Rasa suka ku kini mulai tumbuh saat aku duduk di kelas lima SD. Awal nya sih aku belum menyadari hal itu. Yah nama nya juga cinta monyet. Baru kali ini aku mempunyai rasa suka dengan seorang laki-laki.
Aku mulai menyukai orang yang aku benci waktu itu. Tian adalah orang nya. Rasa itu muncul karena dia melindungi ku.
Waktu itu aku di ganggu salah satu anak laki-laki di kelas ku yang merupakan satu geng dengan Tian. Ketika Tian mengetahui hal itu, dia pun marah dan menghajar anak itu. Yah dia berkelahi dengan teman nya sendiri karena aku.
Siapa yang tidak tersentuh akibat hal itu coba. Pasti semua cewek tersentuh dengan laki-laki yang rela berkelahi dengan teman nya sendiri karena kita bukan?
"Tian, kamu apa-apaan sih?" Ujar Edo memegang rahang bawah nya yang sakit karena pukulan dari Tian.
"Kamu yang apa-apaan? Ngapain juga kamu ganggu Fitri. Fitri ini hanya milik ku. Dan mulai sekarang kamu jangan pernah menganggu nya lagi" Tegas Tian.
Deg...
Mata ku membulat saat mendengar apa yang di katakan Tian barusan.
"Fitri hanya milik ku" Seketika aku merasa tersentuh.
"Apa Tian suka kepada ku?" Pikir ku.
Tian mendekati ku. Mata ku masih membulat menatap nya. Aku tidak mengerti dengan maksud dari ucapan nya barusan. Bingung masih menghantui ku saat itu.
"Sudah, kamu jangan takut lagi. Mulai sekarang, aku akan menjaga mu. Siapa pun yang berani menganggu mu, akan berhadapan dengan ku" Ujar nya dengan kalem terus pergi meninggalkan ku yang masih terbengong dengan semua kejadian ini.
Untung nya, Edo tidak melawan Tian saat itu. Saat di pukul oleh Tian, Edo langsung mengundurkan diri. Yah mungkin. Edo tahu bahwa dia tidak sebanding dengan Tian.. Bagaimana pun dia melawan Tian, pasti akhir nya kalah juga. Secara Tian ketua geng bisa di katakan preman sekolah di sana.
Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang apa yang Tian katakan kepada ku. Dan pada akhir nya cinta monyet ku berlabuh kepada laki-laki yang bernama Rizwan Agustian.
Cinta ku kepada Tian aku pendam. Dari kelas lima SD hingga pada saat aku SMP. Yah hingga SMP kami masih main bersama di halaman rumah ku bersama teman-teman seperjuangan ku di kampung.
Waktu magrib berkumandang, aku dan teman-teman ku pergi ke mushola yang tidak jauh dari rumah ku untuk solat magrib dan isya di sana.
Setelah selesai solat magrib kami duduk dan bermain di got yang ada dekat mushola menunggu waktu isya tiba. Di got itu lah Tian datang menghampiri ku dan duduk di samping ku.
"Hai" Tegur nya.
"Juga" Balas ku yang salah tingkah saat di hampiri oleh Tian.
"Gak lama lagi kita lulus SD ya. Rencana nya kamu mau melanjutkan sekolah di mana?" Tanya nya kepada ku.
"Ha? Aku? Dimana ya?" Ujar ku mulai berpikir.
"Seperti nya di SMP Dompas aja deh, soal nya lebih dekat" Jawab ku setelah berpikir.
"Waw bagus dong. Itu arti nya kita satu sekolah lagi" Ujar nya tersenyum manis.
Melihat senyuman nya itu membuat hati ku klepek-klepek lagi.
Yogi yang merupakan salah satu teman ku menghentikan lari nya. Yah saat itu beberapa teman ku yang lain sedang bermain kejar-kejaran. Namun, melihat ku dan Tian duduk di got membuat nya berhenti berlari.
"Eh, teman-teman. Sini, sini" Ujar nya meminta semua teman-teman ku berkumpul mendekati nya.
"Apa sih?" Jawab Puja.
"Itu coba kalian lihat Fitri dan Tian, mereka seperti orang pacaran saja" Ujar nya.
"Mana-mana" Ujar Ratna datang menyempeli.
"Itu tuh di sana" Jawab Yogi menunjuk ke arah kami.
"Cie.... Cie.... Fitri dan Tian.... " Ujar mereka serentak menggoda ku dan Tian.
"Apaan sih kalian" Ujar ku.
"Kalian seperti orang pacaran saja" Ujar Pika.
"Jika kami pacaran kenapa?" Tentang Tian.
"Tian, apaan sih kamu" Ujar ku merasa malu. Jelas saja aku malu toh aku dan dia tidak mempunyai hubungan apa-apa. Hubungan kami hanya teman biasa.
"Biarin aja, apa salah nya jika kita pacaran bukan?" Ujar nya.
"Apaan sih. Kita masih kecil juga baru juga kelas enam SD dan bentar lagi mau masuk SMP. Sudah pacaran-pacaran segala" Jawab ku malu. Meski pun di hati ini berbunga-bunga mendengar ucapan dari Tian, namun tetap saja aku menutupi perasaan ku saat ini.
Aku tidak mau Tian tahu perasaan ku. Malu dong jika aku yang mengungkap kan rasa kepada nya. Begitu lah pikiran ku saat itu.
Aku dan Tian menjadi teman dekat. Sangat-sangat dekat. Hingga perasaan suka itu semakin kuat dan terasa nyata.
Hingga pada saat kami masuk di sekolah SMP. Di sana lah Tian mulai berubah. Dia menjauh dari ku. Dan jujur aku merasa kehilangan. Kehilangan sesosok laki-laki yang selama ini telah membuat ku merasa aman dan nyaman.
Di kelas satu SMP aku mendapatkan kabar dari kakak sepupu ku di mana dia duduk di kelas tiga SMP waktu itu dan aku duduk di kelas satu. Dan kakak sepupu ku itu bernama Fia.
Kata nya Tian dekat dengan salah satu teman kelas nya bermana Badariah.
Terasa petir menyambar di siang bolong waktu itu. Rasa hati ini benar-benar hancur mendapati Tian suka dengan cewek lain.
Pantas saja dia menjauh dari ku. Ternyata kini Badariah lah yang telah mencuri hati nya. Aku sangat sedih dan sakit hati saat itu.
Aku merasa tidak tahan lagi dengan diri nya yang telah menjauhi ku. Hingga aku putus kan untuk meminta bantuan kepada kakak sepupu ku itu untuk menyampaikan perasaan ku kepada Tian. Aku takut kehilangan Tian yang selama ini telah melindungi ku dan membuat ku merasa aman dan nyaman.
Kebetulan ibu nya kakak sepupu ku itu adalah guru ngaji. Dan Tian mengaji di rumah nya. Setelah selesai Tian mengaji, kakak sepupu ku mengajak nya ke halaman belakang rumah nya. Dan mengatakan perasaan ku kepada Tian.
Tentu saja aku yang menunggu kabar baik dari nya merasa deg degan. Aku mondar mandir di rumah ku dengan harapan cinta ku terbalas dan tidak bertepuk sebelah tangan.
Kini ku buang rasa gengsi ku yang selama ini. Yah di mana aku menunggu Tian lah yang mengungkapkan perasaan nya kepada ku bukan aku yang memulai. Namun, karena Tian dekat dengan Badariah, aku tidak tahan lagi. Sehingga aku pun memutuskan untuk mengungkapkan perasaan ku kepada nya melalui kakak sepupu ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments