" Mempertahankan pernikahan ? "
gumam Aluna.
" Mak... Maksudnya gimana ? " tanya Aluna bingung.
" Luna, aku tahu ini terdengar membingungkan. Tapi, bisakah kita memulai semuanya dari awal ?"
ucap Damar.
Aluna terperanjat mendengar ucapan Damar.
" Ngawur kamu, Mas ! " sembur Aluna menggelengkan kepalanya.
Damar menggenggam tangan Aluna.
" Luna, kita lupakan kontrak itu. Lupakan semua yang terjadi di masa lalu. Kita bangun rumah tangga kita bersama " ucap Damar penuh harap.
Aluna menggelengkan kepala, lalu menarik tangannya.
" Ini tidak akan berhasil. Mana mungkin bisa berhasil, jika tidak ada cinta dalam pernikahan kita. Kita berdua sama-sama tahu kenapa pernikahan ini bisa sampai terjadi " sanggah Aluna.
" Tidak Luna... Kita bisa mencobanya ! Aku yakin kita bisa " Damar berusaha meyakinkan Aluna.
Aluna menggeleng pelan lalu beranjak meninggalkan Damar. Namun Damar menarik Aluna hingga kini Aluna berada dalam pelukannya.
" Luna... Tolong jangan menolak. Aku benar-benar ingin memulai semuanya denganmu. Aku rasa, aku mulai menyukaimu... " ucap Damar menatap Aluna dengan lekat.
Menyukaiku ? Benarkah itu ?
Mata Aluna mengerjap, pikirannya mencerna apa yang baru saja Damar ucapkan.
" Luna... Aluna... " panggil Damar.
Aluna tersenyum penuh keraguan.
" Kamu ngomong itu karena patah hati, Mas ! Bukan karena benar-benar menyukaiku. Tanya hati kecil kamu. Bagaimana mungkin hatimu secepat itu berpaling " ucap Aluna mementahkan semua ucapan Damar.
" Aku tahu ini terlalu cepat. Tapi ini yang aku rasakan, Luna ! " sahut Damar dengan intens menatap Aluna sehingga membuat Aluna salah tingkah.
Hingga kemudian Damar mendekatkan wajahnya ke wajah Aluna lalu mengecup bibir Aluna.
Jantung Aluna seketika berdetak kencang, terlebih saat Damar mengangkat wajahnya dan menatapnya.
" Aluna, aku sungguh menyukaimu. Jadi bisakah kita mulai dari awal hubungan ini tanpa kepura-puraan ? " tanya Damar dengan sorot mata memohon.
" A, Aku tidak tahu... " jawab Aluna sambil menundukkan kepala, sementara jemari tangannya saling bertaut.
" Aku mengerti kalau kamu masih ragu, tapi aku serius Aluna. Aku ingin membangun keluarga yang sesungguhnya denganmu. Tanpa kepalsuan, tanpa perjanjian, juga tanpa paksaan " ucap Damar lagi.
" Tolong....Kasih aku waktu untuk berpikir. Ini... ini terasa begitu sulit untuk diterima dan terlalu cepat sampai-sampai aku sulit menyimpulkan apakah ini harus kutanggapi serius atau aku lupakan " pungkas Aluna kemudian menjauhkan diri dari Damar.
Aluna menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Rasanya seperti kehabisan nafas jika terus menerus dihadapkan dengan Damar yang mendesaknya untuk memulai semuanya dari awal.
Bukannya Aluna tak menginginkan hal itu. Hanya saja, ia takut terluka mengingat perasaan Damar terhadap mantan kekasihnya.
Aluna bergegas keluar dari kamar meninggalkan Damar disana. Ia harus mencari kesibukan untuk melupakan apa yang baru saja terjadi diantara dirinya dan Damar.
Aluna mengayunkan langkahnya menuju halaman belakang rumahnya. Lalu ia menemukan sang ayah disana sedang duduk sambil memberi makan ikan yang ada di kolam.
" Papa... " ucap Aluna lalu bergegas mendekati sang ayah.
Pak Halim segera menghentikan aktivitasnya kemudian memeluk putri semata wayangnya itu.
" Papa lagi ngapain disini ? Calon manten tuh harusnya banyak istirahat, biar besok fit dan segar " ucap Aluna bergelayut manja di lengan sang ayah.
Papa Halim tersenyum lalu mencolek hidung Aluna.
" Kamu kenapa keluyuran bukannya temenin suami kamu hem ? " tanya Papa Halim kemudian.
" Ih, apaan sih Papa... Malah bahas Luna lagi " oceh Aluna sambil melepaskan tangannya dari lengan sang ayah.
" Luna apa kamu bahagia menikah dengan Damar ? " tanya sang ayah tiba-tiba menanyakan pertanyaan yang membuat Aluna terkejut.
" Luna bahagia, Pa... Mas Damar selalu berusaha menjadi suami yang baik untuk Luna. Papa gak usah khawatir " jawab Aluna menenangkan hati sang ayah.
" Syukurlah... Papa hanya takut kamu tidak bahagia. Karena itu akan menjadi ketakutan terbesar seorang ayah, yaitu membuat anaknya terluka " Papa Halim menambahkan.
" Pa... Apa Papa juga bahagia ? " tanya Aluna sambil menatap wajah sang ayah.
" Maksudnya Luna ? " Papa Halim balik bertanya.
" Apa Papa yakin dengan menikah lagi, Papa akan menemukan kebahagiaan Papa ? Luna cuma takut, Papa kecewa " ucap Aluna.
" Luna... Papa tahu kamu tidak setuju dengan pernikahan ini. Papa paham akan kekhawatiranmu itu. Tapi, Papa mencintai Karina. Dan Papa yakin jika Karinalah wanita yang bisa mendampingi Papa setelah kepergian Mamamu " ucap Papa Halim.
Aluna menghela nafasnya panjang. Meminta sang ayah menghentikan pernikahan ini rasanya tidak mungkin. Terlebih lagi itu hanya akan membuat papanya terluka dan Aluna tak ingin itu terjadi.
Sudah begitu banyak hal yang dilakukan oleh sang ayah untuknya. Menjadi ayah juga menjadi ibu sekaligus baginya. Mungkin ini saatnya sang ayah mendapatkan kebahagiaannya. Walaupun berat menerimanya, tetapi Aluna akan mendukung semua keputusan sang ayah jika itu bisa membahagiakannya.
" Luna harap Papa bahagia " ucap Aluna lalu memeluk sang ayah dengan erat.
" Papa juga berharap Luna selalu dilimpahi kebahagiaan. Dan satu lagi, Papa mau secepatnya mendapat cucu " goda sang ayah membuat wajah Aluna merona merah.
" Apaan sih Papa nih " elak Aluna.
" Hei Damar, kapan kalian mau kasih Papa cucu ?" tanya Papa Halim menoleh ke arah Damar yang kini berada di belakang mereka berdua.
Damar menggaruk tengkuknya. Ia tak menyangka jika ayah mertuanya itu mengetahui keberadaannya.
Aluna melepaskan pelukannya dari sang ayah kemudian menatap Damar.
" Secepatnya, Pa... Asalkan Aluna siap " jawab Damar sembari melirik Aluna.
" Jadi kapan kamu siap memberi ayah cucu ? " tanya sang ayah seolah sedang mengintimidasi Aluna.
Aluna menggaruk kepalanya yang tak gatal.
" Papa doain aja, supaya secepatnya Papa bisa dapet cucu " jawab Aluna tanpa kepastian.
" Papa juga kan bisa buat anak sendiri besok gak perlu nunggu Luna punya anak ! " oceh Aluna yang langsung dihadiahi sentilan di dahi oleh sang ayah.
" Ngomong apa sih kamu ini ? Papa gak akan punya anak lagi, kamu lupa kalau Papa ini sudah menjalani operasi " ucap sang ayah sambil menggelengkan kepala.
" Ck, punya anak lagi gak mau. Tapi bikinnya mau ! " celetuk Aluna.
" Astaga, mulutmu itu Aluna ! " sembur sang ayah.
" Damar, cepat bawa istrimu ini ke kamar ! Kalau perlu kamu kurung semalaman, biar cepat dapat anak ! " seru Papa Halim pada Damar.
" Siap laksanakan, Pa... " sahut Damar semangat, kemudian meraih tangan Aluna dan membawanya ke kamar.
" Ih, Mas lepasin ! " seru Aluna saat Damar menariknya ke atas kasur.
Damar segera mengungkung tubuh Aluna.
" Mas, kamu mau ngapain ? " tanya Aluna berusaha menahan dada Damar agar tak menindih tubuhnya.
Damar tersenyum smirk,
" Melaksanakan perintah Papa sayang, buat cucu yang lucu buat Papa " jawab Damar mendekatkan wajahnya ke wajah Aluna.
Aluna dapat merasakan hangatnya nafas Damar yang menerpa wajahnya. Bahkan kini ia tidak bisa menghindar lagi saat Damar mendaratkan benda kenyal miliknya itu diatas bibir Aluna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
StAr 1086
jujur ajalah damar sebelum terlambat....
2023-03-03
2
Een Gumeliz
kapan jujur nya damar k aluna??
2023-01-26
1
Nina Nurlaeni
thor suruh damar jujur kasian aluna, pas tar di gangguin emak tiri nya
2023-01-25
1