Karena ayah ku memutuskan untuk mengadakan rapat keluarga dalam mencari keputusan yang ku ambil ini, maka aku pun segera memberikan kabar ini kepada seluruh saudara-saudara ku melalui wa grub keluarga.
"Emang ada apa sih?" Tanya abang tertua ku saat aku memberikan kabar ini melalui wa grub.
"Si adek bungsu kita sudah menemukan tambatan hati nya" Jelas kakak ku.
"Ha? Serius? Fitri sudah mau nikah? Sama siapa?" Abang ke tiga ku pun ikut berkomentar.
"Dengan cinta pertama nya" Jawab kakak ku lagi.
"Hahaha... Ternyata si bungsu kita normal ya. Selama ini aku pikir dia gak normal lantaran gak pernah tuh terdengar jika dia suka sama cowok" Ujar abang ke lima ku.
"Ye, emang nya aku ini apa? Enak aja aku di bilang gak normal" Balas ku dengan emod kesal.
"Hahaha... Jangan marah dong cantik. Habis nya kamu itu menutup diri untuk laki-laki. Jadi nya abang kepikiran nya ke sana" Jelas abang ke lima ku lagi.
"Gak marah, hanya kesal saja di bilang gitu" Jawab nya.
"Benar apa yang kamu bilang Rud, aku juga berpikiran seperti itu. Secara aku pernah mengenalkan Fitri dengan adik teman ku. Dia nya mah menolak. Aku Sempat khawatir sih jika si bungsu kita ini memiliki kelainan" Abang ke empat ku pun ikut berbunyi.
"Apaan sih kalian, bukan aku gak normal ya, hanya saja belum ketemu dengan orang yang pas" Balas ku.
"Iya mau nya sama cinta pertama nya saja itu" Ujar abang ke dua ku.
"Iya benar itu. Karena cinta pertama nya di tolak waktu itu, jadi nya dia trauma dan menutup diri untuk laki-laki" Jelas kakak ku.
"Sudah-sudah hentikan ghibah di grub keluarga ini. Pokok nya besok di tunggu kedatangan nya" Ujar ku mencoba menghentikan mereka-mereka yang berkoar tentang ku di grub itu.
"Aduh, Fit. Abang minta maaf. Bilang sama ayah jika abang gak bisa datang besok. Secara besok abang ada pertemuan dengan beberapa klien penting di sini" Jelas abang pertama ku.
"Iya gak apa-apa, nanti akan aku sampaikan kepada ayah dan ibu" Balas ku.
"Lagian kan kamu hanya rapat keluarga saja kan? Belum pihak si laki-laki nya datang melamar kan?" Tanya abang pertama ku lagi.
"Iya belum" Jawab ku.
"Besok, jika keluarga laki-laki nya datang, baru abang akan pulang ke sana. Sesibuk apa pun akan di usaha kan ya" Jelas abang pertama ku.
"Oke deh. Terus yang lain bagaimana? Bisa kan datang?" Tanya ku kepada saudara ku yang lain.
"Kami bisa datang kok, tenang saja" Balas abang ke tiga ku.
"Oke sipp" Ujar ku mengakhiri chat di grub keluarga kami.
Yah berhubungan abang pertama ku tidak tinggal di kota yang sama dengan kami, maka itu dia tidak bisa hadir. Terlebih dari kota nya ke kota tempat tinggal kami sekarang ini memakan waktu empat sampai lima jam. Dan juga aku mengabari mereka secara mendadak seperti ini. Jadi itu lah yang membuat nya tidak bisa datang. Apa lagi dia sudah ada janji dengan klien penting.
***
"Hay sayang papa" Sapa Tian kepada putri semata wayang nya saat ia telah turun dari mobil mewah nya dan langsung menggendong bocah itu serta mencium pipi kiri gadis yang berusia lima tahun itu.
Yah aku menemani Sofi di depan pintu gerbang sekolah hingga di jemput oleh orang tua nya. Hari ini masih tugas ku piket di mana menyambut kedatangan murid-murid ku dan menunggu mereka hingga di jemput oleh orang tua nya masing-masing.
"Hay Fit" Sapa nya lagi kepada ku. Aku hanya membalas dengan senyuman.
"Papa lama banget sih jemput Sofi" Protes bocah itu.
"Iya maaf ya sayang. Hari ini papa agak sibuk di kantor jadi telat deh menjemput mu. Lagian di sini ada ibu Fitri yang jagain kamu" Ujar Tian dengan lembut kepada putri nya.
"Iya pa, untuk ada ibu Fitri. Lagian ibu Fitri juga baik. Sofi senang deh sama ibu Fitri" Ujar nya dengan polos.
"Senang ya? Jika ibu Fitri jadi mama nya Sofi gimana? Apa Sofi mau?"
"Mama? Mau dong pa. Malahan Sofi semakin senang karena pada akhir nya Sofi mempunyai mama" Ujar anak itu dengan wajah yang ceria.
Deg...
Tentu saja aku kaget mendengar percakapan kedua ayah dan anak itu. Secara aku belum memberikan kepastian dan jawaban kepada Tian, bisa-bisa nya dia sudah berkata seperti itu kepada anak nya.
Aku hanya bisa tersenyum membalas tatapan Tian kepada ku.
"Oh ya pa, Sofi mau ke taman bermain pa. Sudah lama Sofi gak ke sana. Semenjak opa pergi ke luar kota. Boleh ya pa?" Rengek gadis kecil itu dengan tatapan yang penuh harapan.
"Tentu saja boleh dong sayang. Apa pun yang kamu mau papa akan turuti. Sekarang juga, kita akan pergi ke sana. Oke" Jawab Tian membuat gadis itu berteriak kegirangan.
"Sekarang, Sofi masuk dulu ke dalam mobil ya. Papa mau bicara sama ibu Fitri" Ujar Tian.
Sofi turun dari gendongan ayahnya dan langsung masuk ke dalam mobil mewah milik ayahnya.
"Fitri, apa kamu mau ikut bersama kami ke taman bermain?" Tanya nya kepada ku setelah melihat putri kecil nya masuk ke dalam mobil nya.
"Ha?" Tanya ku kaget.
"Kenapa ekspresi mu kaget begitu sih? Aku hanya mengajak mu bergabung bersama kami" Tian tersenyum lucu melihat ku kaget seperti itu.
"Apa aku tidak menganggu kalian?" Kini balik aku yang bertanya. Mendengar pertanyaan ku itu, membuat Tian kembali tersenyum.
"Jika kamu menganggu kami, mana mungkin aku mengajak mu pergi bersama kami" Kata nya lagi.
"Bagaimana? Apa kamu mau?" Ulang nya lagi penuh dengan harapan.
Aku berpikir sejenak dengan tawaran Tian. Yah di sisi lain aku ingin pergi bersama mereka. Tapi di satu sisi aku merasa sungkan. Toh baru kemaren dia mengungkapkan perasaan nya dan belum ku jawab sudah pergi-pergi saja seperti ini.
"Malah bengong" Ujar nya mengagetkan ku.
"Gimana ya? Maaf ya Tian. Bukan nya aku gak mau, hanya saja aku masih ada pekerjaan di sekolah harus ku selesaikan. Jadi lain kali saja ya aku pergi nya bersama kalian" Ujar ku memberi alasan.
"Fitri, ayo kita pulang" Ajak Rani teman ku.
"Tapi aku belum selesai mengerjakan pekerjaan piket kita" Ujar ku.
"Sudah, semua nya sudah beres kok. Aku sudah mengerjakan nya" Ujar nya.
"Nah, itu teman mu sudah selesai mengerjakan tugas mu. Bisa kan kamu ikut kami? "Tanya Tian lagi.
Kini aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Tidak ada alasan lagi jika aku menolak.
"Ran, aku pergi bersama Tian dulu ya gak apa-apa kan?"
"Oh tentu saja. Ya sudah aku duluan ya" Ujar nya meninggalkan kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments