Bab 13

"Pak Kelvin nya belum datang Pak." ucap pegawai tersebut yang sudah tahu bahwa Dito datang pasti ada hubungannya dengan Bos nya.

"Ow iya gak apa-apa dia sedikit telat soalnya lagi ada urusan." jawab Dito sedikit berbohong, karena tidak mungkin dia berkata jujur kepada pegawai Kelvin bagaimana Bos nya itu.

"Ow ya sudah kalau begitu, saya buatkan minuman untuk Pak Dito dulu ya." ucap sang pegawai sebelum meninggalkan Dito sendiri.

"Iya terima kasih." jawab Dito.

Setelah kepergian pegawai tersebut, Dito fokus dengan ponselnya. Dia sedang mendapat laporan dari karyawan cafe nya sendiri tentang pemasukan dan pengeluaran yang diperoleh tadi malam. Karena semalam Dito pulang kerumah orang tuanya jadi dia tidak bisa mengecek secara langsung. Tetapi Dito memiliki orang kepercayaan untuk mengurusi cafe ketika dia tidak ada.

Rani yang baru saja dari toilet langsung kembali ke depan untuk melayani pelanggan yang baru saja datang.

"Selamat datang kakak, mau pesan apa? Silahkan." sapa Rani dengan ramah.

Dito yang masih fokus dengan ponselnya pun sempat mendengar suara Rani, dan seketika Dito menoleh mencari sumber suara.

"Kog suaranya gak asing ya?" batin Dito sambil menoleh ke kanan dan kiri, tetapi tidak ada siapapun.

Hanya ada seorang karyawan yang tidak jauh didepannya tetapi hanya terlihat punggungnya saja, sehingga Dito tidak bisa mengenali.

"Ahh masa iya orang itu?" batin Dito sambil mencoba mengingat-ingat.

"Apa jangan-jangan kepala ku lagi banyak pikiran ini, bisa-bisanya semua suara jadi sama" lanjut Dito sambil menggerakkan kepalanya untuk mengusir pikiran itu.

"Ahh emang gue pikirin." gumam Dito yang kemudian kembali fokus dengan ponselnya.

Bersamaan dengan itu Rani sudah selesai mencatat pesanan dan akan diberikan kepada bagian pantry. Rani sempat melewati meja Dito, tetapi karena Rani tidak terlalu fokus sehingga dia tidak melihat ke arah meja Dito begitupun Dito yang sedang fokus dengan ponselnya pun tidak melihat Rani yang melewati meja nya.

Beberapa saat kemudian, seorang pegawai mengantar minuman untuk Dito.

"Ini Pak minumannya." ucap sang pegawai yang bernama Tuti.

"Iya terima kasih ya." jawab Dito dengan tersenyum.

"Sama-sama Pak." jawab Tuti dengan senyum salah tingkah.

Tuti berlalu dari hadapan Dito dengan berjalan mundur pelan sambil senyum-senyum. Dito yang melihat Tuti seperti itu hanya bisa mengerutkan keningnya sambil menahan tawa melihat tingkah Tuti.

Siapa yang tidak terpesona dengan Dito. Bisa dibilang Dito sosok lelaki yang sempurna. Sudah ganteng, pintar, mau bekerja keras bahkan sudah mandiri dengan memiliki cafe sendiri.

Hingga sampai Tuti berada didapur masih senyum-senyum sendiri.

"Lu kenapa Tut?" tegur Rani heran melihat Tuti seperti itu.

"Sumpah Ran, cakep banget tu cowok!" seru Tuti sambil membayangkan wajah Dito yang tampan.

"Gue rela dijadikan istri kedua kalau seandainya doi uda nikah." gumam Tuti yang masih berkhayal.

Rani menatap heran ke arah Tuti. Rani mengarahkan punggung tangannya ke dahi Tuti.

"Lu gak sakit kan?" tanya Rani dengan mengerutkan keningnya.

"Apaan sih, orang lagi berkhayal juga." sewot Tuti sambil menepis tangan Rani yang masih berada didahinya.

"Habisnya lu aneh." ucap Rani sambil berlalu dari hadapan Tuti untuk kembali ke pantry.

...****************...

Minta terus disemangati ya kak 🥰

Like, komen dan hadiahnya jangan lupa 😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!