Aluna bergerak menuju sebuah restoran setelah sang ayah memintanya datang untuk membicarakan hal penting.
Sudah satu bulan ini, ia tinggal di apartemen. Ia sengaja meninggalkan rumah sebagai bentuk protes karena sang ayah yang tiba-tiba memintanya untuk menikah dengan anak sahabatnya.
Mungkin papa sudah berubah pikiran
Batin Aluna sambil tersenyum sendiri.
Aluna berpikir jika sang ayah menyesali keputusannya dan akan memintanya untuk kembali pulang ke rumah setelah perdebatan mereka yang disebabkan perjodohan Aluna.
Aluna Jasmin Pramudya, seorang gadis muda berusia 21 tahun. Ia baru saja lulus dan akan segera menggelar wisuda. Aluna pikir, sang ayah akan memberikan hadiah atas keberhasilannya mendapatkan gelar sarjana dengan nilai yang baik. Sang ayah memang memberikan hadiah yang tak pernah diduganya sama sekali, yaitu rencana perjodohannya.
Oleh karena itu, Aluna memilih untuk tinggal di apartemen sebagai bentuk protes kepada sang ayah agar membatalkan rencana perjodohannya.
Aluna berjalan tergesa saat memasuki restoran hingga akhirnya ia secara tak sengaja menabrak dua orang wanita yang tengah berjalan ke luar restoran.
" Eh, Maaf ya Bu ! Maaf... ! " ucap Aluna merasa tak enak hati.
" Lain kali kalau jalan hati-hati ya, nak ! " seru seorang wanita cantik yang sudah berumur tak mempermasalahkan.
" Iya, sekali lagi saya minta maaf Bu... Mba... Saya permisi ! " pamitnya kepada kedua wanita yang sepertinya ibu dan anak itu. Aluna memasuki area restoran.
Aluna melangkahkan kakinya menuju sang ayah yang sudah melambaikan tangannya saat melihat Aluna tiba. Namun saat Aluna mendekat, ia terkejut karena ternyata ada seorang wanita muda duduk di samping sang ayah.
Tak ingin berpikiran buruk, Aluna duduk bersama dengan mereka. Sang ayah langsung mengenalkan Karina kepada Aluna dan langsung menyatakan bahwa Karina adalah calon istrinya.
Mata Aluna membelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Entah ini kenyataan apa lagi. Setelah memutuskan untuk menjodohkannya, kini memutuskan untuk menikah kembali.
Kecewa, kesal dan marah. Itulah yang dilakukan oleh Aluna. Hingga Aluna menyiramkan minuman yang ada di depannya ke wajah Karina.
" Aluna ! Apa-apaan kamu ? " gertak sang ayah saat Aluna baru saja menyiramkan minuman ke wajah Karina.
" Papa yang apa-apaan ! Kemarin Papa mau jodohin Luna, sekarang Papa mau nikahin perempuan matre ini " timpal Aluna sambil menunjuk Karina.
" Aluna, minta maaf pada Karina ! " seru Papanya.
" Enggak, Luna gak mau ! " sahut Aluna.
" Aluna ! Papa tidak pernah mengajari kamu untuk berlaku tidak sopan " ucap Pak Halim.
Aluna berdecih, lalu bangkit dari duduknya. Ternyata ekspektasinya selama ini salah. Ia pikir sang ayah akan membatalkan perjodohannya. Namun alih-alih memadamkan api, sang ayah justru menyiramkan bensin sehingga apinya semakin membesar.
" Maaf... Sampai kapan pun, Luna gak akan setuju dia jadi istri Papa. Dan jangan pernah paksa Luna untuk dijodohkan dengan siapapun. Atau Papa tidak akan pernah bertemu dengan Luna lagi " ancam Aluna lalu meninggalkan mereka.
" Luna... Aluna ! " panggil sang ayah, namun Aluna terus berlalu tak mempedulikan Pak Halim yang terus memanggilnya.
" Maaf sayang... Tapi aku harus mengejar Aluna dulu ! " ucap Pak Halim kepada Karina.
" Ya, Mas... Sebaiknya kamu jelaskan baik-baik kepada Aluna " sahut Karina.
" Terima kasih, sayang... Nanti aku hubungi ya ! " seru Pak Halim lalu mengecup pipi Karina sebelum pergi mengejar Aluna.
Dasar gadis sialan ! Tunggu saja sampai aku jadi istri Papa kamu...
Batin Karina sambil mengeringkan wajahnya dengan tissu. Sungguh Karina merasa sangat malu saat ini.
Aluna berlari, sampai ke depan lobi. Kebetulan ada mobil yang terbuka pintunya sehingga Aluna segera masuk ke dalam mobil tersebut.
" Lho kamu ? " tanya si empunya mobil saat melihat Aluna masuk ke dalam mobil.
Ternyata pemilik mobil itu adalah kedua wanita yang tadi bertemu dengannya di restoran. Adinda dan Indira yang merupakan ibu dan anak. Aluna memohon agar mereka membantunya bersembunyi. Ia juga menceritakan kepada mereka alasannya bersembunyi di mobil mereka.
Aluna sedikit lega karena ternyata kedua wanita itu sangat baik. Mereka juga mengatakan jika perjodohan itu tidak seburuk yang dibayangkan oleh Aluna.
Mobil yang dikendarai supir keluarga Adinda berhenti mendadak dikarenakan ada mobil yang menghalangi laju kendaraan yang ditumpangi mereka. Hal ini membuat Indira yang tengah hamil besar mengalami kontraksi akibat guncangan.
Rupanya mobil yang menghalangi laju kendaraan mereka adalah mobil milik Pak Halim. Ia meminta agar Aluna ikut dengannya. Namun Adinda menolak dengan alasan bahwa Aluna merupakan teman dari Indira, putrinya yang harus segera melahirkan. Pak Halim pun mengijinkan Aluna ikut ke rumah sakit dimana ia pun mengikuti mereka ke sana.
Indira segera dibawa ke ruang bersalin. Sementara Aluna meminta maaf kepada Adinda karena menjadi penyebab Indira mengalami kontraksi. Adinda tidak menyalahkan Aluna, justru ia berharap yang terbaik untuk Aluna. Akhirnya Aluna pulang bersama sang ayah.
Tidak ada pembicaraan antara Aluna dan sang ayah. Aluna masih dalam mode diam dan sang ayah pun tak mengeluarkan sepatah kata pun hingga mobil mereka memasuki mansion.
Aluna keluar dari mobil, lalu berlari menuju kamarnya. Pak Halim menyusul Aluna hingga ke kamarnya.
" Luna... Buka pintunya ! Papa ingin bicara " ucap Pak Halim sambil mengetuk pintu kamar Aluna.
Aluna bangkit dari tempat tidurnya, lalu membuka kunci pintu kamarnya. Ia kembali menuju ranjangnya dan merebahkan dirinya.
Pak Halim mendekati Aluna yang berbaring dengan keadaan memiringkan badannya. Pak Halim mengelus rambut Aluna penuh kasih sayang.
" Maafkan Papa, Luna... Papa tahu kamu pasti marah, kesal, kecewa sama Papa. Tapi dengar dulu penjelasan Papa. Semua yang Papa lakukan untuk kebaikan kamu, Nak ! " ucap Pak Halim.
" Kebaikan Luna atau kebaikan Papa ? " sahut Aluna tanpa menghadap sang ayah.
" Luna... Percayalah, perjodohan kamu dan anak Om Bima itu untuk kebahagiaan kamu. Papa yakin anak bungsu Om Bima itu bisa membahagiakan kamu " jawab sang ayah.
" Membahagiakan ? Kenapa Papa yakin Luna bisa bahagia, sementara Luna sendiri gak tahu yang mana orangnya. Apakah Luna bisa menerima, mencintainya atau apa dia juga bisa menerima dan mencintai Luna. Papa Egois ! " sahut Aluna menatap sang ayah dengan tatapan tak bisa diartikan.
" Luna... Papa hanya ingin memberikan yang terbaik untuk kamu, Nak " ucap Pak Halim menatap Luna.
" Yang terbaik untuk Luna ? Memangnya apa yang terbaik untuk Luna ? Suami ? Ibu tiri ? " cibir Aluna.
" Luna... Papa hanya ingin melihat kamu bahagia. Dan Papa juga ingin bahagia dengan wanita pilihan Papa " sahut Pak Halim.
" Pa... Luna gak pernah larang Papa untuk menikah lagi. Tapi... Perempuan itu... Apa benar dia tulus mencintai Papa ? Atau dia mencintai harta Papa ? " serang Aluna.
" Aluna ! " bentak Pak Halim membuat Aluna terdiam.
Aluna menatap sang ayah yang baru kali ini membentaknya hanya karena seorang wanita. Aluna tersenyum miris,
" Belum jadi istri Papa aja, dia udah bisa buat Papa bentak Luna... Apalagi udah nikah sama Papa... Bisa-bisa dia buat Papa bunuh Luna " sahut Aluna berapi-api.
Pak Halim mengepalkan tangannya, namun ia berusaha menahan emosinya. Bagaimanapun ia masih waras untuk tidak bersikap kasar kepada putri semata wayangnya itu. Ia sadar jika ia sudah terlalu memanjakan Aluna selama ini.
" Luna... Papa mohon, Nak ! Papa hanya ingin kamu bahagia. Papa juga ingin bahagia dengan cara Papa sendiri. Jadi tolong, terima keinginan Papa ini. Papa tidak akan meminta hal lain lagi " ucap Pak Halim melembutkan suaranya lalu berusaha menyentuh kepala Aluna, namun Aluna menghindar.
" Papa mohon pikirkan lagi permintaan Papa " pinta Pak Halim lalu meninggalkan Aluna sendirian.
Air mata Aluna jatuh,
Kenapa ? Kenapa harus Luna yang ikutin maunya Papa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Elisabet Sembiring
aq baca
2023-10-02
1
StAr 1086
next
2023-03-03
1
Liz
Sabar ya Aluna
2023-01-15
1