Bab 5

Dito duduk dikursi sambil memejamkan mata, dia tidak tidur tetapi hanya memejamkan mata saja. Merasa bersyukur atas apa yang sudah dia kerjakan. Tetapi dia juga tidak menjadi sombong atas pencapaiannya.

Tiba-tiba saja ponselnya berdering dan Dito membuka mata seraya mengambil ponsel yang semula dia letakkan di atas meja. Begitu melihat nama mamanya tertera di ponselnya, Dito segera menggeser tombol hijau.

"Ya Ma?" tanya Dito begitu panggilan tersambung.

"...."

"Dito baik Ma, ini lagi di cafe."

"...."

"Iya tapi Dito masih sibuk."

"...."

"Iya deh iya, nanti malam Dito pulang rumah, nginep sekalian."

"...."

"Mama sama Papa baik-baik ya. Oke Ma, nanti Dito bakal pulang cepat. Bye."

"Huufff.. Masih juga dikangenin. Kayak gitu tu karna cuma punya 1 anak, tar gue mau punya banyak anak aja biar gak kesepian." gumam Dito begitu dia meletakkan ponselnya di meja.

Dan bersamaan dengan itu salah satu karyawannya mengirimkan makan siang untuk nya.

"Trima kasih ya." ucap Dito ramah.

Meskipun dia seorang bos tetapi Dito tidak pernah lupa untuk mengucapkan kata terima kasih ketika dia mendapatkan sesuatu dari siapapun sekalipun itu karyawannya sendiri.

"Sama-sama Pak." jawab sang karyawan sambil berlalu keluar dari ruangan Dito setelah meletakkan nampan makan siang Dito di atas meja.

20 menit berlalu Dito sudah selesai menikmati makan siangnya dari cafe nya sendiri dan itu sudah sering dia lakukan bahkan sudah menjadi kebiasaan.

Dito segera merapikan piring kotor bekas makannya dan kembali menaruh di nampan kemudian dia taruh diujung meja supaya nanti karyawannya yang mengambil akan mudah.

Dito pun menyandarkan punggungnya di kursi sambil memainkan ponselnya, tiba-tiba saja dia teringat bahwa dia akan kembali menghubungi kurir paket pesanannya yang sampai sekarang belum dia terima.

"Oh iya gue coba hubungi lagi aja." gumam Dito sambil mendial nomor yang sudah dia tulisi di ponselnya dengan nama kurir sia-lan.

Tuutt... Tut...

Terdengar bunyi dari seberang ponselnya yang menandakan bahwa nomor yang dia hubungi sudah aktif kembali. Soalnya beberapa jam yang lalu ketika Dito mencoba menghubungi nomornya tidak aktif.

Sampai beberapa kali Dito mencoba tetapi masih juga belum diangkat oleh sang pemilik nomor.

Sedangkan diseberang sana, terlihat Rani yang masih sibuk melayani para pelanggan yang siang itu cukup ramai. Dan dia dengan jelas merasakan ponselnya yang terus bergetar disaku celemek baju kerjanya. Tetapi Rani yang bersikap profesional dalam bekerja, tentu saja dia terus mengabaikan ponselnya yang terus bergetar minta diangkat olehnya.

Setelah mencatat pesanan pelanggan salah satu meja dan menyerahkan kepada bagian masak, Rani segera berlalu ke belakang pantri untuk melihat ponselnya yang saat itu masih terus bergetar.

"Siapa sih ini? Demen banget dari tadi nelpon mulu?" gumam Rani kesal.

Kemudian segera Rani menggeser tombol hijau si ponselnya untuk menjawab telepon dari nomor asing yang tidak dia kenal. Tentu saja dengan perasaan kesal.

"Siapa sih ni? Telpon mulu dari tadi?" tanpa menyapa terlebih dahulu Rani langsung saja mengomelinya.

Tentu saja Dito yang saat itu berusaha terus menghubungi kaget, karena ternyata yang dia hubungi adalah nomor perempuan dan dari suaranya tidak ada kalem-kalemnya sama sekali.

"Kog cewek?" batin Dito ragu.

"Tapi bisa aja kan kurir juga cewek?" batin Dito bermonolog.

Karena merasa tidak ada jawaban, Rani kembali merasa kesal.

"Halo! Siapa sih ni? Ganggu orang aja! Gak jelas lu.." kesal Rani kemudian segera mematikan teleponnya dan bahkan kembali menonaktifkan ponselnya, karena Rani masih bekerja dan dia tidak mau terganggu dalam kerjaannya.

Rani pun segera kembali ke depan karena pesanan yang sebelumnya dia pesan di bagian masak sudah siap dan Rani segera mengantarkannya.

Dito yang terkejut pun segera tersadar dari lamunannya.

"Halo... Halo.." ternyata terlambat, Rani sudah mematikan teleponnya.

"Bener-bener kurir sia-lan! Baru nyambung gitu aja uda dimatiin lagi! Awas lu ya kalau sampai ketemu." geram Dito.

Dito pun keluar dari ruang kerjanya dan bersiap untuk pulang ke apartemen, karena malam ini dia harus pulang kerumah untuk menemui kedua orang tuanya yang sudah kangen kepadanya.

Tetapi sebelum benar-benar keluar dari ruang kerjanya Dito menyuruh salah satu karyawannya untuk mengambil piring kotor bekas dia makan dan berpamitan bahwa dia akan pulang.

...****************...

Gimana-gimana, masih semangatin aku kan kak? 🥰

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

hahaha

2024-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!