Bab 7

"Heh! Belum pernah liat orang cakep ya?" sewot Dito karena melihat Rani yang senyum-senyum gak jelas.

Seketika Rani tersadar kemudian segera beralih ke mode galaknya.

"Eh lu bisa bawa mobil gak sih? Punya mata gak? Jangan mentang-mentang punya mobil jangan seenaknya ya......bla bla." cerocos Rani.

"Kayak kenal sama suaranya? Tapi dimana ya? Siapa ya?" batin Dito dengan mengerutkan keningnya karena mencoba mengingat-ingat suara yang pernah dia dengar tapi dia lupa.

Sehingga Rani nyerocos seperti apapun Dito tidak mendengarnya sama sekali karena dia masih sibuk berpikir karena tidak asing dengan suara Rani.

"Heh! Lu denger gak sih gue ngomong?" bentak Rani karena Dito tidak meresponnya sama sekali.

Dito pun tersadar dan menggelengkan kepalanya. Tanpa berucap sepatah kata pun bahkan meminta maaf, Dito segera menutup kaca mobilnya kemudian berlalu meninggalkan Rani yang masih marah-marah kepadanya. Karena dia ingat bahwa harus segera pulang ke rumah.

"Kog malah pergi?! WOOOIII BALIK LU!! JANGAN JADI BANCI!!" teriak Rani dengan kesal, tetapi percuma saja karena Dito tidak mendengar dan bahkan semakin menambah kecepatan laju mobilnya.

"Awas lu kalau ketemu lagi." geram Rani dengan mengepalkan kedua tangannya seolah memberi ancaman kepada Dito.

...----------------...

10 menit berlalu, mobil yang dikendarai oleh Dito berhenti di pintu gerbang hitam besar yang menjulang tinggi. Bahkan lebih tinggi dari seukuran pria dewasa yang sedang berdiri. Karena memang sekaya itu rumah orang tua Dito.

Dito segera membunyikan klakson mobilnya dan tidak lama terlihat seorang satpam yang berdiri disamping pintu gerbang tanpa harus menggeser untuk membukanya karena pintu gerbang sudah terbuka secara otomatis dengan sendirinya.

Dito segera memasukkan mobilnya dengan membuka kaca penumpangnya dan menyapa satpam dirumah orang tuanya, karena memang seperti itulah Dito dia tidak sombong dengan orang-orang yang sudah dia kenal dengan baik.

"Selamat malam Den." sapa pak Kodir sang satpam dengan tersenyum sambil membukakan pintu mobil Dito.

"Malam Pak, bapak sehat kan?" tanya Dito sambil keluar dari mobil dan hendak berjalan masuk ke dalam rumah.

"Sehat selalu Den." jawab Pak Kodir dengan semangat.

Pak Kodir tentu sangat bersyukur dapat bekerja dengan keluarga Dito karena memang keluarga Dito tidak pernah memandang rendah siapapun bahkan para pekerja dirumahnya.

"Silahkan Den, sudah ditunggu sama Bapak dan Ibu." lanjut Pak Kodir dengan mempersilahkan Dito untuk masuk ke dalam rumah.

"Iya Pak dari tadi Mama sudah nelpon terus." jawab Dito.

"Itu namanya kangen sama Aden, soalnya Aden jarang pulang." terang Pak Kodir yang tentu sudah tahu kondisi keluarga Dito, karena memang sudah bekerja sejak Dito masih kecil.

"Males Pak kalau Mama bahasnya itu terus." keluh Dito.

"Aden belum tahu aja sih enaknya kawin. Wuihh dijamin nyesel deh nanti." ucap Pak Kodir yang tahu bahwa majikannya sudah menginginkan menantu dan cucu di keluarga mereka.

"Nikah Pak nikah, bukan kawin." ralat Dito sambil menggelengkan kepala.

"Hehehe sama aja Den." jawab Pak Kodir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Dito...! Kamu sudah datang nak?" panggil Bu Anya, Mamanya Dito.

"Hehh siap-siap deh denger ceramah." gumam Dito tetapi masih bisa didengar oleh Pak Kodir, sambil berjalan memghampiri sang Mama yang berdiri didepan pintu rumah mereka.

"Semangat Den, jangan menyerah." ucap Pak Kodir.

Dito hanya berlalu sambil mengacungkan jempolnya saja kepada Pak Kodir tanpa menoleh ke arahnya.

...****************...

Semangatin lagi donk kak 🥰

Like, komen dan hadiah jangan lupa 😍

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

kurir.. oh kurir

2024-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!