DA part 13

Damar membangunkan Aluna saat mereka sampai di tempat parkir apartemen. Luna membuka matanya dengan paksa saat merasakan sebuah sentuhan pada pundaknya.

" Kita sudah sampai. Ayo turun ! " seru Damar.

Tanpa bersuara, Aluna segera membuka pintu mobil lalu keluar dari dalam mobil. Ia berjalan menuju lift meninggalkan Damar yang masih berada di dalam mobil.

Damar hanya menatap Aluna yang sudah mendahuluinya masuk ke dalam lift.

" Bagaimana cara aku menghiburmu Aluna ? " Damar menggumam saat melihat Aluna yang telah hilang dari pandangannya.

Damar bergegas menuju lift dan menaikinya menuju lantai tempat unit apartemennya berada.

Dengan tergesa Damar keluar dari lift dan langsung menuju unit apartemen miliknya. Sesampainya di depan unit apartemen, Aluna sudah melipat tangannya di depan pintu dengan wajah masam.

" Lama banget sih ! " Cibir Aluna saat Damar sampai.

" Kenapa gak langsung masuk ? " tanya Damar.

" Aku kan gak tahu kode aksesnya " jawab Aluna apa adanya.

" Kodenya tanggal pernikahan kita " ucap Damar lantas menekan kode akses.

Deg... Aluna melirik ke arah Damar.

Kode aksesnya tanggal pernikahan ? Sebenarnya dia anggap apa pernikahan ini ? Bukannya ini cuma sementara saja ?

" Woi, mau masuk atau diem terus disitu " ucap Damar membuyarkan pikiran Aluna.

Aluna segera masuk mengikuti Damar yang membawa banyak belanjaan. Kini Aluna tengah merapikan barang belanjaan mereka tadi ke dalam lemari pendingin.

" Buat makan malam, kita pesen aja... "

" Hah ? Pesen ? Enak aja kamu mau pesen-pesen. Terus buat apa kita belanja sebanyak ini, kalau ujung-ujungnya pesen juga. Itu pemborosan namanya " potong Aluna.

" Memangnya kamu mau masak ? Kamu gak capek ?" tanya Damar.

" Capek sih, tapi mendingan masak aja. Sayang juga bahan makanan udah dibeli tapi tetep aja mau beli makanan " jawab Aluna lalu menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak.

Damar hanya melihat Aluna yang terlihat begitu lincah mengolah bahan makanan. Kembali ia teringat saat bersama Karina. Wanita itu sama sekali tidak suka memasak. Ia akan memilih untuk memesan makanan dibanding harus memasaknya sendiri. Perbedaan yang kentara diantara mereka berdua.

" Ngapain kamu disitu ? " tanya Aluna yang melihat jika Damar hanya menyaksikan ia berkutat dengan bahan makanan yang ada.

" Lihatin kamulah, kali aja kamu masukin racun ke dalam makanannya " jawab Damar asal.

" Heh, ngapain juga aku ngasih racun. Lagian aku hanya perlu bertahan selama 12 bulan ke depan untuk jadi istri kamu. Iya kan ? " ucap Aluna lagi.

Ada rasa tak terima di hati Damar saat Aluna mengatakan hal tersebut. Entah mengapa tapi ia tidak suka mendengarnya.

Damarpun akhirnya meninggalkan dapur tanpa mengatakan apapun. Ia harus bersikap waras seperti sebelumnya.

" Aih, kenapa sih Damar ? " gumam Aluna heran saat melihat perubahan air muka Damar namun ia tak berniat untuk bertanya.

Sementara Damar terus berjalan menuju kamarnya. Dan kini ia merebahkan diri di atas kasur sambil memainkan ponselnya.

Satu jam berselang terdengar ketukan di depan pintu kamar Damar.

Damar turun dari tempat tidur lalu membuka pintu.

" Apaan ? " tanya Damar ketus.

" Makanannya udah siap, kamu mau makan sekarang ? " tawar Aluna.

" Kamu duluan aja ! " seru Damar sambil menutup pintu.

" Ish, kenapa sih dia ? " gumam Aluna sambil menggaruk kepala.

" Aku simpen di meja makan ya " teriak Aluna dari balik pintu, namun Damar tak menyahut sama sekali.

Sementara itu, Damar yang mendengar suara Aluna dari balik pintu hanya bisa menghembus nafasnya.

Ahh... Yang diomongin Luna itu bener, tapi kenapa kok aku gak rela ya !

Damar bergerak menuju nakas, lalu membuka laci yang ada. Ia mengeluarkan sebuah foto seorang wanita, siapa lagi kalau bukan foto Karina. Damar menatap lekat foto wanita yang sedang tersenyum itu. Detik berikutnya, Damar membuang foto itu ke dalam tempat sampah.

Entah mengapa tak ada lagi rasa yang tersisa untuk Karina. Mungkin terlalu sakit yang dirasakan oleh Damar hingga akhirnya ia mati rasa kepada wanita yang selama ini mengisi hatinya. Atau mungkin karena posisinya yang mulai tergantikan.

Tidak ada lagi tempat untukmu, Karin... Perasaanku sudah mati sejak kamu memutuskan untuk berpisah dan menikah dengan pria lain !

Aluna tengah asyik melahap masakan hasil karyanya. Ia duduk sendiri di meja makan. Berharap jika ada yang menemaninya seperti saat di rumah ada Papa Halim atau Bi Marni yang menemaninya makan.

Nasib, nasib... Udah nikah tapi berasa sendiri aja !

batin Aluna sambil memasukkan suapan terakhir ke dalam mulutnya.

Tanpa alasan, Aluna menatap pintu kamar Damar yang masih tertutup.

Aih, aku ngeharapin apa sih ? Luna sadar !! Gak usah mikirin cowok yang mikirin cewek lain ! Wake up Luna, kamu harus bertahan sampai akhir !!

batin Aluna menyemangati dirinya sendiri.

Aluna bangkit lalu membawa piring bekas makannya ke bak cuci piring dan mencucinya. Setelah itu, Aluna masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.

Damar akhirnya keluar dari kamar. Ia tak melihat Aluna dimanapun dan akhirnya ia berjalan menuju meja makan. Ia melihat satu porsi chicken teriyaki beserta salad buah di atas meja makan.

Damar semula tak tertarik, namun mengingat apa yang sudah dilakukan Aluna ia memutuskan untuk mencobanya.

Hmmm... Enak juga, ternyata dia tidak bohong kalau dia bisa masak

Damar mengangkat kedua sudut bibirnya lalu menghabiskan apa yang sudah Aluna siapkan. Setelah semua yang ada di atas meja kandas, Damar pun kembali ke kamarnya.

Pagi menyapa dan Aluna kini sudah rapi ia teringat pesan sang nenek jika seorang istri harus bangun lebih pagi dari suaminya dan menyiapkan keperluan untuk suami termasuk sarapan.

Aluna bergegas menuju ke dapur, ia tersenyum saat melihat makanan yang disediakannya untuk Damar tadi malam sudah habis.

Jangan-jangan dia buang lagi

batin Aluna lalu bergegas menuju tempat sampah tapi tidak ada sisa makanan yang dimasaknya disana.

" Lagi ngapain ? " tanya Damar saat melihat Aluna mencari sesuatu di tempat sampah.

" Astaga, kamu ngagetin aja " jawab Aluna kaget karena tiba-tiba Damar sudah berada disana.

Aluna menyisir penampilan Damar yang sudah rapi dengan mengenakan celana bahan dan kemeja yang dipadukan dengan jas.

" Gak usah terpesona gitu. Iya, aku tahu memang aku tuh seganteng itu sampai kamu gak bisa berpaling kan " goda Damar.

" Cih, percaya diri sekali anda " cibir Aluna kemudian menuju dapur.

" Kamu mau masak apa ? " tanya Damar saat melihat Aluna sudah siap dengan apron.

" Kenapa ? Kamu ketagihan masakan aku ? Gak takut aku racunin ? " tanya Aluna.

" Ck... Tugas istri itu ya siapin semua keperluan suaminya termasuk makan. Lagian seperti yang kamu bilang, kita harus mulai membiasakan diri untuk 12 bulan ke depan " jawab Damar enteng.

Aluna hanya mendelik tanpa menyahuti Damar. Ya, setahun ini ia harus bisa bertahan. Bertahan menjadi istri yang baik dan bertahan agar tidak jatuh cinta kepada Damar, suami yang secara sah sudah menikahinya.

Terpopuler

Comments

Elviraaprillia Vira

Elviraaprillia Vira

dewi amor sudah mulai memanah di hati damar 💘💘💘

2023-01-23

1

ErNa Nur AnNisa

ErNa Nur AnNisa

semoga mereka segera sadar akan perasaan mereka masing2 🤗

2023-01-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!