Hari Pertama Di Jakarta

Pagi hari menyapa, seperti biasanya Jova akan bangun sebelum adzan subuh berkumandang, kebiasaan di kampung, di mana rumahnya bersebelahan dengan Musholah sehingga ia harus bangun sebelum subuh.

"Kata Bapak biar rezekinya tidak dipatok ayam." Jadi Jova harus dibiasakan bangun lebih pagi.

Dengan mata yang masih berat, dan mengantuk, Jova menyusur setiap tangga ulir satu persatu. Tangga yang cukup curam sehingga Jova harus hati-hati agar tidak terpeleset dan jatuh. Malam ini wanita itu tidur dengan cukup nyenyak meskipun semalam di landa rasa lapar, untung sisa roti saat dirinya menempuh perjalanan masih ada. Bener-bener suaminya itu tidaak memberi makan sama sekali, atau setidaknya air minum.

Untuk minum Jova mengendap-endap meminta pada Bi Suro dan untungnya lagi-lagi asisten rumah tangga suaminya itu baik, bahkan Jova dibungkuskan nasi beserta tahu dan sambal. Ah, jangan ditanya enak atau tidak, itu semua sudah lebih dari cukup untuk Jova.

Bahkan wanita itu berjanji setelah dirinya gajihan entah dari menulis online atau justru gajih sebagai pekerja di tempatnya yang di janjikan oleh Felix, Jova akan membelikan makanan untuk Bi Suro sebagai tanda terima kasih dia sudah membantunya menjadi tim penyelundup makanan dan minuman, meskipun tidak mewah-mewah banget, tetapi Jova sudah sangat bahagia, setidaknya uang makannya bisa lebih hemat sedik

Setelah membersihkan diri dan mencuci pakaian yang kemarin ia kenakan, kini Jova bersiap untuk menunggu Arzen, nama yang di sebut Felix sebagai asistenya dan juga hari ini ia akan kerja. Entah jadi Office Girl atau justru hanya menjadi pembersih toilet. Jova tidak memperdulikan pekerjaanya apa nantinya yang terpenting dia kerja dapat gajih untuk ia makan dan selebihnya ia bisa tetap membantu ayahnya untuk mengurangi  beban keluarga.

Jova sebagai anak pertama tahu betul apa yang menjadi  tugasnya, terlebih pekerjaan ayah dan ibunya yang serabutan membuat mereka hidup serba pas-pasan. Sebagai anak Jova tentu tidak mau membuat orang tuanya susah, ingin tetap membantu perekonomian mereka. Kata orang anak pertama bahunya harus kuat itulah yang Jova rasakan, bahunya harus kuat agar tidak menyerah. Masa depan adik dan keluarganya sebagian dipikul oleh dirinya. Jadi dia harus rajin, pantang mengeluh dan tentu doa-doa yang selalu ia langitkan setiap saat.

Setiap ada waktu yang luang Jova gunakan untuk merangkai kata demi kata menjadi sebait kalimat yang indah. Membuat sebuah narasi dan dialog dari setiap bab yang akan ia upload ke platform online, menjadi sebuah cerita fiksi, dalam novel yang sedang ia garap. Sebuah coretan digital, membuat sedikit harinya berwarna, berharap tentu dari hobby-hobby-nya Jova bisa mendulang rupiah, agar bisa membantu tambah-tambah pemasukan. Dirinya yang terlalu mencintai lembaran rupiah rela melakukan apa saja yang penting halal. Tidak perduli apa kata orang-orang tentang dirinya yang terpenting dia akan selalu berusaha agar keluarganya bangkit dari lembah nestapa, kemiskinan.

[Turun!!!]

Itu adalah pesan yang dikirimkan Felix. Jova sampai kaget ketika sedang asik mengetik kata demi kata tiba-tiba ada pesan masuk dari sang bos, suami dan musuhnya.

Ck... wanita itu pun berdecak cukup keras. "Ganggu orang sedang senang ajah," rutuk Jova dengan keras, ah rasanya bebas bisa mengumpat laki-laki itu tanpa ada yng mendengarnya, salah siapa dia tidur di bangunan  sendiri kesempatan kan bisa ngoceh, maki dan menyumpahi suaminya sesuka hati.

Tidak menunggu lama ia pun turun sudah siap dengan pakaian kerjanya. Meskipun perutnya perih karena belum makan, tetapi Jova berusaha menahanya, terlebih uang yang ia bawa untuk bekal hidup tidak seberapa ia harus bisa mengaturnya hingga gajihan tiba. Sembari berharap tentunya Bi Suro menyelipkan satu bungkus nasi biarlah dengan tahu, atau tempe juga. Tidak ada salahnya berdoa kan, mungkin saja malah Tuhan berikan lebih, pagi ini dengan sepotong ayam mungkin.

"Pagi Bi, apa Tuan Felix sudah berangkat kerja?" tanya Jova yang berdiri di samping pintu, ia masih ingat betul kata-kata Felix. 'Jangan biarkan wanita ini berkeliaran di dalam rumahku, tanpa seizin dariku.' Itu sebabnya Jova hanya berdiri di samping pintu. Sebenarnya Jova bisa saja masuk ke dapur hanya sebentar, tetapi ia tidak mau membangunkan macan yang sedang tidur, iya kalau hanya Jova yang dihukum, kalau sampai Bi Suro yang kena juga, kasihan.

Bagaimana kalau berimbas buruk pada pekerjaan Bi Suro udah gitu, Bi Suro juga cari kerjaan sulit, dan bisa jadi Bi Suro nasibnya tidak jauh berbeda dengan Jova sebagai tulang punggung. Ia tidak mau kedatanganya membuat masalah, sehingga sebisa mungkin ia akan tetap mentaati peraturan dari Felix.

"Pagi juga Neng Jova, Tuan muda belum berangkat kerja, jam enam seperti ini biasanya Tuan masih olahraga, dan akan turun di jam setengah tujuh untuk sarapan," balas Bi Suro, sembari tersenyum ramah, menatap Jova.

Jova melebarkan matanya. "Oh Tuhan itu tandanya aku harus menunggu dia setengah jam." Lagi-lagi Jova rasanya ingin mengutuk Felix menjadi gantungan kunci.

Namun, Jova berusaha tetap tenang ia memilih duduk di pojokan sembari meraih ponselnya kembali, melanjutkan merangkai kalimat siapa tahu otaknya semakin lancar karena kesal dikerjai oleh Felix. Siapa yang mengira kalau dirinya masih santai di wilayah kekuasaanya sedangkan barusan dia mengirim pesan agar Jova turun.

Berharap ketika dirinya turun, Felix sedang menikmati sarapan, dan dengan basa-basi menawarinya menikmati sarapan bersama.

"Huh, nasib jadi perantau dadakan."

Episodes
1 Gadis Penebus Hutang?
2 Keputusan Jova
3 Bertemu Calon Suami
4 Negosiasi Felix dan Jova
5 Biawak Cap Parit
6 Mendadak Akad
7 Malam Pertama Serasa Uji Nyali
8 Petuah Bapak
9 Perjalanan yang Menegangkan
10 Rumah atau Istana?
11 Meratapi Nasib
12 Hari Pertama Di Jakarta
13 Asisten Arzen
14 Hari Pertama Kerja
15 Sodara Setanah Air
16 Kenalan Sama Cemong
17 Kecurigaan Jova
18 Tudingan yang Tidak Berdasar
19 Pekerjaan Pengganti
20 Dikira Suhu, Ternyata Cupu!!!
21 Sikap Aneh Felix
22 Pengakuan Felix
23 Rumput GBK
24 Derita Kembali Menghampiri
25 Teman Curhat
26 Kamera Pengintai
27 Senjata Makan Tuan
28 Perjuangan Orang Tua
29 Kelakuan Orang Kaya, aneh
30 Ketegangan Antara Felix dan Jova
31 Kecurigaan Felix
32 Keberanian Arzen
33 Sikap Aneh Felix
34 Kabar Buruk
35 Saling Membantu
36 Rahasia Takdir
37 Membuka Hati
38 Duka Kembali Menyelimuti
39 Hari Berkabung
40 Berjalan, Saling Menguatkan
41 Berpisah Untuk Sementara
42 Merapatkan Barisan
43 Kepercayaan Felix Untuk Jova
44 Kemalangan Sumi
45 Perusahaan Yang Aneh
46 Mommy Jova Pulang
47 Sang Pengganggu
48 Ada Yang Kepanasan
49 Felix V/S Cemong
50 Hukuman Untuk Mommy Jojo
51 Mata yang Ternodai
52 Drama Nyari Kontrakan
53 Izin Cuti
54 Dukungan Dari Suami
55 Mengunjungi Makam Mertua
56 Kemarahan Jova
57 Kepasrahan
58 Dukungan Dari Teman
59 Meratapi Nasib
60 Permohonan Felix
61 Tangisan Rindu
62 Dukungan Untuk Jova
63 Hikmah Di balik Musibah
64 Tergulung Penyesalan
65 Rezeki di balik Musibah
66 Bawaan Bayi
67 Bayi yang Pengertian
68 Dukungan Warga +62
69 Dukungan Untuk Jova
70 Teman Untuk Berbagi Kisah
71 Dokter sekaligus Teman
72 Kebebasan Untuk Jova
73 Keisengan Jova
74 Keisengan Milo
75 Beban Hidup Bertambah
76 Cinta Segi Tiga
77 Dihantui Rasa Bersalah
78 Razia dari Sang Nyonya
79 Lapar Mata
80 Ada Apa denganDaddy-Nya Cemong?
81 Akhirnya dari Perjalanan. Kembahagiaan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Gadis Penebus Hutang?
2
Keputusan Jova
3
Bertemu Calon Suami
4
Negosiasi Felix dan Jova
5
Biawak Cap Parit
6
Mendadak Akad
7
Malam Pertama Serasa Uji Nyali
8
Petuah Bapak
9
Perjalanan yang Menegangkan
10
Rumah atau Istana?
11
Meratapi Nasib
12
Hari Pertama Di Jakarta
13
Asisten Arzen
14
Hari Pertama Kerja
15
Sodara Setanah Air
16
Kenalan Sama Cemong
17
Kecurigaan Jova
18
Tudingan yang Tidak Berdasar
19
Pekerjaan Pengganti
20
Dikira Suhu, Ternyata Cupu!!!
21
Sikap Aneh Felix
22
Pengakuan Felix
23
Rumput GBK
24
Derita Kembali Menghampiri
25
Teman Curhat
26
Kamera Pengintai
27
Senjata Makan Tuan
28
Perjuangan Orang Tua
29
Kelakuan Orang Kaya, aneh
30
Ketegangan Antara Felix dan Jova
31
Kecurigaan Felix
32
Keberanian Arzen
33
Sikap Aneh Felix
34
Kabar Buruk
35
Saling Membantu
36
Rahasia Takdir
37
Membuka Hati
38
Duka Kembali Menyelimuti
39
Hari Berkabung
40
Berjalan, Saling Menguatkan
41
Berpisah Untuk Sementara
42
Merapatkan Barisan
43
Kepercayaan Felix Untuk Jova
44
Kemalangan Sumi
45
Perusahaan Yang Aneh
46
Mommy Jova Pulang
47
Sang Pengganggu
48
Ada Yang Kepanasan
49
Felix V/S Cemong
50
Hukuman Untuk Mommy Jojo
51
Mata yang Ternodai
52
Drama Nyari Kontrakan
53
Izin Cuti
54
Dukungan Dari Suami
55
Mengunjungi Makam Mertua
56
Kemarahan Jova
57
Kepasrahan
58
Dukungan Dari Teman
59
Meratapi Nasib
60
Permohonan Felix
61
Tangisan Rindu
62
Dukungan Untuk Jova
63
Hikmah Di balik Musibah
64
Tergulung Penyesalan
65
Rezeki di balik Musibah
66
Bawaan Bayi
67
Bayi yang Pengertian
68
Dukungan Warga +62
69
Dukungan Untuk Jova
70
Teman Untuk Berbagi Kisah
71
Dokter sekaligus Teman
72
Kebebasan Untuk Jova
73
Keisengan Jova
74
Keisengan Milo
75
Beban Hidup Bertambah
76
Cinta Segi Tiga
77
Dihantui Rasa Bersalah
78
Razia dari Sang Nyonya
79
Lapar Mata
80
Ada Apa denganDaddy-Nya Cemong?
81
Akhirnya dari Perjalanan. Kembahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!