Bab 18

Waktu berlalu, seharian setelah dari cafe Kelvin, Dito datang ke cafe nya sendiri. Seperti biasa dia akan selalu mengecek perkembangan cafe miliknya. Jika ada sesuatu yang tidak beres maka Dito bisa dengan segera menyelesaikannya.

Dan hari ini Dito kembali di telepon Mamanya untuk menginap lagi di rumah orang tuanya dengan alasan sang Mama masih kangen dengannya. Dan jika hanya menginap satu malam saja tidak bisa mengobati rasa kangen sang Mama. Akhirnya dengan setengah hati Dito kembali akan menginap dirumah orang tuanya meskipun dia harus menempuh perjalanan yang agak jauh daripada dia yang harus pulang ke apartemennya.

"Balik sekarang aja lah, kalau nunggu nanti-nanti keburu kena macet parah." gumam Dito, kemudian dia segera merapikan meja kerjanya dan segera beranjak keluar dari ruangannya.

"Anton, lu tanganin seperti biasa ya. Gue mau cabut sekarang." ucap Dito begitu dia bertemu dengan Anton orang kepercayaannya yang selama ini menghandle cafe miliknya selama ditinggal Dito.

"Kalau ada apa-apa seperti biasa lu segera hubungi gue." lanjut Dito memberi perintah.

"Siap, beres Pak Bos." jawab Anton sopan.

Mereka memang terlihat akrab, karena dari usia memang tidak terpaut jauh meskipun Dito masih sedikit lebih tua dari Anton. Tetapi meskipun begitu, baik Dito maupun Anton mereka tetap profesional dalam bekerja.

Dito pun menganggukkan kepalanya kemudian menepuk pelan bahu Anton kemudian berjalan menuju pintu untuk keluar dari cafe.

"Hati-hati Pak Bos." ucap Anton sebelum Dito benar-benar pergi.

Dito pun hanya memberi tanda oke lewat kode dari tangannya.

...----------------...

Begitu selesai mandi dan makan, niat hati Rani ingin sekali beristirahat. Dia sudah berbaring di ranjangnya, tetapi 30 menit berlalu matanya tidak bisa dengan segera terpejam. Justru semakin terlihat tidak mengantuk sama sekali. Padahal sebenarnya Rani ingin sekali beristirahat tetapi matanya tidak bisa diajak untuk berkompromi.

"Aduhh mata kenapa sih gak ngantuk-ngantuk!" kesal Rani dengan duduk di atas ranjangnya.

Karena merasa bosan hanya didalam kamar saja, Rani pun keluar dari kamar. Dia ke teras depan kost nya. Memang Rani jarang bertemu dengan teman kostnya, karena mereka banyak yang bekerja dikantor sedangkan Rani merasa agak minder karena dia hanya bekerja sebagai pelayan disebuah cafe. Perasaan itulah yang membuat Rani merasa tidak layak kumpul bersama dengan mereka.

"Daripada gue bengong gak jelas kayak gini, mendingan gue jalan-jalan aja." ucap Rani dengan tersenyum karena merasa mendapatkan sebuah ide.

"Mumpung jarang-jarang kan malam gini dirumah." lanjut Rani.

Dia segera masuk kembali ke dalam rumahnya untuk mengambil jaket dan juga beberapa lembar uang. Meskipun dia tidak berniat ingin membeli sesuatu tetapi untuk berjaga-jaga saja mungkin dia ingin jajan nanti.

Akhirnya Rani pun keluar dari kost nya dan mengunci pintunya kemudian berjalan keluar menyusuri jalan yang biasa dia lewati ketika berangkat kerja ataupun kuliah.

"Enak juga ya jalan-jalan malam gini." gumam Rani sambil tersenyum senang.

Dia seperti seorang anak kecil yang mendapatkan mainan baru, sehingga dia akan merasa puas.

Rani tidak merasa kesepian sama sekali meskipun dia hampir tidak memiliki teman kecuali teman ditempatnya bekerja. Bahkan dikampus pun hanya beberapa teman saja yang dia miliki, bisa dihitung dengan jari.

Bukan karena Rani tidak mau berteman karena sombong, tetapi dia lebih memilih untuk tidak terlalu dekat dengan temannya karena Rani merasa rendah diri. Padahal teman-temannya sudah seringkali memberitahunya bahwa mereka benar-benar tulus berteman dengan Rani.

...****************...

Tetap semangat kak 💪🥰

Like, komen dan hadiah jangan lupa 😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!