saat Tian mengantar ku pulang setelah makan malam itu.
"Ayo masuk" Ajak ibu ku.
Kami pun masuk ke dalam rumah ku dan duduk di sofa ruang tamu.
"Ayah mana buk sudah tidur?" Tanya Tian memulai pembicaraan.
"Oh ada di ruangan kerja nya"
Tian mengangguk.
"Oh ya buk. Besok aku mau minta izin kepada ibu dan aya untuk membawa Fitri mencari pakaian pengantin kami. Secara acara pernikahan kami sudah semakin dekat" Ujar Tian.
"Wah bagus itu. Ibu sih sudah bilang sama Fitri untuk segera mencari pakaian kalian. Kata nya sih entar-entar saja. Saat ini masih sibuk dia nya. Gitu kata dia"
"Iya buk, kemaren-kemaren aku memang sibuk lo buk mempersiapkan acara perpisahan untuk murid-murid ku. Tapi sekarang kan sudah tidak lagi bu" Ujar ku tersenyum.
"Iya, iya sekarang kamu sudah libur dan segera lah kamu mempersiapkan acara kamu itu" Jelas ibu ku.
"Iya kami juga mau pergi ke hotel berbintang lima untuk menyewa tempat itu sebagai resepsi nya" Jelas Tian lagi.
Ibu ku mengangguk setuju.
"Oh ya Tian, karena kita merupakan suku melayu, aku mau tema pernikahan kita bertemakan melayu ya. Melayu modern pun tidak masalah yang penting ada melayu nya" Jelas ku.
"Iya tidak masalah. Terserah kamu mau konsep nya apa di resepsi kita itu. Aku akan ikut-ikut saja" Jelas Tian.
"Oh ya baju seragam keluarga gimana buk?" Tanya ku kepada ibu ku.
"Baju seragam nya sudah di jahit kok nak. Mungkin seminggu sebelum acara juga sudah selesai" Jelas ibu ku.
"Souvenir pernikahan sudah di cari?" Tanya Tian.
"Ha? Pakai souvenir juga?" Tanya ku heran.
"Ya iya lah sayang, masa ia kita gak ada souvenir nya sih. Sekarang semua resepsi pasti ada souvenir nya" Jelas Tian.
"Ya sudah, besok sekalian saja kita akan mencari souvenir dan perlengkapan lain nya ya" Tambah nya lagi.
Aku mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments