Entah apa yang ada dalam pikiran Damar dan Aluna saat ini. Niat hati membatalkan rencana perjodohan oleh kedua orang tua mereka, justru malah membuat mereka terjerat umpan yang mereka pasang sendiri.
Mengatakan yang sebenarnya pun rasanya orang tua mereka tak akan percaya. Sungguh satu kebodohan yang hakiki dan sulit dipercaya. Sepertinya ada campur tangan Sang Maha Kuasa dalam takdir mereka dan mau tidak mau, suka tidak suka, mereka berdua harus menjalaninya.
" Kalian berdua akan menikah secepatnya. Sepertinya kami tidak perlu menunda-nunda lagi. Kalian berdua begitu serasi " ucap Tante Niken, ibunda Damar.
" Tapi Luna masih kuliah, Tante... " sahut Aluna berharap orang tua mereka tidak menikahkan mereka cepat-cepat.
" Luna, kamu kan sudah lulus kuliah dan akan segera diwisuda " tukas Pak Halim seolah tahu jika Aluna hanya mengulur waktu.
" Maksud Luna, setelah wisuda Luna mau bekerja dulu... Luna belum siap untuk menikah " jelas Aluna.
" Luna, sayang... Kalau ingin bekerja, setelah menikah kamu bisa membantu Alvin bekerja di kantornya " sahut Tante Niken.
" Lagi pula untuk apa kamu bekerja, Tante yakin Alvin sangat mampu untuk memenuhi semua kebutuhanmu. Betul kan Alvin ? " tambah Tante Niken sambil melirik ke arah sang anak yang mereka panggil dengan nama tengahnya Alvin.
Damar hanya tersenyum paksa mendengar ucapan sang ibu. Sementara Aluna terlihat kesal karena Damar tidak berusaha untuk menolak rencana orang tua mereka.
" Maaf semuanya, Luna mau bicara dengan Damar dulu berdua " ucap Aluna sambil memberikan kode saat menatap Damar.
Damar yang mengerti kode yang diberikan oleh Aluna segera berdiri, lalu meninggalkan meja bersama dengan Aluna.
" Lihat, Pa ... Mereka itu benar-benar cocok. Susah payah kita coba jodohin mereka. Eh, tahunya ketemu sendiri " celetuk Tante Niken sambil tertawa.
Damar dan Aluna berjalan keluar dari restoran. Aluna sesekali melihat ke arah belakang memastikan jika jarak mereka sudah aman.
Bugh...
Aluna mendaratkan tinju ke lengan Damar.
" Eh, apa-apaan nih ! " Damar meringis menahan sakit akibat tinjuan dari Aluna.
" Gila ya lo... Badan aja kecil, tenaga kuda ! " cibir Damar.
Aluna membulatkan matanya.
" Apa lo bilang ? Mau kena bogem lagi hah ? " tantang Aluna kembali mengangkat tangannya.
" Ck... " Damar hanya berdecak dengan malas sambil menurunkan tangan Aluna.
" Terus mau lo gimana ? " tanya Damar.
" Seenggaknya lo tolak dong rencana orang tua kita. Ini malahan diem aja. Ini semua gara-gara ide konyol lo itu. Jadi kacau semuanya... " gerutu Aluna.
" Enak aja lo nyalahin gue. Lo juga setuju aja jalanin ide gue. Jadi gak usah nyalah-nyalahin gue " tukas Damar tak ingin disalahkan.
" Aaaahhhh... " Aluna memekik sembari mengacak rambutnya.
Damar hanya menarik nafas panjang. Kemudian menghampiri Aluna.
" Kita cari cara untuk memperbaikinya, Ok ! " ucap Damar.
Aluna menendang tulang kering Damar membuat pria tampan itu memekik kesakitan.
" Aww... Dasar cewek bar bar " umpat Damar menahan rasa sakit pada kakinya.
Aluna mendengus kesal. Ia pikir menerima ide dari Damar adalah jalan keluar dari masalahnya, namun siapa sangka justru membuatnya semakin terjerumus ke dalam masalah.
" Ini gara-gara kamu, tahu ! " rutuk Aluna mendelik kesal kepada Damar.
" Ya... Ya....Ini semua salah aku... Aku yang kasih ide bodoh itu. Dan kamu lebih bodoh lagi karena menurutinya. Sekarang, seenaknya aja kamu salah-salahin aku ! Kamu pikir aku juga mau masuk ke dalam pusaran masalah ini ? " sahut Damar tak lagi bisa menahan kekesalannya.
" Terus sekarang gimana dong ? Kalau udah kayak gini pasti gak bisa nolak lagi " ucap Aluna bingung.
" Atau aku kabur aja ya... " tambah Aluna lagi.
" Sampai kapan kamu mau kabur ? Setiap masalah itu harusnya dihadapi, kalau kita lari masalah itu tidak akan pernah selesai... " ucap Damar seolah menyadarkan Aluna.
Aluna menatap Damar lekat-lekat.
" Jadi kamu mau terima keputusan orang tua kita ? " selidik Aluna.
" Mungkin... " jawab Damar menggantung
" Gila... Kalau kamu mau, kamu aja sendiri. Gak usah bawa-bawa aku ! " tolak Aluna dengan tegas.
" Kalau kita nolak sekarang, itu gak berarti mereka akan berhenti. Mereka pasti akan mencari orang lain untuk dijadikan pasangan kita selama kita tidak bisa membawa calon pasangan kita... " tukas Damar.
" Jadi, maksud kamu... Kita harus terima ini semua ? " tanya Aluna.
" Mungkin itu jalan terbaik. Dengar Aluna, aku tahu... Kita... Baru saja kenal. Tapi akan lebih baik jika aku menikah denganmu daripada dengan perempuan yang tidak aku kenal sama sekali " jawab Damar.
" Apa ... ? Aku gak mau ! " sentak Aluna lalu melangkahkan kakinya menjauhi Damar sambil memalingkan muka.
Damar menarik tangan Aluna, membuat Aluna terhuyung dan menabrak dada Damar. Aluna mengangkat wajah menatap wajah tampan Damar yang juga tengah menatapnya. Sesaat mereka saling menatap hingga akhirnya Aluna menarik dirinya menjauh.
" Luna... Kita bisa coba... " Damar tak meneruskan ucapannya kala tangan Aluna menyentuh keningnya.
" Kamu gak lagi demam kan ? Atau kamu gak lagi kesambet setan laut kemarin kan ? " cecar Aluna membuat Damar menurunkan tangan Aluna.
" Apaan sih ? Aku tuh lagi ngasih jalan keluar buat masalah kita ! " sahut Damar.
" Jalan keluar, jalan keluar... Yang ada kita malah nyasar ! Bukannya keluar dari masalah, yang ada malah masuk tambah dalam " kilah Aluna.
Damar membuang kasar nafasnya. Menikahi Aluna satu-satunya jalan keluar baginya. Selama Karina belum mau menikah dengannya, ia bisa berpura-pura menjadi suami istri dengan Aluna. Toh, mereka bisa membuat surat kontrak pernikahan. Asalkan bisa membuat kedua orang tua mereka percaya lebih dulu. Urusan lain itu urusan belakangan
" Kenapa kamu diam ? " tanya Aluna karena Damar tak lagi mengeluarkan suaranya.
" Aluna, ayo kita menikah kontrak saja ! " seru Damar.
" Hah... ? Pernikahan kontrak ? Denger ya Tuan Damar yang suka gak jelas, pernikahan itu suci, bukan untuk main-main " sembur Aluna.
" Aku tahu itu... Tapi ini jalan yang terbaik. Dengan adanya surat perjanjian itu, kita hanya menjadi suami istri di atas kertas saja. Aku tidak akan mencampuri urusan pribadimu, begitu juga kamu tidak perlu mencampuri urusan pribadiku. Kita hanya perlu berpura-pura saja di depan keluarga kita... " jelas Damar.
" Lalu bagaimana jika kita menemukan orang lain sebagai pasangan kita ? Aku menemukan pria lain atau kau kembali dengan kekasihmu itu ? " tanya Aluna.
" Kita buat kontrak pernikahan untuk satu tahun. Setelah itu, kita bisa menentukan jalan hidup kita sendiri " jawab Damar.
" Lalu bagaimana jika kita jatuh dalam perasaan yang kita tak pernah duga ? Apakah nantinya kita siap untuk berpisah ? " tanya Aluna yang membuat Damar sedikit terkesiap.
" Siapa yang bisa menebak apa yang akan terjadi nanti ? Kalau kita memang berjodoh, tidak akan ada yang bisa memisahkan kita... Lagian siapa juga yang mau sama cewek barbar kayak kamu " jawab Damar menatap remeh Aluna.
" Barbar... Barbar... Awas aja kalau kamu nanti jatuh cinta sama aku " ucap Aluna asal.
" Cuma dalam mimpi kamu ! " sahut Damar menyentil kening Aluna.
" Ish... " Aluna mengusap-usap keningnya sambil memajukan bibirnya.
" Jadi gimana ? Deal ? " tanya Damar sambil mengulurkan tangannya.
" Ok... Deal ! " jawab Aluna sambil menjabat tangan Damar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Anna
awas terjerat kontrak seumur hidup loh.. hahahhaa
2023-02-01
2
Ellysa
lama lama cinta juga karena cinta datang karena sudah terbiasa bersama
2023-01-17
2
Erviana Erastus
yaela palingan 3 bln udah pd bucin because cinta tumbuh karena terbiasa 🤣
2023-01-16
3