Bab 11

Selesai menata bekal makan nya, Rani segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat kerja.

Pagi ini Rani tidak memakai pakaian yang biasa dia pakai untuk kuliah, tetapi dia memakai pakaian yang biasa dia pakai untuk bekerja yang sedikit santai meskipun tetap terlihat rapi. Karena nanti ditempat kerja dia akan berganti pakaian dengan seragam kerjanya.

Meskipun Rani terbilang miskin dan lebih tepatnya dia terlalu berhemat, tetapi untuk penampilan dan kebersihan jangan diragukan lagi. Rani cukup harum dan menarik untuk orang yang baru pertama kali melihatnya. Bahkan Rani sudah cantik sejak lahir.

Setelah memastikan penampilannya sudah cukup, Rani segera keluar dari kamar dan memulai sarapannya. Setiap pagi dia selalu berdoa agar seharian dia bisa melewati setiap hal dan selalu diberkati.

Selesai sarapan dan membersihkan sisa-sisa makannya, Rani segera bersiap untuk berangkat kerja.

...----------------...

Sedangkan dikeluarga Dito..

Dito turun dari kamarnya dan terlihat sudah rapi. Dia menuju ke ruang makan, karena beberapa menit yang lalu ketika dia sedang mandi sang Mama mengetuk pintu kamarnya dan menyuruhnya segera turun untuk sarapan bersama.

"Pagi Ma, Pa." sapa Dito sambil duduk dikursi yang biasa dia tempati ketika sedang makan bersama kedua orang tuanya.

"Pagi." jawab Pak Bagas.

"Pagi. Kamu mau kemana Dito? Kog sudah rapi?" seperti biasa Bu Anya yang akan banyak bertanya jika melihat perubahan pada putra semata wayangnya itu.

"Dito mau ketemu Kelvin Ma, mau bahas soal investasi itu." jawab Dito sambil menerima piring dari sang Mama yang sudah diisi nasi dan beberapa lauk kesukaan Dito.

Bu Anya pun sudah tahu tentang investasi yang akan dilakukan Dito untuk cafe milik Kelvin, maka dari itu beliau oke-oke saja mendorong apa yang dilakukan oleh anaknya asalkan dia tetap pada jalur yang sesuai.

"Apa harus sepagi ini?" tanya Bu Anya dan mulai duduk dikursinya.

"Iya Ma, mau ketemu di cafe nya aja yang deket dari rumah. Dito malas kalau mesti kerumah Kelvin soalnya jauh belum tar macet." jawab Dito yang memulai sarapannya.

Ya, kedua orang tua Dito sudah mengenal Kelvin sejak lama karena Kelvin salah satu sahabat Dito sehingga Kelvin pun sering main dan bertemu dengan orang tua Dito.

"Ingat Dito kamu harus bisa menghitung besar kecilnya yang kamu investasikan dengan laba rugi yang akan kamu terima." pesan Pak Bagas, yang secara tidak langsung mengajarkan hal-hal yang harus diperhatikan ketika berbisnis.

"Iya Pah.." jawab Dito mengerti.

Mereka pun memulai sarapan mereka dengan diselingi mengobrol ringan. Hingga setelah selesai Dito pun segera berpamitan kepada kedua orang tuanya dan bersiap akan pergi ke cafe milik Kelvin.

...----------------...

Begitu sampai di cafe Rani segera memakai pakaian kerjanya dan segera melakukan pekerjaannya. Rani memang salah satu karyawan yang rajin, dia akan segera melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya tanpa disuruh-suruh sehingga pemilik cafe dan teman-temannya pun banyak yang menyukainya.

Bukan tanpa alasan Rani melakukan hal itu, bukan karena dia ingin mendapat pujian atau ingin mendapatkan bonus tetapi memang sedari kecil Rani sudah terbiasa hidup mandiri dan bahkan sudah terbiasa bekerja keras membantu perekonomian kedua orang tuanya sejak kecil. Dan Rani pun tidak merasa malu sama sekali dengan keadaannya yang seperti itu, karena dia tidak terlalu mengambil pusing apa yang dikatakan oleh orang lain.

...****************...

Minta semangat lagi kak 🥰

Like, komen dan hadiahnya jangan lupa 😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!