Malam yang di nanti oleh Ev dan juga Zi, akhirnya tiba juga, dan mereka yakin, jika rencananya kali ini pasti akan berhasil, untuk menyatukan Hazel dan juga Zain.
"Aku dulu yang datang Zi, kamu tunggu aba-aba dariku, oke!"
"Oke," sambung Zi dari balik sambungan ponselnya.
"Jangan oke, oke aja. Nanti telmi lagi!" gerutu Ev, karena sudah sering mendapati sang sahabat, kadang tidak nyambung dengan apa yang sedang dibicarakannya.
"Untuk kali ini tidak Ev, tenang saja, demi papa dan juga mama kamu,"
"Ya sudah, aku tutup ponselnya," Ev pun langsung memutus sambungan ponselnya.
Dan Ev yang sudah rapi dengan dress putih sebatas lutut, kini masuk ke dalam kamar sang mama.
"Ma, Mama," panggil Ev, ketika sudah masuk ke dalam kamar sang mama, tapi tidak mendapat Hazel berada di dalam kamarnya. "Ma," panggilnya lagi, sambil mencari keberadaan sang mama dari kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, hingga ke ruang ganti, tapi tidak mendapati keberadaan Hazel.
Membuat Ev kini keluar dari dalam kamar sang Mama, dan langsung menautkan keningnya, ketika melihat sang mama dari lantai dua. Sedang berbincang dengan seorang pria yang sangat Ev kenal di ruang tamu.
"Mama," panggil Ev ketika sudah menuruni anak tangga, dan berjalan menuju ruang tamu dimana sang mama berada.
"Kamu sudah siap Ev?" tanya Hazel, saat baru saja menoleh kearah sang putri yang baru saja memanggilnya.
"Seperti yang mama lihat," sambung Ev. "Hai Om Vano, selamat malam," sapa Ev pada Vano yang dia ketahui sahabat sang mama, dan juga salah satu pria yang menyukai sang mama. Tapi Ev tidak menyukainya, karena Vano memiliki pergaulan bebas, dan kalah tampan dari Zain papa dari sang sahabat, yang tidak menyukai kebebasan dalam bergaul.
"Hai juga cantik, mau pergi?" tanya Vano, dan Ev hanya menganggukkan kepalanya dan mendekati sang mama dan menarik satu tangannya.
"Ayo Ma, kita berangkat sekarang, mama juga sudah rapi kan?"
"Tunggu sebentar, mama masih ada urusan dengan Vano,"
"Itu bisa mama bicarakan besok, iya kan Om?" tanya Ev sambil tersenyum.
"Iya Zel, benar kata Ev,"
"Ya sudah, besok kamu ke kantor ku ya,"
"Sip, aku akan datang. Oh ya, apa kalian ingin aku antar?" tawar Vano.
"Tentu saja tidak Om, karena mama bisa menyetir aku pun juga bisa,"
"Ok kalau begitu,"
"Yuk Ma," ajak Ev lagi.
"Di restoran X, yang ada di hotel XXX kan?" tanya Hazel, mengingat tempat makan malam yang ada di undangan yang sang putri berikan kemarin.
"Betul sekali,"
"Wow kebetulan sekali, aku juga ingin pergi makam malam disana," sambung Vano.
Membuat Ev langsung menoleh padanya, sambil memicingkan matanya.
"Om juga mau ke restoran itu?" tanya Ev penasaran.
"Ya, lebih baik kita berangkat bareng,"
"Gawat," batin Ev.
"Iya Ev, kita berangkat Vano saja, mama lagi males nyetir," usul Hazel.
"Sebentar Ma," Ev mengotak atik ponselnya sebentar, lalu menatap pada sang mama. "Yah, Ma. Baru dapat info, jika makan malamnya bukan di restoran X hotel XXX. Tapi di kafe X hotel MM," bohong Ev.
"Yang benar saja kamu, ev. Masa, asal pindah acara besar, tanpa informasi terlebih dahulu," sambung Hazel.
"Sepertinya infonya sudah dari siang Ma, aku saja yang tidak melihat pesan di grup," bohong Ev lagi sambil mengukir senyum, agar sang Mama percaya. "Yuk, Ma, kita berangkat, jangan sampai telat,"
"Baiklah, mama ambil tas dulu,"
"Ev," panggil Vano selepas kepergian Hazel ke kamarnya.
"Iya, Om. Ada apa?"
"Duduklah dulu, sembari menunggu mama kamu datang, ada yang ingin om bicarakan denganmu,"
"Pasti Om ingin meminta aku, untuk membujuk mama agar mau dengan Om, iya kan?" tanya Ev, karena Vano sudah sering meminta bantuan Ev, agar dirinya bisa mendekati Hazel lebih dari sekedar sahabat, mengingatkan lagi, jika Vano sudah menyukai Hazel, dari Hazel masih berada di bangku sekolah menengah atas, hingga Vano sampai sekarang memutuskan untuk tidak memiliki pasangan hidup demi mendapatkan Hazel.
"Itu kamu tahu," Vano mengukir senyun pada Ev.
"Maaf Om, tidak bisa," tolak Ev.
"Kenapa Ev?"
"Mama sudah memiliki calon suami,"
"Apa?! Tidak mungkin Ev,"
"Kenapa tidak mungkin, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, bukan Om?"
"Tapi selama ini mama kamu tidak..."
"Mama masih enggan untuk mempublikasikan siapa calon suaminya Om, dan aku mohon pada Om, berhentilah mengejar cinta mama, banyak wanita di luar sana yang ingin menjadi pendamping Om, oke!" ujar Ev memotong perkataan Vano. "Selamat malam Om, aku pergi dulu," Ev terlebih dahulu keluar dari rumah, dan memilih menunggu sang mama di dalam mobil.
"Tidak mungkin, Hazel akan menikah," ucap Vano setelah Ev keluar dari dalam rumah. "Dan jika itu, iya. Aku tidak akan diam, karena aku tidak ingin melihat untuk kedua kalinya, dia bersanding dengan pria lain,"
Bersambung..............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Erina Munir
haha...Ev pinter juga nyariin calon suami buat mamanya...ya iyalah kli fpt calon bpk yg kaya mide s vano mah apa kata tetanggaa...😄😄😄😄
2025-01-14
0
❤⃟ˢ ͪ◦•●◉✿ REMBULAN ✿◉●•◦
wkwkwk sabar vano
2023-04-02
0
Intan Lpg
ini vano temennya kang cilok itu bukan si🤔🤔
2023-03-30
1