Indira segera menghampiri Galang yang tengah bersama dengan Damar saat Pak Halim dan Karina berjalan ke arah Aluna.
" Bang Ga... Ada Karina disini " bisik Indira di telinga Galang.
Galang menatap sang istri dengan tatapan tak percaya. Indira memberikan kode dengan tatapan mata agar Galang melihat ke arah Aluna.
" Kalian kenapa sih ? " tanya Damar yang heran dengan gerak-gerik pasangan suami istri itu.
" Gak apa-apa kok. Sini Dirga, sama Mama yuk ! " ucap Indira lalu mengambil Dirga dari tangan Damar.
" Hei, kalian kenapa sih ? " tanya Damar bingung.
" Vin... Janji sama gue kalau lo gak akan ngerusak acara ini kan ? " Galang balik bertanya.
" Ngerusak ? Gila lo ya ! Biarpun gue kepaksa, mana mungkin gue rusak acara ini. Gue gak bakalan bikin malu keluarga " jawab Damar.
" Oke, apapun yang terjadi lo harus tenang ! " seru Galang lagi.
" Iya, iya... Ada apaan sih ? " tanya Damar lalu membalik badannya dan melihat Karina bersama dengan Aluna dan mertuanya kini berada di hadapannya.
Damar terkesiap begitu pula dengan Karina yang tak pernah menyangka akan bertemu dengan Damar. Seolah detak jantung Damar terhenti saat melihat Karina bergelayut mesra pada lengan ayah mertuanya.
" Nak Damar, karena kamu sudah menikahi Aluna. Papa akan mengenalkan kamu dengan Karina. Karina ini akan segera menikah dengan Papa. Jadi, kita akan segera menjadi keluarga " jelas Pak Halim sambil merangkul mesra pinggang Karina.
Raut wajah Pak Halim terlihat sangat bahagia berbanding terbalik dengan raut wajah Damar yang terlihat menahan amarah.
Damar menatap Karina dengan tatapan tak bisa diartikan. Sementara Karina yang sama terkejutnya itu justru berusaha menutupi rasa kagetnya dengan bersikap biasa. Ia bahkan masih bisa tersenyum kepada Damar.
" Selamat atas pernikahan kalian. Semoga kalian bahagia " ucap Karina seolah tak pernah ada yang terjadi diantara dirinya dan Damar.
Damar meraih pinggang Aluna, lalu menariknya agar menempel dengan tubuhnya.
" Terima kasih, kami pasti bahagia " jawab Damar dengan senyuman yang dipaksakan.
" Eh... " ucap Aluna saat Damar meraih tubuhnya.
Aluna berusaha untuk melepaskan diri dari tangan Damar. Namun Damar tak berniat untuk melonggarkan rengkuhannya.
Karina tersenyum mengejek. Jauh di dalam hatinya, ia tahu jika Damar hanya mencoba untuk memanas-manasinya. Ia tahu jika pria itu masih sangat mencintainya, terlihat dari kilatan matanya yang mengobarkan kecemburuan.
" Sayang... Ayo kita temui tamu yang lain. Aku akan mengenalkanmu pada rekan-rekanku " ucap Pak Halim yang diikuti anggukan kepala oleh Karina. Mereka pun meninggalkan Aluna dan Damar.
Damar melepaskan rengkuhan tangannya di pinggang Aluna. Dadanya terasa sesak saat melihat wanita yang dicintainya bersama dengan pria lain, apalagi pria itu adalah ayah mertuanya sendiri.
" Kamu gak apa-apa ? " tanya Aluna khawatir saat melihat wajah Damar yang terlihat memerah.
" Aku gak apa-apa " jawab Damar tanpa melihat Aluna.
" Yakin kamu gak apa-apa ? " tanya Aluna memastikan.
Damar hanya mengangguk tanpa mengeluarkan kata-kata. Aluna akhirnya kembali duduk bersama dengan Indira dan Baby Dirga.
Galang mendekati Damar setelah Aluna meninggalkannya.
" Bisa-bisanya dia bicara seperti itu ? Apa hubungan kami selama ini tidak berarti sama sekali " ucap Damar emosi.
Galang menepuk bahu Damar.
" Udahlah Vin... Gak perlu mikirin dia lagi. Si Karin aja gak mikirin perasaan lo " seru Galang.
" Tapi, Lang... Gue gak terima ! " sahut Damar.
" Terus mau lo gimana ? Mau maksain perasaan lo itu ? Woi... Sadar bro ! Lo itu udah nikah. Daripada mikirin perempuan lain yang gak pernah anggap lo dalam hidupnya. Mendingan lo fokus ke kehidupan lo yang sekarang. Inget bro, sekarang status lo itu seorang suami bukan cowok lajang " balas Galang.
" Udahlah, gue cuma minta lo hargai hidup lo sekarang. Lo harusnya tahu, mungkin aja Tuhan lagi ngasih jalan yang terbaik buat lo meskipun jalannya berat. Tapi percaya sama gue, kalau lo ikhlas jalaninnya udah pasti kebahagiaan ada di tangan lo " tambah Galang kemudian berlalu meninggalkan Damar dan menghampiri istri serta anaknya.
Damar hanya merenungi ucapan dari Galang. Sesekali ia melihat ke arah Karina, wanita itu tengah tertawa bersama ayah mertuanya. Sama sekali tak tampak raut kesedihan dan kehilangan di wajahnya.
Damar mengalihkan pandangannya ke arah Aluna yang tengah berbincang bersama Eyangnya juga Mama Niken. Sesekali Aluna tertawa. Damar tahu dalam tawa itu, Aluna menyimpan banyak luka namun ia berusaha kuat tidak memperlihatkannya. Siapa yang tidak terluka, setelah dijodohkan dan menikah dengan terpaksa, kini harus dihadapkan situasi sang ayah yang juga akan menikah dengan wanita muda.
Ck... Apa yang membuatmu bisa sekuat itu Luna ?
Batin Damar sambil memperhatikan Aluna.
Kemudian Damar mengusap wajahnya sambil menghembus kasar nafasnya.
Acara telah selesai digelar, kini Damar dan Aluna berada di kamar Aluna, kamar pengantin mereka. Aluna baru saja keluar kamar mandi dengan hanya memakai bath robe. Aluna terkejut saat melihat Damar berada di tepi ranjangnya.
" Ya ampun, ngapain kamu disini ? " tanya Aluna pada Damar.
" Aku ? " tanya Damar menunjuk dirinya sendiri.
" Iya, kamu. Memangnya ada orang lain disini " gerutu Aluna sambil menuju ke walk in closet lalu memakai piyama tidur.
" Kamu lupa ? Aku ini suami kamu sekarang. Dan aku akan tidur dengan istriku " jawab Damar enteng.
" Kamu gak lupa kan ? Kalau kita ini cuma pura-pura menikah ? " Aluna menatap Damar yang ada di hadapannya.
Damar menarik satu sudut bibirnya.
" Aku tidak lupa itu. Tapi kamu harus ingat jika pernikahan kita tadi sah di depan Tuhan dan hukum. Lagipula tidak ada perjanjian untuk tidak tidur bersama " bisik Damar di telinga Aluna membuat mata Aluna seketika membola.
" Ish... Kamu ! " Aluna memajukan bibirnya.
" Ingat Luna, aku ini suami kamu sekarang. Jadi kamu harus hormat dan patuh sama suami kamu ini ! " seru Damar dengan seringai di wajahnya lalu segera masuk ke kamar mandi.
" Aaargh !!! " pekik Aluna sambil menghentakkan kakinya.
Aluna lantas keluar dari kamarnya menuju kamar tempat sang nenek beristirahat.
Ceklek, Aluna membuka pintu dan melihat sang nenek telah berbaring di tempat tidur.
Melihat Aluna datang, lantas sang nenek segera bangun lalu duduk bersandar pada headboard ranjang.
" Lho, Luna kenapa kamu disini nak ? " tanya sang nenek.
" Luna mau tidur sama eyang. Boleh ya " pinta Aluna sambil memeluk sang nenek.
" Ya ampun, kamu itu sudah menikah sekarang. Jadi harus tidur sama suamimu ! " seru sang nenek sambil membelai rambut Aluna.
" Tapi, eyang... "
" Nduk... Kamu itu sudah jadi istri sekarang. Harus hormat dan taat sama suami ! Kamu tahu kenapa ? " tanya sang nenek.
Aluna menggelengkan kepalanya.
" Karena suamimulah yang sekarang bertanggungjawab atas dirimu " sambung sang nenek.
" Jadi, Luna sebagai seorang istri harus berbakti pada suami. Apapun yang Luna lakukan, harus mendapat ijin dari suami. Luna mengerti kan ? " tanya sang nenek lalu menatap wajah Aluna lamat-lamat.
Aluna menghela nafasnya kemudian mengangguk.
" Sekarang Luna kembali ke kamar Luna... Temani Damar ! " seru sang nenek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
brugak elen
paling nikah sebentar aja kalina sudah bosan...mana suami tua kan, paling juga di tinggal klayapan selingkuh. dasar e cew nakal ..kasian ntar bpk nya aluna
2023-01-19
1
Erviana Erastus
damar dijamin bucin sama aluna,siap2 aza sipelakor Karina mendekat 🤣
2023-01-19
1
Ellysa
kalian pasti bisa membuka hati walau pernikahan karena dijodohkan ....lanjut
2023-01-19
1