Pengkhianatanmu Ku Balas Dengan Bahagiaku

Pengkhianatanmu Ku Balas Dengan Bahagiaku

Kehancuran

"Pergilah dan jangan pernah kembali, karena aku akan segera menceraikanmu, dan segera kamu tanda tangani surat ini." ucap seorang pria tampan dan gagah yang dengan santainya duduk di hadapan seorang wanita yang tak lain adalah istrinya sambil menyodorkan sebuah kertas gugatan perceraian.

"Apa maksud kamu Mas?" tanya wanita di hadapan pria yang memandangnya dengan jengah.

"Ku rasa kau sudah mendengar perkataanku dengan sangat jelas" jawabnya ketus dengan menatap seolah merendahkan. Mendengar jawaban dari suaminya, wanita itu hanya menyandarkan tubuhnya ke sandaran tempat ia duduk sambil memejamkan matanyanya sejenak sebelum akhirnya ia pun menyerah dan memilih untuk menyetujui permintaan pria di hadapannya ini, karena percuma juga jika harus mempertahankan Rumah Tangga yang sudah tak membuatnya bahagia.

Cukup lama ia bertahan dengan sikap acuh dan tak peduli suaminya selama ini, bahkan iapun masih terus berusaha agar bisa hamil dan mengandung anak yang selama 2 tahun mereka harapkan, namun apalah daya, ternyata suami yang ia cintai telah mengkhianati pernikahan dan janji suci yang telah mereka ucapkan dahulu, bahkan kini suaminya telah memiliki anak dari wanita lain yang juga sudah ia nikahi secara siri. Namun itu tak menjadi habatan baginya, justru ia semakin gencar berusaha agar bisa hamil berharap suaminya akan kembali dalam pelukannya. Perjuangannya tak sia-sia, selama 1 tahun ini ia terus melakukan pengobatan demi pengobatan agar bisa mengandungpun berbuah manis, kini di dalam rahimnya ada tanda-tanda kehidupan yang membuatnya sangat bahagia.

Belum juga sempat ia mengatakan kabar kehamilannya, suaminya lebih dulu memberikan surat cerai. Dengan hati yang hancur namun ia tetap menunjukkan senyuman di wajahnya, ia menandatangani surat perceraian itu. Ia berjanji bahwa akan bahagia bersama anaknya tanpa pria di hadapannya saat ini.

"Sudah."

"Bagus, mulai hari ini kita berpisah dan akan bertemu lagi di pengadilan."

"Baik, tapi sebelum kita resmi bercerai aku akan tetap tinggal di rumah ini." ucapnya menatap pria yang sudah berdiri hendak pergi meninggalkannya

"Terserah, tapi setelah kita resmi berpisah kau harus segera angkat kaki dari rumahku,karena Istri dan anakku akan tinggal di sini." ungkap suaminya tanpa memperdulikan perasaannya.

"Baik." jawabnya tak lagi mampu menatap suaminya yang sudah berlalu pergi. Hati wanita mana yang takkan hancur jika ia di khianati lalu di ceraikan begitu saja dan di gantikan dengan wanita lain.

Sebelumnya ia telah memberitahukan Kabar bahagia kehamilannya itu pada ke dua orang tuanya saat mereka berkunjung ke rumah, namun ia belum sempat memberikan kabar itu pada suaminya karena masih mengurus perusahaannya di luar negri saat itu, namun siapa sangka saat tiba waktunya bukan sang suami yang di kejutkan dengan kabar bahagia itu tapi justru ia lah yang terlejut atas surat cerai yang di berikan suaminya.

"Mah, Pah aku ada kabar bahagia untuk kalian." ungkapnya penuh kebahagiaan.

"Kabar apa Nak, kami jadi penasaran?" jawab sang Mamah antusias, sedangkan Papah hanya mendengarkan percakapan mereka.

"Aku Hamil Mah, Pah." jawabnya memeluk Mamah.

"Sungguh?" kali ini Papah yang bicara

"hmmm.." jawabnya sambil menganggukkan kepala.

"Alhamdulillah, akhirnya Nak." ucap Mamah ikut bahagia. Setelah cukup lama bercengkrama bersama putri mereka, kedua orang tua itupun pamit pulang karena ada urusan lain.

"Mamah sma Papah pulang dulu, kamu baik-baik jaga calon cucu Mamah ini ya!" ucap Mamah sambil mengelus perut anaknya yang masih terlihat rata.

"Iya Mah.."

"Assalamualaikum." ucap keduanya sebelum masuk ke dalam mobil dan melajukannya dengan kecepata stabil.

"Waalaikumussalam."jawabnya menatap kepergian kedua orang tuanya, entah mengapa ia merasa bahwa ini adalah hari terakhir baginya bertemu dengan orang tuanya.

Baru setengah jam setelah kepergian Mamah dan Papahnya, ia mendapatkan telpon dari kantor polisi jika kedua orang tuanya telah meninggal akibat kecelakaan yang mereka alami. Itulah mengapa ia sangat terpukul, bahkan di saat-saat berkabung suaminya justru meminta berpisah tanpa melihat waktu dan kondisinya saat ini. Walau begitu ia tetap berusaha tegar karena tak ingin membuat calon anaknya merasakan apa yang ia rasakan.

Dua minggu setelahnya, akhirnya mereka bertemu kembali di ruang sidang untuk yang terakhir, karena setelah ini ia bukan lagi istri dari pengusaha muda yang sudah ia nikahi selama 2 thn ini.

"Akhirnya Mas, aku akan jadi istri kamu yang sah." ucap wanita sambil menggendong anak perempuan yang masih balita.

"Ya, kamu benar. Mulai sekerang kamu dan Putryku ini akan tinggal di rumahku." jawab pria di sampingnya lalu mengambil anak dalam gendongan wanita yang kini menjadi istrinya

Dari kejauhan, wanita lainnya sedang menatap ke arah mereka dengan air mata yang terus saja mengalir di pipi mulusnya. Dia adalah mantan istri pria yang kini tengah berbahagia di atas penderitaannya.

"Sebahagia itu kamu Mas!" lirihnya tersenyum getir sambil memegang dadanya yang terasa nyeri. Iapun memutuskan kembali ke rumah mantan suaminya untuk mengambil semua barang-barang dan keperluannya miliknya yang akan ia bawa pergi sejauh mungkin dari kehidupan pria yanh sudah mencampakkannya begitu saja.

"Loh Mas, kok dia masih di sini sih?" tanya wanita di samping suaminya.

"Dia hanya mengambil barang-barangnya saja, setelah itu kamu yang akan menggantikan posisinya di rumah ini sayang." mendengar penuturan sang suami, wanita itu tersenyum penuh kemenangan. ("Akhirnya, aku yang akan menjadi nyonya di rumah ini") batinnya menatap sinis ke arah mantan istri suaminya itu.

"Tunggu Syakira..." panggil pria yang berdiri tepat di depan pintu saat ia hendak meninggalkan Rumah. Mendengar panggilan dari orang yang masih ada dalam hatinya, iapun menoleh dan sedikit tersenyum, berharap jika pria di hadapannya kini memintanya untuk tetap bersamanya. Namun sayang harapan cuma tinggal harapan, karena bukan itu tujuan dari pria di hadapannya, melainkan ia ingin mempermalukannya dan menghinanya untuk yang teralhir.

"Ya, Mas!" jawabnya

"Ambillah, jangan sampai kau mengemis di jalanan." ucap pria itu melempar sebuah amplop berwarna coklat yang berisi uang. Mendapat penghinaan dari mantan suaminya, wanita yang di Syakira itupun itupun sangat marah kemudian mengembalikan uang yang di berikan padanya dengan santai dan senyuman pahit.

"Aku sama sekali tidak membutuhkan uangmu, karena kau bukanlah wanita lemah seperti yang kamu fikirkan selama ini." ucapnya berbalik hendak meninggalkan mereka berdua.

"Ah, ya satu lagi..." Syakira mengeluarka sebuah map berwana coklat dari dalam tasnya dan memberikannya langsung kepada mantan suaminya yang kejam.

"Ini, kau baca baik-baik."

"Ingatlah, penghinaanmu hari ini tidak akan pernah aku lupakan dan jangan pernah berharap untuk bisa menemuiku lagi ataupun dengan....." kata-katanya sengaja ia gantung, namun tangannya mengelus perutnya yang masih rata.

"Apa maksudmu Syakira?" tanya pria di Hadapan Syakira. Mendengar pertanyaan itu, ia hanya tersenyum simpul kemudian meninggalkan mantan suaminya dan istri barunya.

🙏🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Selang Cau

Selang Cau

aku sih bagus tapi seru tau pasti kalian baca jugak ya

2023-03-31

0

sri astuty

sri astuty

cerita novel bagus. aku novel.

2023-03-25

0

SEPTi

SEPTi

pengenalan nama tokoh

2023-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Kehancuran
2 Kenyataan yang menyakitkan
3 Kenyataan yang Menyakitkan II
4 Pengalaman Pertama yang Menakjubkan
5 Pertemuan Pertama
6 Sekolah Baru
7 Bertemu Keluarga
8 Taruhan yang Menguntungkan
9 Kesedihan Habibi
10 Musibah
11 Pertemuan Setelah Muaibah
12 Penderitaan Maira
13 Penderitaan Maira II
14 Keadilan untuk Maira
15 Kegalauan Mara
16 Salah Sangka Hana dan Sisi
17 Kecelakaan
18 Kemenangan Tim Arka dan Bantuan Kalisa
19 Hari Yang Bahagia
20 Kebahagiaan Syakira
21 Pementasan Berujung Menaruh Hati
22 Dua Hati yang Harus Berpisah
23 Ada Hati yang di Jaga
24 Keluarga Wulan dan Kesedihannya
25 Kebenaran yang Kembali Terungkap
26 Masa Lalu Regar
27 Identitas Wulan Bramantyo
28 Pertemuan ke Tiga
29 Wanita yang Sama
30 Kemunculan Masa Lalu
31 Kemunculan Masa Lalu dan Masa Depan
32 Kejujuran Rangga
33 Sebuah Perasaan Seorang Anak
34 Penantian Arka....
35 Kekecewaan Wulan
36 Penyesalan yang tak Berujung
37 Bimbang
38 Mengungkapkan Perasaan
39 Hari Bahagia Syakira dan Rangga
40 Malam Pertama
41 Kesedihan Risa dan Tujuan Barunya
42 Kebenaran Wulan dan Arka
43 Keluarga
44 Menunggu Jawan Risa
45 Kepedihan Risa
46 Duka dan Luka Risa...
47 Kisah yang Sempat Tertunda
48 Perjalanan Cinta Farhan dan Risa
49 Bertemu Kembali
50 Harapan!
51 Persiapan
52 Pengumuman
53 Lamaran
54 Menuju Halal
55 Duka di Hari yang Seharusnya Bahagia
56 Takdir Cinta Mara
57 Perhatian Calon Papah Sambung
58 Agus Utomo
59 Dokter Erick
60 Penantian Mara
61 Penantian yang Tak Sia Sia
62 Melamar Kedua Kalinya
63 Bahagia setelah Duka
64 Sarapan Spesial
65 Mulai Memperbaiki
66 Menuju Pertemuan Ayah dan Anak
67 Pertemuan Ayah dan Anak
68 Rencana yang Terancam Gagal
69 Malam Panas Syakira dan Rangga
70 Usaha sang Ayah Kandung
71 Perhatian Seorang Kakak
72 Menunggu Waktu
73 Mulai Menerima Kenyataan
74 Sebelumnya
75 Perubahan Wulan
76 Di Antar Sekolah Oleh Kakak
77 Usaha Arka Mendapat Pengakuan Wulan
78 Menunggu lebih lama
79 Semakin Akrab
80 Lupa!
81 Tokoh Mainan
82 Hadiah Arka
83 Hamil!
84 Punya Adik lagi
85 Posesif Sejak Hamil
86 Bagas
87 Bagas dan Naila
88 Daneen Durriyan
89 Kerja sama Rangga dan Arka
90 Sadar
91 Kehangatan
92 Penyambutan
93 Kecemasan Wulan!
94 Perhatian Papah Rangga
95 Membahagiakan Adik
96 Kerinduan
97 Kanker Jantung
98 Sisi lain Regar
99 Cinta Habibi
100 Hampir Menyerah
101 Dokter Karina
102 Ada kamajuan
103 Kebaikan Rangga
104 Berdebat
105 Sadar
106 Harus Kembali
107 Menjalani Pengobatan Tradisional
108 Akan Kembali
109 Ziyan dan Wulan
110 Pria Asing
111 Kakak
112 Nembak Apa Melamar?
113 Dapat Restu
114 Kecelakaan Habibi
115 Mamah Maurin
116 Masa Lalu Mamah Maurin dan Habibi
117 Menuju Hari Pertunangan
118 Kana
119 Pertunangan
120 Keluarga Kana
121 Farry dan Safira
122 Sesuatu yang Mengejutkan
123 Best Trio
124 Menyinggung Orang yang Salah
125 Misi Pencarian Kalisa
126 Menemukan Sesuatu
127 Satu Petunjuk
128 Waktu yang Berlalu
129 Pernikahan Wulan dan Habibi
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Kehancuran
2
Kenyataan yang menyakitkan
3
Kenyataan yang Menyakitkan II
4
Pengalaman Pertama yang Menakjubkan
5
Pertemuan Pertama
6
Sekolah Baru
7
Bertemu Keluarga
8
Taruhan yang Menguntungkan
9
Kesedihan Habibi
10
Musibah
11
Pertemuan Setelah Muaibah
12
Penderitaan Maira
13
Penderitaan Maira II
14
Keadilan untuk Maira
15
Kegalauan Mara
16
Salah Sangka Hana dan Sisi
17
Kecelakaan
18
Kemenangan Tim Arka dan Bantuan Kalisa
19
Hari Yang Bahagia
20
Kebahagiaan Syakira
21
Pementasan Berujung Menaruh Hati
22
Dua Hati yang Harus Berpisah
23
Ada Hati yang di Jaga
24
Keluarga Wulan dan Kesedihannya
25
Kebenaran yang Kembali Terungkap
26
Masa Lalu Regar
27
Identitas Wulan Bramantyo
28
Pertemuan ke Tiga
29
Wanita yang Sama
30
Kemunculan Masa Lalu
31
Kemunculan Masa Lalu dan Masa Depan
32
Kejujuran Rangga
33
Sebuah Perasaan Seorang Anak
34
Penantian Arka....
35
Kekecewaan Wulan
36
Penyesalan yang tak Berujung
37
Bimbang
38
Mengungkapkan Perasaan
39
Hari Bahagia Syakira dan Rangga
40
Malam Pertama
41
Kesedihan Risa dan Tujuan Barunya
42
Kebenaran Wulan dan Arka
43
Keluarga
44
Menunggu Jawan Risa
45
Kepedihan Risa
46
Duka dan Luka Risa...
47
Kisah yang Sempat Tertunda
48
Perjalanan Cinta Farhan dan Risa
49
Bertemu Kembali
50
Harapan!
51
Persiapan
52
Pengumuman
53
Lamaran
54
Menuju Halal
55
Duka di Hari yang Seharusnya Bahagia
56
Takdir Cinta Mara
57
Perhatian Calon Papah Sambung
58
Agus Utomo
59
Dokter Erick
60
Penantian Mara
61
Penantian yang Tak Sia Sia
62
Melamar Kedua Kalinya
63
Bahagia setelah Duka
64
Sarapan Spesial
65
Mulai Memperbaiki
66
Menuju Pertemuan Ayah dan Anak
67
Pertemuan Ayah dan Anak
68
Rencana yang Terancam Gagal
69
Malam Panas Syakira dan Rangga
70
Usaha sang Ayah Kandung
71
Perhatian Seorang Kakak
72
Menunggu Waktu
73
Mulai Menerima Kenyataan
74
Sebelumnya
75
Perubahan Wulan
76
Di Antar Sekolah Oleh Kakak
77
Usaha Arka Mendapat Pengakuan Wulan
78
Menunggu lebih lama
79
Semakin Akrab
80
Lupa!
81
Tokoh Mainan
82
Hadiah Arka
83
Hamil!
84
Punya Adik lagi
85
Posesif Sejak Hamil
86
Bagas
87
Bagas dan Naila
88
Daneen Durriyan
89
Kerja sama Rangga dan Arka
90
Sadar
91
Kehangatan
92
Penyambutan
93
Kecemasan Wulan!
94
Perhatian Papah Rangga
95
Membahagiakan Adik
96
Kerinduan
97
Kanker Jantung
98
Sisi lain Regar
99
Cinta Habibi
100
Hampir Menyerah
101
Dokter Karina
102
Ada kamajuan
103
Kebaikan Rangga
104
Berdebat
105
Sadar
106
Harus Kembali
107
Menjalani Pengobatan Tradisional
108
Akan Kembali
109
Ziyan dan Wulan
110
Pria Asing
111
Kakak
112
Nembak Apa Melamar?
113
Dapat Restu
114
Kecelakaan Habibi
115
Mamah Maurin
116
Masa Lalu Mamah Maurin dan Habibi
117
Menuju Hari Pertunangan
118
Kana
119
Pertunangan
120
Keluarga Kana
121
Farry dan Safira
122
Sesuatu yang Mengejutkan
123
Best Trio
124
Menyinggung Orang yang Salah
125
Misi Pencarian Kalisa
126
Menemukan Sesuatu
127
Satu Petunjuk
128
Waktu yang Berlalu
129
Pernikahan Wulan dan Habibi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!