Hazel akhirnya menceritakan semua yang terjadi pada sang mami, jika dia semalam tidur dengan Zain, dimana Zain juga menceritakan sang sebenarnya, setelah mami Camel dan juga papi Santos mendesak keduanya untuk berbicara sejujurnya.
Sedangkan disisi lain, Ev begitu bahagia, dengan kejadian ini, yang artinya, rencananya berhasil. "Aku harus menghubungi Zi," ucapnya dan kini keluar dari dalam kamar hotel tersebut
Meninggalkan empat orang dewasa di dalam kamar. "Kalian harus menikah," papi Santos kini memutuskan apa yang terbaik untuk keduanya, setelah berpikir matang.
"Tidak mau, Pi," tolak Hazel dengan pendirian awalnya.
"Papi tidak peduli, kamu mau apa tidak, yang penting dia mau bertanggung jawab," sambung papi santos sambil menunjuk pada Zain. Yang tadi sudah mengatakan akan bertanggung jawab dengan kejadian semalam.
"Pi, aku..."
"Zel, dengarkan papi. Ini yang terbaik untuk kamu dan juga dia, dan kalian sama, belum memiliki pasangan, tidak masalah kan, mau sampai kapan kamu akan menjanda? Suamimu itu tidak akan kembali lagi padamu, dan dia juga akan bahagia jika melihat kamu bahagia," nasihat papi Santos.
"Iya Zel, benar apa yang dikatakan oleh papi kamu yang tampan itu," bisik mami Camel di telinga sang putri. "Lagian pria itu lebih tampan dan juga keren dari pada Jimi," bisiknya lagi, menyebut almarhum suami dari sang putri. "Lihatlah tubuhnya, yang terbentuk sempurna, pasti anunya sempurna kan, tidak seperti Jimi,"
"Mi, tidak ada yang sempurna selain Jimi," sambung Hazel.
"Pret, jika mami belum menikah dengan papi, tentu saja mami tidak akan menyia nyiakan pria seperti dia,"
Hazel menoleh pada sang Mami setelah mendengar apa yang di bisikannya.
"Ingat umur, Mi. Aku bilangin papi baru tahu rasa,"
"Bilang apa Zel?" tanya papi Santos yang mendengar apa yang dikatakannya.
"Itu Pi, Mami..." Hazel tidak jadi meneruskan ucapannya, ketika mulutnya di bekap oleh sang mami.
"Ini sayang, aku ingin..."
"Papi baru," sahut Hazel memotong perkataan sang mami, saat mulutnya sudah terbebas dari bekapan mami Camel.
Papi Santos pun kini menoleh pada sang istri, dimana mami Camel sedang tersenyum kearahnya.
"Jangan dengarkan putri kita, sayang. Untuk apa aku mencari pengganti kamu, kamu itu kan, paket komplit, tampan, gagah, besar, kuat lagi, jadi pengin kan," kini mami Camel mendekati sang suami dan memeluk lengannya. "Yuk, sayang, aku mau,"
Papi Santos mengelengkan kepalanya, tahu apa yang diinginkan sang istri, bukannya bertambah umur semakin turun staminanya, yang ada semakin kuat. "Sayang, ini bukan waktu yang tepat, kita selesaikan urusan putri kita,"
"Yah, ya sudah ngikut saja, setelah ini anu ya?"
Papi Santos pun langsung menganggukkan kepalanya, untuk menjawab pertanyaan sang istri.
"Minggu depan kalian menikah," papi Santos langsung memutuskan sepihak hari pernikahan keduanya.
"Pi tapi..."
"Jangan menolak, dia pria yang baik, dan ingin bertanggung jawab dengan kejadian ini," sambung papi santos memotong perkataan Hezel, dan kini menatap pada Zain.
"Kamu tidak keberatan kan, jika minggu depan kalian menikah?"
"Tidak, aku siap!" jawab Zain dengan percaya diri.
"Dasar menyebalkan, kenapa kamu mengiyakan permintaan kedua orang tua aku, bodoh!" seru Hazel pada Zain, setelah kedua orang tuanya meninggalkan kamar hotel tersebut.
"Terus aku harus menolak, yang ada aku babak belur dihajar kedua orang tua kamu itu,"
"Bukannya lebih bagus,"
Zain langsung menatap pada Hazel setelah mendengar apa yang dikatakannya.
"Jangan menatap aku seperti itu. Nanti naksir,"
"Tidak akan, kamu kalah cantik dengan istriku,"
"Kamu kira, kamu lebih tampan dari suamimu, tidak! Dasar menyebalkan!"
"Kamu yang menyebalkan!"
"Kamu!"
"Kamu!"
Bersambung............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Mahmud Ita
Mama SM ank sama2 hot
2023-05-12
0
Diana diana
aaach sepertinya emank satu gen no filter ini mah . .
2023-04-02
0
Santi
Hazel nurunin Maminya... hasrat membara😆
2023-03-28
1