Akhirnya kuis pun sudah selesai, Rani segera merapikan alat tulisnya dan dia segera bersiap untuk ke tempat kerjanya karena kuis tersebut memakan waktu yang cukup lama sehingga membuat Rani sedikit tergesa-gesa agar tidak terlambat masuk kerja bahkan Rani lupa untuk kembali mengaktifkan ponselnya.
Dengan sedikit berlari akhirnya Rani sampai juga ditempat kerjanya dan Rani segera menuju lokernya untuk berganti pakaian dengan pakaian kerja.
"Woiii...!" seru Sasa teman kerja Rani dengan menepuk pundak Rani.
"Kemana aja sih lu? Tumben datang telat, mana ponsel dihubungi dari tadi gak bisa." kesal Sasa, karena sedari tadi mencoba menghubungi Rani tetapi tidak tersambung.
"Oh iya ponsel gue matiin, soalnya dari pagi ada yang telpon nomor gak dikenal mana ada kuis lagi tar ganggu konsen donk." jawab Rani apa adanya.
"Emang siapa yang telpon?" tanya Sasa penasaran.
"Mana gue tahu, emang gue pikirin!" jawab Rani cuek, dan berlalu pergi untuk bersiap bekerja, tetapi sebelumnya ia mengaktifkan ponselnya terlebih dahulu dan menaruh di celemek pakaian kerjanya dengan mode getar.
"Eh gimana sih, gue kan mau tukar shift sama Rani hadeehh.." gumam Sasa yang hampir lupa dengan tujuannya mencari Rani. Kemudian Sasa segera menghampiri Rani.
Terlihat Rani sedang merapikan meja pelanggan yang baru saja selesai dan kebetulan siang itu sedikit sepi jadi Rani dan Sasa bisa leluasa mengobrol.
"Ran, gue minta tolong donk." ucap Sasa begitu menghampiri Rani dan membantu Rani.
"Apaan? Kalau pinjem duit, gak ya." jawab Rani menebak apa yang akan Sasa katakan.
"Yeee sapa juga yang mau pinjem duit, gue tahu lu kan miskin hahaha." ledek Sasa, dan hal itu tidak membuat Rani sakit hati karena memang benar apa yang dikatakan oleh Sasa.
"Trus apaan?" tanya Rani.
"Gue besok mau tuker shift, soalnya besok pagi gue mau anter nyokap ni." jawab Sasa.
"Tuker shift?" tanya Rani memastikan, sambil berfikir apakah besok dia ada jam kuliah atau tidak.
"Iya, please banget sehari doank." jawab Sasa sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dan memasang wajah memelas agar Rani merasa kasihan.
Karena Sasa tahu sekali bagaimana Rani, apalagi Rani paling tidak bisa melihat temannya bersedih.
"Iya deh besok kita tukeran." jawab Rani setelah berfikir cukup lama, dan kebetulan besok Sasa mengajaknya bertukar shift karena Rani berfikir sore harinya ia ingin pergi berbelanja membeli peralatan wanitanya yang sudah habis.
"Wahhh... Thanks banget Ran!" seru Sasa sambil memeluk Rani.
"Lu emang paling bisa diandalin." lanjut Sasa.
"Ihh apaan sih, uda sana!" kesal Rani karena Sasa semakin erat memeluknya.
Akhirnya Sasa melepaskan pelukannya kepada Rani setelah beberapa pelanggan masuk dan mereka kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing.
...----------------...
Siang itu setelah dirasa para karyawannya bisa mengatasi melayani pelanggan, Dito pun kembali ke ruang kerjanya tetapi sebelumnya dia meminta karyawannya untuk membawa makanan dan minuman untuknya diruang kerjanya.
Memang hampir setiap hari Dito terjun langsung untuk membantu karyawannya bekerja. Agar dia bisa tahu hal manalagi yang kurang dari cafe nya sehingga dia bisa dengan segera memperbaikinya.
Meskipun kebanyakan bos atau anak orang kaya akan malas untuk melakukan hal itu, mereka lebih suka berpangku tangan dan hanya menunggu hasilnya saja tanpa mau bekerja. Tetapi itu semua tidak berlaku bagi Dito. Makanya tidak heran jika cafe nya semakin banyak pelanggan dan dikenal oleh banyak kalangan.
Meskipun biasanya cafe sering didatangi oleh kaum remaja saja, tetapi cafe milik Dito ini hampir semua kalangan bisa menikmati ketika mereka berada di cafe nya.
...****************...
Semangatin lagi ya kak 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments