Sudah hampir satu bulan usia pernikahan Damar dan Aluna. Aluna pun sudah terbiasa melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga meskipun Damar tak pernah memaksanya melakukan hal tersebut. Tapi Aluna melakukannya karena tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Meskipun tidak semua hal ia penuhi sebagai seorang istri.
Aluna kini memanggil Damar dengan panggilan Mas Damar walaupun terkadang ia masih memanggil Damar dengan sebutan kamu.
Saat ini, Aluna berada di kediaman sang ayah karena rencananya sang ayah akan melangsungkan pernikahannya esok hari.
Sejujurnya, Aluna enggan untuk menghadiri acara pernikahan sang ayah. Namun, sebagai seorang anak ia ingin melihat sang ayah bahagia. Oleh karena itu, ia memaksakan diri untuk datang dan memberikan restu kepada sang ayah untuk menikahi wanita pilihannya.
" Aku ke kantor dulu, ada urusan penting yang aku gak bisa tinggal. Aku pulang secepatnya ! " ucap Damar pamit kepada Aluna.
" Ya, hati-hati. Jangan pulang telat, inget nanti sore ada pengajian " ucap Aluna.
" Iya, bawel... Bilang sama Papa, aku ke kantor dulu " sahut Damar sambil mengacak rambut Aluna.
" Iih... Udah sana pergi " seru Aluna sambil merapikan rambutnya.
Damar pun segera berlalu menuju kantor. Hari ini ia memiliki meeting dengan klien penting yang harus dihandle oleh dirinya sendiri.
Siang itu, setelah meeting selesai dilakukan. Damar bersiap untuk segera pulang. Seseorang mengetuk pintu ruangannya dan Damar mempersilakannya masuk tanpa melihat siapa yang ada di balik pintu.
" Hai, Damar... Lama kita tidak bertemu " sapanya sambil masuk ke dalam ruang kerja Damar.
Damar mengangkat wajahnya saat mendengar suara wanita yang menyapanya.
" Ada perlu apa kamu datang kemari ? " tanya Damar dingin.
" Jadi beginikah sambutanmu kepada wanita yang kau cintai ? " ucapnya percaya diri sambil berdiri di depan meja Damar.
" Wanita yang kucintai ? Wanita yang kucintai sudah lama mati setelah ia menolak menikah denganku berkali-kali. Apa kau lupa ? " jawab Damar dingin.
Wanita itu tersenyum tipis.
" Sepertinya hatimu masih terluka. Tapi tenang saja, aku akan mengobati luka itu " ucap Karina berusaha mendekati Damar.
Damar bangkit dari kursinya lalu berjalan mendekati jendela saat Karina mendekat.
" Apa yang kau inginkan ? Aku tidak ada waktu bicara denganmu ! " tegas Damar sembari melihat ke luar jendela.
Karina berjalan mendekati Damar kembali lalu tanpa tahu malu memeluk punggung Damar.
" Lepaskan tanganmu ! Apa kau lupa kalau aku sudah menikah " Damar melepaskan tangan Karina dari tubuhnya lalu menatap tajam wanita yang ada di hadapannya.
Karina menyeringai, bibirnya membentuk lengkungan yang sialnya membuatnya terlihat cantik. Harus Damar akui, jika hatinya belum sepenuhnya berpaling dari wanita cantik di depannya ini.
" Ya, betul kamu sudah menikah. Tapi aku tahu kalau kamu tidak bahagia. Kamu masih menginginkan aku kembali kepadamu " ucap Karina percaya diri.
Damar tersenyum sinis,
" Menurutmu begitu ? " tanya Damar datar.
" Tentu saja ! Aku tahu Aluna tidak bisa menjadi istrimu seutuhnya karena aku masih ada di dalam hatimu " jawab Karina dengan senyuman terbaiknya. Jemarinya bahkan kini mulai nakal menyentuh dada bidang milik Damar.
Karina semakin merasa di atas angin karena Damar tak menghindar lagi bahkan ia merasa jika Damar masih menginginkannya karena menerima perlakuannya itu.
" Sayang... Kita bisa bersama lagi, asalkan kamu meninggalkan Aluna maka aku akan membatalkan pernikahanku besok. Dan aku akan selalu menjadi milikmu " rayu Karina tanpa rasa malu terus berusaha memeluk Damar.
" Meninggalkan Aluna ? Jangan pernah berharap aku akan kembali padamu meskipun aku meninggalkan Aluna " sahut Damar kini mendorong tubuh Karina membuat Karina terhuyung.
" Sayang... Bukankah ini yang kamu mau, bersama denganku ? Aku sudah mengambil keputusan dan aku bersedia menikah denganmu sekarang " ucap Karina berusaha merengkuh kembali tubuh Damar.
" Tapi aku tidak lagi bersedia. Kenapa kau berubah pikiran ? Karena mengetahui jika aku adalah keturunan keluarga Narendra ? " selidik Damar menatap tajam Karina yang terlihat terkejut dengan pertanyaannya.
" Cih, kau begitu menjijikan Karina. Kau tahu, aku bersyukur tidak menikah denganmu ! Sekarang pulanglah karena aku tak lagi berniat menikahimu. Dan ingatlah bahwa besok kau akan menikah ! " tegas Damar.
" Kau akan menyesal karena menolakku Damar " sahut Karina tak terima.
" Aku pastikan aku tidak akan pernah menyesal. Asal kau tahu, aku bahagia bersama dengan Aluna ! " tukas Damar.
" Kau pikir aku percaya dengan ucapanmu ? Bagaimana jika dia tahu bahwa aku adalah mantan kekasihmu ? " tantang Karina tersenyum mengejek.
" Lalu bagaimana jika Papa Halim tahu jika calon istrinya adalah mantan kekasih menantunya sendiri. Kau pikir dia akan tetap menerimamu setelah tahu jika calon istrinya ini meminta kembali kepada menantunya ? Ck... Ck... Karina, aku bukan orang bodoh. Dulu aku memang bodoh karena mencintai wanita seperti dirimu " sahut Damar menyeringai licik.
" Kalau tidak ada lagi yang ingin kau bicarakan, kau bisa keluar dari ruanganku. Lagi pula aku harus menghadiri acara ayah mertuaku. Tentunya kau tidak lupa kan jika besok kalian akan menikah " usir Damar sambil menyindir Karina.
Wajah Karina memerah, ia tak menyangka jika Damar akan menolaknya begitu saja. Padahal tadi ia begitu yakin akan memenangkan kembali jati Damar.
" Kau akan menyesal karena menolakku Damar ! " gerutu Karina sambil menekan langkahnya keluar dari ruangan Damar.
" Justru kamu yang menyesal karena telah menolakku, Karin. Tapi maaf, tiada lagi tempat untukmu di hatiku " gumam Damar menatap kepergian Karina.
Setelah Karina pergi, Damar pun bersiap untuk pulang ke kediaman Papa Halim.
Sepanjang acara pengajian Damar nampak tak fokus dalam mengikuti acara dan Aluna bisa melihat hal itu.
" Kamu ada masalah apa, Mas ? " tanya Aluna saat ia dan Damar berada di dalam kamarnya.
Damar menggeleng pelan. Sejujurnya, ia ingin mengatakan yang sebenarnya kepada Aluna. Namun entah mengapa rasanya begitu berat untuk mengatakan kebenaran itu.
" Luna... Ada yang ingin ku ceritakan " ucap Damar sambil duduk di tepi ranjang.
Damar menepuk bagian sisi ranjang meminta agar Aluna duduk di sampingnya. Patuh, Aluna pun mengikuti arahan Damar.
" Luna, sebenarnya tadi siang... "
" Tadi siang kenapa ? " serobot Aluna.
" Tadi siang, mantan kekasihku menemuiku di kantor dan memintaku untuk kembali bersamanya " ucap Damar jujur.
Seolah waktu berhenti bagi Aluna. Ia tahu betapa besar Damar mencintai mantan kekasihnya itu.
Ah Tuhan... Apa ini berarti hubungan kami akan segera berakhir ?
Batin Aluna bertanya-tanya .
" Ah, selamat... Bukankah kamu sangat mengharapkannya kembali padamu " ucap Aluna memberikan ucapan selamat dengan tersenyum perih.
Damar menatap wajah Aluna yang terlihat tersenyum.
Apa kamu sebahagia itu jika aku kembali dengannya?
Damar menggeleng pelan.
" Hei, kamu kenapa ? tanya Aluna heran.
" Apa kamu bahagia jika aku kembali bersamanya ? " Damar balik bertanya.
Aluna tergeragap saat Damar menanyakan hal itu padanya.
" Tentu saja. Bukankah itu yang selama ini kamu harapkan ? Ini kesempatan besar untukmu bersamanya. Dan kita tidak perlu meneruskan sandiwara kita hingga 1 tahun lamanya " jawab Aluna santai.
Damar menatap Aluna dengan tatapan yang tak bisa dimengerti.
" Aku tidak akan kembali bersamanya. Lagi pula dia akan menikah besok " ucap Damar kemudian.
" Apa ? Dia akan menikah besok dan dia masih sempat menemui kamu supaya kembali bersamanya ? Ish, perempuan macam apa dia " dumel Aluna.
" Eh, maaf. Harusnya aku gak ngomong gitu ! " ucap Aluna saat menyadari apa yang baru saja ia katakan.
" Tidak apa, Luna... Dia memang tidak seharusnya kuperjuangkan " sahut Damar.
" Maksudnya ? " Aluna mengernyitkan keningnya.
" Aku tidak akan pernah kembali padanya karena aku akan mempertahankan pernikahanku... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rahma Inayah
knp damar gk jujur aja ke aluna .kli aja bs gagal nikah bokap nya
2023-05-30
2
reiny marlina
ceritanya mirip sama cerita yg disebelah nih hhmm
2023-01-24
1
Elviraaprillia Vira
Ayo jujurlah damar kalau mantan pacar kamu itu karina, biar ndak keduluan karin yg bilang ke luna
2023-01-23
1