Kenyataan yang Menyakitkan II

Arka masih memandangi wajah tampan Ayahnya dengan sangat bangga dan bahagia, ia juga selalu mengatakan jika Bundanya sangat cantik.

"Bunda.." panggil Arka setelah puas memandangi wajah Ayah dn Bundanya yang terlihat amat sangat serasi.

"Hmm,," jawab Syakira menatap wajah anaknya

"Mengapa Ayah tak pernah menemui kita" Syakira tersenyum getir, ia sudah yakin jika anaknya pasti akan menyakan hal ini. Hati ibu mana yang tidak akan hancur saat anak yang selalu ia jaga dan bahgiaan menyakan Ayah yang bahkan selama ini tak pernah menganggap mereka ada. Syakira memandangi wajah anaknya dengan seksama, jujur saja wajah Arka sangat mirip sekali dengan Ayahnya membuat Syakira terasa agak sakit mengingat masa lalunya yang begitu menyedihkan.

"Bunda..." panggilan Arka membuyarkan lamunannya, ia tersenyum hangat dan mencium pipi anaknya cukup lama sambil memejamkan matanya berharap jika jawabannya nanti tidak menyakiti perasaan putra semata wayangnya itu.

"Itu karena sekarang Ayah sudah punya keluarga baru Nak, belum lagi tempat kita dan Ayah sangat jauh." jawab Syakira.

"Jadi karena itu Ayah tidak pernah datang ke sini Bunda?" tanya Arka yang matanya mulai basah. Syakira sangat sedih melihat anaknya menangis hanya karena Ayahnya tak pernah perduli akan dirinya, bahkan telah mencampakan mereka berdua. Syakira memeluk putranya dengan erat, tanpa terasa air matanyapun ikut menetes namun segera ia hapus agar Arka tak semakin sedih.

"Arka!" Syakira melepaskan pelukannya

"Meskipun Ayah gak bersama kita, tapi Arka harus percaya ya Nak, kalo Ayah juga sayang sama Arka." ucap Syakira mencoba menenangkan Arka

"Apa Ayah syang Arka Bunda?" tanya Arka meyakinkan perkataan sang Bunda

"ya, tentu saja Nak, kan Arka anaknya Ayah juga sayang, lagian siapa sih yang gak sayang sama anak Bunda yang gemoy ini. Hmm? ." jawab Syakira mencubit pipi anaknya.

"Bundaaaa...." rengek Arka memeluk Bundanya

"Mulai sekarang Arka sama Bunda, kita akan hidup berdua dan bahagia bersama ya Nak!" ucap Syakira menangis, tak mampu lagi menahan segala rasa gejolak dalam hatinya.

"Bunda jangan nangis, Arka janji akan jadi anak yang baik dan akan selalu jagain Bunda." jawab Arka setelah melihat Bundanya menangis untuk yang pertama.

"Arka juga janji gak akan tanya soal Ayah lagi." lanjutnya menghapus sisa air mata di pipi sang Bunda

"Ya, Nak, terimakasih sayangnya Bunda.." jawab Syakira.

Malam itupun berlalu dengan air mata antara Syakira dan Arka. Syakira sudah merasa lega, tak ada lagi beban dalam hatinya yang selama ini ia tanggung. Ia tak menyangka jika anak sekecil Arka bisa mengerti dengan apa yang ia katakan, bahkan yang lebih membuatnya terharus, Arka mampu mengerti perasaannya yang rapuh. Syakira merasa sangat beruntung memiliki putra yang tampan dan baik seperti putranya kini, walaupun usianya masih sangat kecil tapi ia bisa berfikir layaknya orang dewasa. Bangga dan bahagia, itulah yang Syakira rasakan malam itu, meskipun ia harus membuka kembali luka lama yang masih belum sembuh sepenuhnya akibat pengkhianatan juga penghinaan bahkan pengabaian untuk putranya yang belum lahir saat itu. Namun Syakira tetap mengatakan hal baik tentang pria yang telah menyakitinya dahulu kepada putranya, agar kelak jika takdir memang mempertemukan mereka maka Arka akan tetap menghormati Ayahnya dan bisa menerimanya dengan baik, walaupun ia tak tahu apakah Ayahnya bisa menerima Arka atau tidak.

Enam tahun berlalu, kini Arka kecil yang menggemaskan tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan gagah, persis seperti Ayahnya dulu. Kini usianyapun sudah menginjak 13 tahun, bahkan sedik banyak sifat² Ayahnya menurun pada Arka. Arka tumbuh menajdi anak yang dingin terhadap orang baru, namun sangat menyenangkan saat bersama Bunda atau orang-orang memang sudah mengenalnya sejak kecil.

Hari ini adalah hari di mana ia dan Bundanya akan mengawali kehidupan mereka yang baru di kota yang pernah menorehkan luka di hati sang Bunda, ya benar, saat ini mereka akan menuju kota Jakarta. Kota kelahiran Bundanya dan tempat dimana Ayah nya berada sekarang, di kota itu pulalah Syakira harus merasakan pedih nya pengkhianatan dan kehilangan orang-orang yang ia cintai. Dulu, Syakira selalu berusaha menjauh dari kota itu, namun kini ia harus rela kembali demi masa depan putranya, Ia harus bisa menahan ego dan perasaannya.

"Bunda yakin akan ikut Arka ke jakarta?" tanya Arka. Sebenarnya Arkapun sudah mengetahui tentang masa lalu sang Bunda yang menyakitkan dari buku diary dan teman-teman Bundanya yang sempat cerita saat Arka baru mau memutuskan untuk sekolah di sana. Arka tahu bagaimana perasaan Bundanya saat ini.

"Ya, tentu saja Nak. lagi pula di sana memang tempat kelahiran Bunda. Sudah lama juga Bunda gak mengunjungi makan Oma dan Opa kamu di sana, dan. mungkin ini memang saat yang tepat buat Bunda kembali ke sana." jawab Syakira sedikit merasa sedih karena mengingat kedua orang tuanya yang sudah lama tak pernah ia kunjungi.

"Benar, Bunda belum mengenalkan Arka pada mereka!" jawab Arka tersenyum kemudian membantu Bundanya membereskan semua keperluan mereka di sana.

"Bagaiman dengan usaha Bunda di sini?" Arka menatap Bunda yang masih sibuk memasukkan pakaian mereka ke dalam koper

"Kan ada tante Hana dan Sisi di, mereka bisa Bunda percaya kok." jawa Syakira tersenyum

"Oh, Iya Arka lupa." Arka menepuk keningnya, iapun ikut tersenyum dan kemabali melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.

Hari semakin malam, Syakira dan Arka baru selesai menyiapkan segalanya, merekapun kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena besok mereka akan menempuh perjalanan cukup jauh dan melelahkan.

"Bismillah, kuatkan hamba Ya Allah. demi anak hamba dn masa depannya. Semiga kami tak perlu melihat mereka kembali." lirih Syakira sebelum akgirnya ia terlelap dalam tidurnya. Sedangkan di kamar Arka.

"Ya Allah. kuatkan Bunda, semoga di sana kami tak bertemu dengan Ayah dan wanita yang telah merebut Ayah dari Bunda." batin Arka, iapun tertidur.

Keesokkan harinya, Syakira lebih dulu bngun dari Arka setelah memdengar suara adzan subuh. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri kemudian melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Setelah selesai ia hendak memabangunkan Arka di kamarnya, namun ternyata Arka sudah bangun dan sedang melaksanakan ibadahnya. Melihat putranya sudah bangun, membuat hati Syakira merasa bahagia, ia kembali menutup pintu kamar aknya dan segera memasak sarapan di dapur.

"Bunda." panggil Arka setelah keluar dari kamar dan melihat Bunda sedang menata sarapan pagi mereka di atas meja.

"Sarapan dulu, habis itu siao-siap berangkat ya Nak." ucap Syakira, melihat anaknya yang sudah rapi dengan pakaian ala² korea menambah kemanisan dan ketampanan putranya bertambah.

"Iya Bun." jawab Arka setelah duduk di sampin Bunda yang sedang menyendokkan nasi goreng spesial di piringnya.

"Masakan Bunda yang terbaik.." puji Arka menunjukkan ibu jarinya, sambil mengunyah makanannya. Syakira hanya tersenyum kemudian membereskan bekas makan mereka lalu mencucinya.

"Udah siap?" tanya Syakira sebelum ia melajukan mobilnya ke bandara.

"Siap." jawab Arka menunjukkan jarinya seperti huruf O. Syakira tersenyum hangat melihat kelakuan sang putra, iapun segera melajukan mobilny dengan kecepatan sedang menuju bandara.

"Bismillah..." batin keduanya.

nih lanjutan yang sebelumnya....

jangan bosen buat baca karya ku ya men temen semua....

terima kasih

🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Whaty Talle Whaty Talle

Whaty Talle Whaty Talle

nt

2023-03-31

0

Defi

Defi

Arka jaga selalu bunda ya dan jadi anak yang patuh

2023-03-28

0

Ning Mar

Ning Mar

apa kbr mantan suaminya...

2023-02-07

0

lihat semua
Episodes
1 Kehancuran
2 Kenyataan yang menyakitkan
3 Kenyataan yang Menyakitkan II
4 Pengalaman Pertama yang Menakjubkan
5 Pertemuan Pertama
6 Sekolah Baru
7 Bertemu Keluarga
8 Taruhan yang Menguntungkan
9 Kesedihan Habibi
10 Musibah
11 Pertemuan Setelah Muaibah
12 Penderitaan Maira
13 Penderitaan Maira II
14 Keadilan untuk Maira
15 Kegalauan Mara
16 Salah Sangka Hana dan Sisi
17 Kecelakaan
18 Kemenangan Tim Arka dan Bantuan Kalisa
19 Hari Yang Bahagia
20 Kebahagiaan Syakira
21 Pementasan Berujung Menaruh Hati
22 Dua Hati yang Harus Berpisah
23 Ada Hati yang di Jaga
24 Keluarga Wulan dan Kesedihannya
25 Kebenaran yang Kembali Terungkap
26 Masa Lalu Regar
27 Identitas Wulan Bramantyo
28 Pertemuan ke Tiga
29 Wanita yang Sama
30 Kemunculan Masa Lalu
31 Kemunculan Masa Lalu dan Masa Depan
32 Kejujuran Rangga
33 Sebuah Perasaan Seorang Anak
34 Penantian Arka....
35 Kekecewaan Wulan
36 Penyesalan yang tak Berujung
37 Bimbang
38 Mengungkapkan Perasaan
39 Hari Bahagia Syakira dan Rangga
40 Malam Pertama
41 Kesedihan Risa dan Tujuan Barunya
42 Kebenaran Wulan dan Arka
43 Keluarga
44 Menunggu Jawan Risa
45 Kepedihan Risa
46 Duka dan Luka Risa...
47 Kisah yang Sempat Tertunda
48 Perjalanan Cinta Farhan dan Risa
49 Bertemu Kembali
50 Harapan!
51 Persiapan
52 Pengumuman
53 Lamaran
54 Menuju Halal
55 Duka di Hari yang Seharusnya Bahagia
56 Takdir Cinta Mara
57 Perhatian Calon Papah Sambung
58 Agus Utomo
59 Dokter Erick
60 Penantian Mara
61 Penantian yang Tak Sia Sia
62 Melamar Kedua Kalinya
63 Bahagia setelah Duka
64 Sarapan Spesial
65 Mulai Memperbaiki
66 Menuju Pertemuan Ayah dan Anak
67 Pertemuan Ayah dan Anak
68 Rencana yang Terancam Gagal
69 Malam Panas Syakira dan Rangga
70 Usaha sang Ayah Kandung
71 Perhatian Seorang Kakak
72 Menunggu Waktu
73 Mulai Menerima Kenyataan
74 Sebelumnya
75 Perubahan Wulan
76 Di Antar Sekolah Oleh Kakak
77 Usaha Arka Mendapat Pengakuan Wulan
78 Menunggu lebih lama
79 Semakin Akrab
80 Lupa!
81 Tokoh Mainan
82 Hadiah Arka
83 Hamil!
84 Punya Adik lagi
85 Posesif Sejak Hamil
86 Bagas
87 Bagas dan Naila
88 Daneen Durriyan
89 Kerja sama Rangga dan Arka
90 Sadar
91 Kehangatan
92 Penyambutan
93 Kecemasan Wulan!
94 Perhatian Papah Rangga
95 Membahagiakan Adik
96 Kerinduan
97 Kanker Jantung
98 Sisi lain Regar
99 Cinta Habibi
100 Hampir Menyerah
101 Dokter Karina
102 Ada kamajuan
103 Kebaikan Rangga
104 Berdebat
105 Sadar
106 Harus Kembali
107 Menjalani Pengobatan Tradisional
108 Akan Kembali
109 Ziyan dan Wulan
110 Pria Asing
111 Kakak
112 Nembak Apa Melamar?
113 Dapat Restu
114 Kecelakaan Habibi
115 Mamah Maurin
116 Masa Lalu Mamah Maurin dan Habibi
117 Menuju Hari Pertunangan
118 Kana
119 Pertunangan
120 Keluarga Kana
121 Farry dan Safira
122 Sesuatu yang Mengejutkan
123 Best Trio
124 Menyinggung Orang yang Salah
125 Misi Pencarian Kalisa
126 Menemukan Sesuatu
127 Satu Petunjuk
128 Waktu yang Berlalu
129 Pernikahan Wulan dan Habibi
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Kehancuran
2
Kenyataan yang menyakitkan
3
Kenyataan yang Menyakitkan II
4
Pengalaman Pertama yang Menakjubkan
5
Pertemuan Pertama
6
Sekolah Baru
7
Bertemu Keluarga
8
Taruhan yang Menguntungkan
9
Kesedihan Habibi
10
Musibah
11
Pertemuan Setelah Muaibah
12
Penderitaan Maira
13
Penderitaan Maira II
14
Keadilan untuk Maira
15
Kegalauan Mara
16
Salah Sangka Hana dan Sisi
17
Kecelakaan
18
Kemenangan Tim Arka dan Bantuan Kalisa
19
Hari Yang Bahagia
20
Kebahagiaan Syakira
21
Pementasan Berujung Menaruh Hati
22
Dua Hati yang Harus Berpisah
23
Ada Hati yang di Jaga
24
Keluarga Wulan dan Kesedihannya
25
Kebenaran yang Kembali Terungkap
26
Masa Lalu Regar
27
Identitas Wulan Bramantyo
28
Pertemuan ke Tiga
29
Wanita yang Sama
30
Kemunculan Masa Lalu
31
Kemunculan Masa Lalu dan Masa Depan
32
Kejujuran Rangga
33
Sebuah Perasaan Seorang Anak
34
Penantian Arka....
35
Kekecewaan Wulan
36
Penyesalan yang tak Berujung
37
Bimbang
38
Mengungkapkan Perasaan
39
Hari Bahagia Syakira dan Rangga
40
Malam Pertama
41
Kesedihan Risa dan Tujuan Barunya
42
Kebenaran Wulan dan Arka
43
Keluarga
44
Menunggu Jawan Risa
45
Kepedihan Risa
46
Duka dan Luka Risa...
47
Kisah yang Sempat Tertunda
48
Perjalanan Cinta Farhan dan Risa
49
Bertemu Kembali
50
Harapan!
51
Persiapan
52
Pengumuman
53
Lamaran
54
Menuju Halal
55
Duka di Hari yang Seharusnya Bahagia
56
Takdir Cinta Mara
57
Perhatian Calon Papah Sambung
58
Agus Utomo
59
Dokter Erick
60
Penantian Mara
61
Penantian yang Tak Sia Sia
62
Melamar Kedua Kalinya
63
Bahagia setelah Duka
64
Sarapan Spesial
65
Mulai Memperbaiki
66
Menuju Pertemuan Ayah dan Anak
67
Pertemuan Ayah dan Anak
68
Rencana yang Terancam Gagal
69
Malam Panas Syakira dan Rangga
70
Usaha sang Ayah Kandung
71
Perhatian Seorang Kakak
72
Menunggu Waktu
73
Mulai Menerima Kenyataan
74
Sebelumnya
75
Perubahan Wulan
76
Di Antar Sekolah Oleh Kakak
77
Usaha Arka Mendapat Pengakuan Wulan
78
Menunggu lebih lama
79
Semakin Akrab
80
Lupa!
81
Tokoh Mainan
82
Hadiah Arka
83
Hamil!
84
Punya Adik lagi
85
Posesif Sejak Hamil
86
Bagas
87
Bagas dan Naila
88
Daneen Durriyan
89
Kerja sama Rangga dan Arka
90
Sadar
91
Kehangatan
92
Penyambutan
93
Kecemasan Wulan!
94
Perhatian Papah Rangga
95
Membahagiakan Adik
96
Kerinduan
97
Kanker Jantung
98
Sisi lain Regar
99
Cinta Habibi
100
Hampir Menyerah
101
Dokter Karina
102
Ada kamajuan
103
Kebaikan Rangga
104
Berdebat
105
Sadar
106
Harus Kembali
107
Menjalani Pengobatan Tradisional
108
Akan Kembali
109
Ziyan dan Wulan
110
Pria Asing
111
Kakak
112
Nembak Apa Melamar?
113
Dapat Restu
114
Kecelakaan Habibi
115
Mamah Maurin
116
Masa Lalu Mamah Maurin dan Habibi
117
Menuju Hari Pertunangan
118
Kana
119
Pertunangan
120
Keluarga Kana
121
Farry dan Safira
122
Sesuatu yang Mengejutkan
123
Best Trio
124
Menyinggung Orang yang Salah
125
Misi Pencarian Kalisa
126
Menemukan Sesuatu
127
Satu Petunjuk
128
Waktu yang Berlalu
129
Pernikahan Wulan dan Habibi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!