Negosiasi Felix dan Jova

Jova yang saat itu duduk di samping Felix, wanita itu melirik dengan ekor matanya. "Sudah aku duga kalau laki-laki ini memang licik. Gila saja masa iya aku istrinya mau dijadikan pembantu gratis. Kalau dibayar sih tidak masalah. Kalau geratisan, maaf yah lebih baik aku batalkan secara sepihak perjodohan ini. Soal hutang-hutang bisa dibicarakan baik-baik," gumam Jova dalam hatinya.

Perdebatan demi perdebatan antara Jova dan Felix terus terjadi. Dua anak manusia itu saling serang, Jova tahu bahwa Felix tidak serta merta menerima perjodohan ini dengan tangan terbuka. Pasti ada yang dia ambil dari perjodohan ini. Tidak mungkin Felix mau menikah dengan dirinya yang bawel dan berisik, itam serta anak orang miskin. Yah, setumpuk harta dan jabatan, ternyata menjadi menjadi penyebab Felix menerima perjodohan ini, itu yang laki-laki itu akui, entah sadar atau tidak laki-laki itu mengakui semuanya.

Terlalu mustahil bukan apabila Felix, laki-laki yang kuat tidak menikah hingga usia 35 tahun tiba-tiba mau menikah dengan gadis desa, pendek hitam, bawel dan jutex. Itu yang Felix bilang terus menerus. Padahal Jova tidak terlalu pendek, gadis dengan tinggi 160 cm dalam negara kita sudah tinggi, kulit sawo matang, bukan hitam, tetapi cenderung manis, lalu bawel dan jutex itu tergantung lawan bicaranya. Kalau lawan bicaranya seperti Felix yang berbicara secara frontal, Jova juga akan melakukan hal yang sama, dunia itu adil bung!

"Lalu keuntungan saya untuk pernikahan ini apa, Tuan. Rasanya terlalu serakah apabila Anda mendapatkan setumpuk harta dari pernikahan ini sedangkan saya tidak mendapatkan apa-apa?" tanya Jova dengan nada yang sinis.

Ck... Felix berdecak cukup keras. "Kenapa loe jadi perhitungan seperti ini, Jojo."

'Lihat saja belum dua puluh empat jam bertemu laki-laki sudah mengganti nama panggilanku, mana Jojo. Oh Tuhan ini jodoh apa musibah,' batin Jova mengutuk calon suaminya.

"Saya perhitungan itu juga karena Anda juga sama, bukanya pernikahan ini membawa untung yang besar untuk Anda, Tuan Muda yang terhormat."

"Katakan loe mau apa, jangan minta yang aneh-aneh, apalagi minta gue untuk menafkahin secara batin, karena melihat tubuh kamu saja sudah jijik."

"Oh sama dong, saya juga tidak mau dinafkahin sama laki-laki mulut pedes begini, macam petasan korek ajah. Saya mau kerja di perusahaan Anda, Tuan." Jova tersenyum dengan sinis, bibirnya sebelah terangkat dengan sepurna.

"Tidak bisa!"

Jova langsung tersentak ketika mendengar jawaban calon suaminya yang tegas itu.

"Ok kalau tidak bisa, kita batalkan pernikahan ini, keputusan ada di tangan Anda."

"Sialan, si Jojo berani mengancam aku. Ok aku ikuti permainan dia, dan tunggu pembalasan aku. Di sini dia bisa berkuasa tetapi di rumahku nanti, aku adalah Tuannya. Karma itu adil, Sis!" Felix mengutuk Jova dalam hatinya.

Felix saat ini melirik pada gadis kampung yang berpenampilan kuno itu. Eh, bukan kuno tetapi cukup sederhana. "Lagian bukanya kalian  juga sudah mendapatkan ke untungan yang tidak sedikit dari Bapak. Uang untuk berobat adik kamu, yang sakit-sakitan, tentu kamu paham betul kalau uang-uang itu jatuhnya tidak sedikit." Felix masih terus berusaha menolak apa kemauan calon isrinya.

'Gila saja bekerjaan satu perusahaan denganku. Malas banget kalau harus bertemu dengan dia setiap hari. Belum aku juga harus merahasiakan hubungan pernikahanku agar orang-orang kantor tidak  tahu. Sangat ribet kan,' Felix kembali bergumam dalam batinya.

Kali ini Jova menghela nafas dengan dengan perlahan. Ternyata untuk bernegosiasi dengan calon suaminya cukup sulit. Padahal kemauan Jova cukup simpel, di berikan pekerjaan agar tidak merepepotkan dirinya yang selalu menuduh Jova matre, mau menikah karena uang.

Meskipun apa yang Felix katakan adalah kebenaralan, yang terpaksa. Siapa juga yang mau menikah, hanya untuk menebus hutang-hutang keluarganya, dan siapa yang mau berhutang banyak kalau bukan untuk sebuah nyawa. Biarlah disebut matre dan lain sebagainya yang terpenting adiknya sembuh. Sesuai dengan janji juragan Guntoro. Selain hutang-hutang keluarganya yang akan dianggap lunas. Juragan Guntoro juga akan memberikan bantuan uang untuk pengobatan Jini sampai sembuh. Itu alasan Jova mau menerima pernikahan karena perjodohan ini.

"Memang saya juga mendapatkan keuntungan dari pernikahan ini, kalau tidak saya juga sudah jelas tidak mau menikah dengan Anda Tuan. Tapi saya juga di kota bukanya harus tetap hidup Tuan, saya tahu Anda pasti tidak akan mau menafkahi saya secara cuma-cuma, sehingga saya harus tetap bekerja. Agar saya bisa makan dan minum dan tidak mati kelaparan." Jovo menekan kata 'mati kelaparan', berharap kalau Felix mau mempertimbangkan permintaannya.

Felix diam sejenak. Berpikir keras agar dia juga tentunya tidak mengeluarkan uang untuk Jova, "Benar juga apa yang wanita ini katakan. terlalu enak dong Jojo ini apabila hanya jadi pembantu sedangkan di rumah sudah ada Bi Suro. Kerjaan rumah pasti akan lebih dominan dikerjakan oleh Bi Suro, dan dia bisa saja hanya tidur dan main ponselnya." rancau Felix dalam hatinya.

"Nanti akan saya pertimbangkan, tapi kalau diliahat dari postur tubuh dan wajah kamu paling bisa kerja jadi tukang bersih WC, kalau tidak tukang sapu dan ngepel," ucap Felix masih dengan kesinisan yang seolah ia menemukan permainan baru.

Jova menghembuskan nafasnya kasar. Tidak kaget sih ketika calon suaminya akan mengerjainya, tetapi bagaimana lagi kerjaan apa saja bukanya yang terpenting adalah dia tetap bekerja dan dapat uang untuk tetap bertahan hidup.

"Tidak masalah kerja apa saja Tuan, asalkan halal," balas Jova dengan suara yang pasrah.  Lagi pula dia sudah biasa melakukan kerja kasar jadi dia tidak akan kaget dengan semua ucapan Felix.

"Nah gitu dong, aku suka dengan sikap pasrah kamu. Tenang saja aku akan pilihkan tugas yang paling bagus untuk kamu."

'Siapa suruh kamu main-main dengan aku, akan aku buat kamu menyesali karena telah mengancam-ngancam aku,' batin Felix, sembari tersenyum puas.

Jova hanya bisa pasrah, ia menelan salivanya dengan kasar, dan dia hanya bisa berdoa agar dirinya diberi kekuatan untuk menghadapi Felix yang sangat menyebalkan itu.

"Ngomong-ngomong pernikahan kita kapan diadakanya, Tuan?" tanya Jova untuk mengalihkan obrolanya, setidaknya ia sudah tenang karena mendapatkan kerjaan nanti di Jakarta. Kalau tidak mengemis pada calon suaminya. Apalagi Jova bisa dikatakan pertama kali akan menginjakan kakinya di Jakarta bayangan kota metropolitan bagaimana dalam bentuk nyatanya saja dia belum tahu.

Kalau lihat di TV sih sudah pasti dia tahu. Macet, pandet dan pastinya banyak berseliweran yang mengatakan Ibukota itu kejam dan juga cari kerja di Ibukota itu sulit.

Ck... Felix kembali berdecak. "Kenapa, udah tidak kuat ingin jadi nyonyah Felix? Ingat yah, pernikahan ini karena TERPAKSA." Felix menekankan kata terpaksa.

"Bukan gitu Tuan, saya hanya belum siap kalau menikah buru-buru, banyak yang harus saya persiapkan. Saya juga masih pengin kerja, setidaknya sampai gajihan agar saya punya pegangan uang nanti untuk hidup di tempat yang masih asing untuk saya," balas Jova dengan suara yang pelan, kalau mengikuti Felix tentu Jova pengin membalasnya dengan ucapan yang tidak kalah menyakitkan.

Namun, Jova juga masih ada rasa takut, kalau calon suaminya nanti akan membalas ucapan-ucapan Jova dengan perlakuan buruk ketika di rumahnya.

"Emang loe pikir gue juga pengin nikah buru-buru? Tidak! Siapa juga yang mau nikah buru-buru dengan loe." Felix beranjak dari duduknya dan meninggalkan Jova, dengan bibir yang siap membalas ucapan calon suaminya.

Namun terlambat laki-laki itu sudah berjalan lebih dulu, meninggalkan Jova. Laki-laki itu kembali masuk ke dalam rumah sederhana orang tuanya.

"Permainan akan segera dimulai Jojo, kamu akan tahu siapa aku. Siapa surah kamu menantang aku!" gumam Felix dengan senyuman kemenangan.

"Ya Tuhan, kenapa Engkau ciptakan manusia model beginian untuk jadi suami hamba?" jerit Jova dalam batinya.

#Sabar yah Jo...

Terpopuler

Comments

Ernha Ciuss

Ernha Ciuss

jagan jahat" bgt dadi orang...

2023-04-09

1

Jawer~Hayam

Jawer~Hayam

thor ini urutan ceritanya ngacak loh...

2023-01-23

4

lihat semua
Episodes
1 Gadis Penebus Hutang?
2 Keputusan Jova
3 Bertemu Calon Suami
4 Negosiasi Felix dan Jova
5 Biawak Cap Parit
6 Mendadak Akad
7 Malam Pertama Serasa Uji Nyali
8 Petuah Bapak
9 Perjalanan yang Menegangkan
10 Rumah atau Istana?
11 Meratapi Nasib
12 Hari Pertama Di Jakarta
13 Asisten Arzen
14 Hari Pertama Kerja
15 Sodara Setanah Air
16 Kenalan Sama Cemong
17 Kecurigaan Jova
18 Tudingan yang Tidak Berdasar
19 Pekerjaan Pengganti
20 Dikira Suhu, Ternyata Cupu!!!
21 Sikap Aneh Felix
22 Pengakuan Felix
23 Rumput GBK
24 Derita Kembali Menghampiri
25 Teman Curhat
26 Kamera Pengintai
27 Senjata Makan Tuan
28 Perjuangan Orang Tua
29 Kelakuan Orang Kaya, aneh
30 Ketegangan Antara Felix dan Jova
31 Kecurigaan Felix
32 Keberanian Arzen
33 Sikap Aneh Felix
34 Kabar Buruk
35 Saling Membantu
36 Rahasia Takdir
37 Membuka Hati
38 Duka Kembali Menyelimuti
39 Hari Berkabung
40 Berjalan, Saling Menguatkan
41 Berpisah Untuk Sementara
42 Merapatkan Barisan
43 Kepercayaan Felix Untuk Jova
44 Kemalangan Sumi
45 Perusahaan Yang Aneh
46 Mommy Jova Pulang
47 Sang Pengganggu
48 Ada Yang Kepanasan
49 Felix V/S Cemong
50 Hukuman Untuk Mommy Jojo
51 Mata yang Ternodai
52 Drama Nyari Kontrakan
53 Izin Cuti
54 Dukungan Dari Suami
55 Mengunjungi Makam Mertua
56 Kemarahan Jova
57 Kepasrahan
58 Dukungan Dari Teman
59 Meratapi Nasib
60 Permohonan Felix
61 Tangisan Rindu
62 Dukungan Untuk Jova
63 Hikmah Di balik Musibah
64 Tergulung Penyesalan
65 Rezeki di balik Musibah
66 Bawaan Bayi
67 Bayi yang Pengertian
68 Dukungan Warga +62
69 Dukungan Untuk Jova
70 Teman Untuk Berbagi Kisah
71 Dokter sekaligus Teman
72 Kebebasan Untuk Jova
73 Keisengan Jova
74 Keisengan Milo
75 Beban Hidup Bertambah
76 Cinta Segi Tiga
77 Dihantui Rasa Bersalah
78 Razia dari Sang Nyonya
79 Lapar Mata
80 Ada Apa denganDaddy-Nya Cemong?
81 Akhirnya dari Perjalanan. Kembahagiaan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Gadis Penebus Hutang?
2
Keputusan Jova
3
Bertemu Calon Suami
4
Negosiasi Felix dan Jova
5
Biawak Cap Parit
6
Mendadak Akad
7
Malam Pertama Serasa Uji Nyali
8
Petuah Bapak
9
Perjalanan yang Menegangkan
10
Rumah atau Istana?
11
Meratapi Nasib
12
Hari Pertama Di Jakarta
13
Asisten Arzen
14
Hari Pertama Kerja
15
Sodara Setanah Air
16
Kenalan Sama Cemong
17
Kecurigaan Jova
18
Tudingan yang Tidak Berdasar
19
Pekerjaan Pengganti
20
Dikira Suhu, Ternyata Cupu!!!
21
Sikap Aneh Felix
22
Pengakuan Felix
23
Rumput GBK
24
Derita Kembali Menghampiri
25
Teman Curhat
26
Kamera Pengintai
27
Senjata Makan Tuan
28
Perjuangan Orang Tua
29
Kelakuan Orang Kaya, aneh
30
Ketegangan Antara Felix dan Jova
31
Kecurigaan Felix
32
Keberanian Arzen
33
Sikap Aneh Felix
34
Kabar Buruk
35
Saling Membantu
36
Rahasia Takdir
37
Membuka Hati
38
Duka Kembali Menyelimuti
39
Hari Berkabung
40
Berjalan, Saling Menguatkan
41
Berpisah Untuk Sementara
42
Merapatkan Barisan
43
Kepercayaan Felix Untuk Jova
44
Kemalangan Sumi
45
Perusahaan Yang Aneh
46
Mommy Jova Pulang
47
Sang Pengganggu
48
Ada Yang Kepanasan
49
Felix V/S Cemong
50
Hukuman Untuk Mommy Jojo
51
Mata yang Ternodai
52
Drama Nyari Kontrakan
53
Izin Cuti
54
Dukungan Dari Suami
55
Mengunjungi Makam Mertua
56
Kemarahan Jova
57
Kepasrahan
58
Dukungan Dari Teman
59
Meratapi Nasib
60
Permohonan Felix
61
Tangisan Rindu
62
Dukungan Untuk Jova
63
Hikmah Di balik Musibah
64
Tergulung Penyesalan
65
Rezeki di balik Musibah
66
Bawaan Bayi
67
Bayi yang Pengertian
68
Dukungan Warga +62
69
Dukungan Untuk Jova
70
Teman Untuk Berbagi Kisah
71
Dokter sekaligus Teman
72
Kebebasan Untuk Jova
73
Keisengan Jova
74
Keisengan Milo
75
Beban Hidup Bertambah
76
Cinta Segi Tiga
77
Dihantui Rasa Bersalah
78
Razia dari Sang Nyonya
79
Lapar Mata
80
Ada Apa denganDaddy-Nya Cemong?
81
Akhirnya dari Perjalanan. Kembahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!