"Ohhh noooo batangku!" pekik Zain sambil menahan sakit, saat benda pusakanya baru saja mendapat bogem mentah dari kedua gundukan besar dengan kencang, yang sekarang masih mendudukinya.
Dan Zain coba untuk menyingkirkan tubuh Hazel yang masih mendudukinya, tapi apalah daya rasa sakit yang sedang dia rasakan membuatnya tidak memiliki tenaga.
"Menjauh dariku!" pinta Zain, tentu saja Hazel yang tidak ingin berlama lama berada di pangkuan Zain segera beranjak dari tempatnya, dan sekarang sengaja menjatuhkan kedua bokongnya kembali tepat di tempat semula.
"Awww, sial!" teriak Zain, karena juniornya kembali mendapat bogem mentah.
"Rasain!" seru Hazel yang kini beranjak dari duduknya, sambil mengukir senyum melihat Zain kesakitan.
"Zel, apa yang kamu lakukan?" tanya Ana sambil menarik tangannya, untuk menjauhkan dari Zain.
"Iya, seperti anak kecil saja, bagaimana jika telur dia pecah," sambung Aca membenarkan ucapan Ana.
Tentu saja tidak dihiraukan oleh Hazel, yang sedang mengukir senyum melihat Zain kesakitan sambil memegangi juniornya.
"Bos, Bos baik-baik saja?" tanya Ziu asisten dari Zain.
"Bodoh kamu, masih bertanya!" kesal Zain, dan kembali meringis kesakitan, lalu menoleh pada Hazel yang masih tersenyum kearahnya. "Kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan ini!"
"Aku, bertanggung jawab, halo. Apa salahku?" tanya Hazel, seolah tidak bersalah dengan apa yang baru saja dia lakukan pada Zain.
"Dasar wanita gila!"
"Baru tahu?" tanya Hazel, mengejek.
"Awas jika terjadi sesuatu pada milikku, dan membuatnya tidak berfungsi, aku akan melaporkan kamu ke pihak berwajib!"
Mendengar ancaman yang Zain katakan, membuat Hazel langsung tertawa. "Hei kau, milikmu itu kan memang sudah tidak berfungsi," sahut Hazel, mengejek Zain. "Buktinya, hingga sampai detik ini belum menemukan pawangnya," ujar Hazel yang tahu jika Zain sudah menduda lebih dari sepuluh tahun, dan itu mustahil bagi pria bisa bertahan tanpa ada seorang wanita di sisinya, jika tidak memiliki kelainan, itu yang Hazel pikirkan, mengingat lagi banyak pria yang baru saja di tinggal meninggal istri yang sangat dicintai, tapi tanah kuburan sang istri belum kering sudah menikah lagi.
"Jaga bicara kamu!"
"Kenapa? Aku benar kan?"
"Kurang ajar!"
"Jangan marah, akui saja. Atau jangan-jangan kamu pisang makan pisang?"
"Kamu yang tempe makan tempe!" sahut Zain kesal, yang tahu Hazel juga sudah menjanda lama, tapi hingga saat ini belum menikah, dia seorang wanita modern, tidak mungkin dia tidak tertarik dengen pria, kecuali mengalami kelainan, itu yang Zain pikir tentang Hazel.
"Sialan!" kesal Hazel yang ingin mendekati Zain, tapi tangannya langsung di cekal oleh kedua sahabatnya.
"Zel, sudahlah. Jangan seperti anak kecil, lebih baik kita pulang,"
"Benar Zel, malu di lihat orang,"
Hazel pun langsung mengedarkan tatapannya kesembarang arah, dan benar, banyak pasang mata yang sedang menatap kearahnya.
Membuatnya langsung meninggalkan tempat tersebut, tanpa mengatakan apa pun.
"Maafkan sahabat aku ya, sayang," Aca dengan pedenya mengatakan hal semacam itu pada Zain, lalu memberikan ciuman jauh, sebelum menyusul Hazel dan juga Ana.
"Menjijikkan!" gerutu Zain, dan melepas tangannya yang sedari tadi masih memegangi juniornya yang masih terasa ngilu.
"Bagaimana Bos, rasanya enak?"
"Enak matamu!" sahut Zain, menimpali pertanyaan Ziu.
"Jangan marah Bos, aku punya obatnya,"
"Kalau begitu belikan obat itu, sekarang,"
"Yakin Bos mau?"
"Mau lah,"
"Oke lah, aku akan menghubungi Cindy,"
"Cindy, untuk apa?" tanya Zain penasaran, ketika sang asisten menyebut nama rekan kerjanya di dunia hiburan.
"Mengobati milik Bos,"
"Apa Cindy sekarang beralih profesi menjadi dokter?"
"Iya Bos, khusus untuk Bos,"
"Apa maksudmu Ziu?" tanya Zain, yang merasa janggal dengan apa yang sang asisten katakan.
"Anu Bos, mungkin milik Bos itu perlu pijatan dan emutan lembut, begitu,"
Plak!
Zain memukul kepada Ziu, tahu apa yang sedang sang asisten maksud.
"Jangan marah, Bos. Siapa tahu Bos kangen ingin masuk lubang kenikmatan,"
"Kurang ajar!" kesal Zain yang langsung beranjak dari duduknya.
"Ngaku saja kangen Bos, masa mau senam jari mulu,"
"Tutup mulutmu,"
"Apa mau dengan wanita tadi? Apa Bos tidak tertarik dengannya, lihatlah bodi dia, seperti gitar biola,"
"Diam!"
Bersambung................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Gebhy
pecah sudah telornya
2023-04-02
0
Diana diana
tanpa keduanya sadari , mereka saling mengetahui satu sama lain . .
2023-04-02
0
Ŕ Ɛ M ß Ʊ Ŀ Λ И S Ī Λ И Ɠ
🤣🤣🤣 ziu kerja sama anak" nya aja 😂😂
2023-03-30
0