Zi yang sudah tiba di rumah, langsung menuju kamar sang papa untuk menemuinya.
"Papa," panggil Zi, ketika sudah berada di dalam kamar Zain, dan melihat sang papa sedang berbincang dengan Ziu asisten pribadinya.
"Kamu sudah pulang?" tanya Zain, tapi tidak di jawab oleh Zi, yang sekarang memeluk sang papa.
"Terima kasih Pa, akhirnya aku akan punya mama,"
Tentu saja ucapan Zi, membuat Zain bingung pasalnya dia belum memberi tahu pada putrinya, jika dia akan menikah dengan wanita yang sangat menyebalkan untuknya, hanya karena tanggung jawabnya, setelah apa yang keduanya lalui semalam.
"Kamu tahu dari siapa, papa ingin menikah?" tanya Zain penasaran setelah sang putri melepas pelukannya.
"Tentu saja dari sahabat aku, Pa,"
"Sahabat? Sahabat yang mana? Terus, kenapa dia tahu papa akan menikah?" tanya Zain bingung, pasalnya yang tahu jika dirinya akan menikah. Hanya kedua orang tua Hazel, dirinya, Hazel dan juga putrinya, yang tadi pagi pergi ke hotel dimana dirinya berada.
"Tentu saja dari Ev,"
Jawaban Zi, membuat Zain menautkan keningnya, dia tahu nama yang baru di sebut oleh sang putri, adalah putri dari wanita yang akan menikah dengannya, dan itu artinya, siswa yang selalu bertengkar dengan sang putri, hingga beberapa kali Zain di panggil oleh pihak sekolah.
"Zi, jadi kamu berteman dengan Ev?"
"Iya Pa"
"Tapi kenapa kamu selalu berkelahi di sekolah?" tanya Zain yang sangat penasaran.
"Itu akting Pa, untuk..." Zi tidak jadi meneruskan ucapannya, ketika menyadari dirinya sudah keceplosan mengatakan apa yang harusnya tidak dia katakan.
"Jangan bilang, apa yang..."
"Aku ke kamar dulu Pa," sahut Zi memotong perkataan sang Papa. "Dadah Papa," Zi pun langsung meninggalkan kamar sang papa, karena dia yakin, akan ada banyak pertanyaan dari sang papa, atas apa yang sudah dia katakan tadi.
Selepas kepergian sang putri dari dalam kamarnya, Zain langsung mengingat ucapan sang putri tadi. "Atau jangan-jangan apa yang sudah aku alami adalah rencana Zi dan juga sahabatnya itu,"
"Ya elah Bos, itu sudah takdir kali, jangan sangkut pautkan ini dengan putri Bos, dan wanita sexy itu sudah jodoh Bos," sambung Ziu yang masih berada di dalam kamar Zain, dan dia sudah mengetahui jika bosnya tersebut akan menikah, setelah tadi Zain memberi tahunya. "Oh ya Bos, wanita itu namanya siapa?"
"Tidak tahu!"
"Ya ampun Bos, Bos sudah nyoblos tapi tidak tahu namanya, sungguh terlalu," Ziu menggelengkan kepalanya, dan setelahnya menatap pada Zain yang sedang bengong, entah apa yang sedang di pikirannya. "Oh ya Bos, gimana? Enak kan, langsung masuk ke lubang, dari pada pakai miss Lux?"
"Tentu," jawab Zain dan langsung membekap mulutnya sendiri, karena sudah keceplosan. "Maksudnya sama saja," elaknya.
"Cie, tidak usah malu-malu Bos, katakan saja sejujurnya,"
"Ziu! Keluar dari dalam kamarku!" kesal Zain.
"Cie mau bayangin lagi ya, kenikmatan semalam?"
"Ziu!!!!"
"Kaburrr!" Ziu pun langsung meninggalkan kamar bosnya tersebut. "Nanti malam lagi Bos, biar tajam tuh senjata, selama ini kan, tumpul!" teriak Ziu dari balik pintu kamar Zain yang belum dia tutup.
"Sialan kamu Ziu!"
***
Ev yang baru saja pulang setelah menemui Zi, dan juga mendapati siapa Evan gebetan barunya, begitu terkejut saat Hazel masuk ke dalam kamarnya.
"Ish, mama mengagetkan aku saja," ujar Ev yang sedang duduk di atas kasur sambil memainkan ponselnya. "Selamat Ma, sebentar lagi aku akan memiliki papa," ucap Ev dengan senyum kebahagiaan.
Namun, Hazel tidak menanggapi ucapan sang putri, dan dia malah memicingkan matanya untuk menatap pada sang putri. "Ev,"
"Iya Mama sayang, ada apa?"
"Jangan bilang untuk kejadian semalam, itu semua rencanamu?" tanya Hazel penuh selidik, karena dia sangat tahu putrinya tersebut sangat cerdik.
"Ish, Mama jangan menuduh, kalau tidak ada bukti,"
"Benar apa yang Ev katakan," sambung mami Camel yang juga baru masuk ke dalam kamar sang cucu.
Membuat Hazel langsung menolah pada sang mami. "Tapi Mi, kejadian ini..."
"Sudah membuat kamu merem melek kan?" sambung mami Camel memotong perkataan Hazel.
"Itu benar Ma,"
"Bagaimana, enakan yang asli kan?"
"Banget," Hazel pun langsung menutup mulutnya setelah keceplosan. "Maksudku biasa saja Mi,"
"Jangan bohong,"
"Iya Mi, jangan bohong," sambung Ev dari tempatnya. "Pasti Mama uh ah uh ah kan?"
Sontak pertanyaan Ev, membuat sang oma dan juga sang mama langsung menatap padanya, sambil memicingkan matanya.
"Ev, apa yang kamu katakan?"
Bukannya menjawab pertanyaan sang mama, Ev malah nyengir kuda dan turun dari tempat tidur.
"Ev, jawab..."
"KABUR!!!!!!!!" Ev pun langsung berlari meninggalkan kamarnya, tidak mau mendapat introgasi, atas ucapan yang tadi dia ucapkan.
Bersambung.........
Jangan lupa Vote mingguannya ya man temans.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
April Lianti
ya ampun gesrek semua 🤣🤣🤣
2023-10-22
0
Alfia Amira
selamanya juga tumpul 🤣🤣🤣
dan yg tumpul itu lebih berbahaya 🤭🤭
2023-05-19
0
❤⃟ˢ ͪ◦•●◉✿ REMBULAN ✿◉●•◦
kepedesan ya ev 🤣🤣🤣
2023-04-07
0