Bab 9

"Tapi Pah..." ucap Bu Anya tapi segera dia tahan karena melihat suaminya yang menggelengkan kepala, menandakan bahwa jangan membahas hal itu lagi.

Dito melihat interaksi kedua orang tuanya, dia memejamkan mata dan menghela nafas pelan. Mau bagaimanapun menghindar hal seperti ini suatu saat akan tetap dia hadapi.

"Mama sama Papa tenang aja, suatu saat pasti Dito menikah dan membangun rumah tangga dengan bahagia kog. Tapi untuk saat ini Dito mau fokus dulu mengurus cafe kan Dito laki-laki jadi harus benar-benar sudah siap ketika memutuskan untuk menikah nanti. Kalau tidak kasihan anak dan istri Dito kan." jawab Dito meyakinkan kedua orang tuanya.

Padahal sebenarnya jujur saja dia tidak ada pikiran sama sekali untuk menikah saat ini. Mengenal wanita pun tidak terpikirkannya apalagi menikah. Tetapi dia mengatakan itu semua agar kedua orang tuanya tidak selalu merasa khawatir kepadanya.

Mendengar jawaban dari Dito, tentu saja membuat Pak Bagas dan Bu Anya merasa bahagia. Karena mereka memang berharap Dito segera menikah siapapun yang menjadi pilihan Dito nanti.

"Beneran Dito?" tanya Bu Anya dengan raut wajah bahagia.

"Tentu Ma." jawab Dito pasti.

"Mama uda gak sabar menunggu waktu itu." ucap Bu Anya dengan mata berkaca-kaca bahagia.

"Makanya Mama sama Papa doain Dito terus ya." jawab Dito.

"Pasti donk Nak, kami akan selalu berdoa buat kamu." ucap Pak Bagas yang juga ikut merasa senang.

"Ya uda Dito ke kamar dulu ya Ma, Pa." pamit Dito sambil beranjak dari duduknya untuk berjalan ke arah kamar di lantai 2.

Sambil berjalan menuju kamar, sayup-sayup Dito mendengar obrolan kedua orang tuanya yang benar-benar berharap bahwa Dito segera menikah. Dito jadi merasa bersalah karena merasa memberi harapan palsu untuk kedua orang tuanya.

Begitu sampai di kamarnya Dito segera masuk dan menutup kembali pintu kamarnya. Dito berjalan ke arah ranjang kemudian berbaring disana dengan pandangan mata yang menerawang menatap langit-langit kamarnya.

"Gue harus gimana? Jangankan menikah, cewek aja gue gak punya." gumam Dito.

Dito kemudian mengusap kasar wajahnya merasa bingung sendiri setelah memberi harapan kepada kedua orang tuanya.

...----------------...

Sedangkan di tempat kost sederhana, terlihat Rani yang baru saja membersihkan diri. Sepulang bekerja tadi Rani memasak terlebih dahulu setelah itu dia mandi baru setelah itu dia akan makan malam.

Duduk sendiri dikursi dan menikmati makan malam nya sendiri, tiba-tiba saja membuat Rani menjadi sedih. Baru kali ini Rani kembali menyadari bahwa dia hidup sendiri setelah kematian kedua orang tuanya.

"Masa iya, aku akan selamanya seperti ini terus." lirih Rani sendu.

Setelah dirasa cukup untuk bersedih, Rani segera membereskan piring dan gelas kotor bekas dia makan malam. Kemudian setelah memastikan pintu dan jendela terkunci dengan baik, Rani segera masuk ke dalam kamar dan berbaring di atas kasurnya yang sangat minimalis tersebut.

Rani menatap langit-langit kamarnya, dia berharap suatu saat nanti kehidupannya akan berubah. Meskipun saat ini dia harus bersusah payah untuk bekerja keras terlebih dahulu tidak masalah baginya.

"Semua akan indah pada waktuNya." gumam Rani sambil mengaminkan perkataanya sendiri.

Kemudian Rani segera memejamkan matanya bersiap untuk beristirahat karena besok dia akan bertukar shift kerja dengan Sasa.

...****************...

Kasih semangat lagi donk kak 🥰

Jangan lupa like, komen dan hadiah 😍

Terpopuler

Comments

4U2C

4U2C

𝘀𝗲𝗺𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝘁𝗵𝗼𝗿 𝗰𝗮𝘆𝘆𝗼𝗼𝗼💪💪💪

2023-01-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!