Arka masih memandangi wajah tampan Ayahnya dengan sangat bangga dan bahagia, ia juga selalu mengatakan jika Bundanya sangat cantik.
"Bunda.." panggil Arka setelah puas memandangi wajah Ayah dn Bundanya yang terlihat amat sangat serasi.
"Hmm,," jawab Syakira menatap wajah anaknya
"Mengapa Ayah tak pernah menemui kita" Syakira tersenyum getir, ia sudah yakin jika anaknya pasti akan menyakan hal ini. Hati ibu mana yang tidak akan hancur saat anak yang selalu ia jaga dan bahgiaan menyakan Ayah yang bahkan selama ini tak pernah menganggap mereka ada. Syakira memandangi wajah anaknya dengan seksama, jujur saja wajah Arka sangat mirip sekali dengan Ayahnya membuat Syakira terasa agak sakit mengingat masa lalunya yang begitu menyedihkan.
"Bunda..." panggilan Arka membuyarkan lamunannya, ia tersenyum hangat dan mencium pipi anaknya cukup lama sambil memejamkan matanya berharap jika jawabannya nanti tidak menyakiti perasaan putra semata wayangnya itu.
"Itu karena sekarang Ayah sudah punya keluarga baru Nak, belum lagi tempat kita dan Ayah sangat jauh." jawab Syakira.
"Jadi karena itu Ayah tidak pernah datang ke sini Bunda?" tanya Arka yang matanya mulai basah. Syakira sangat sedih melihat anaknya menangis hanya karena Ayahnya tak pernah perduli akan dirinya, bahkan telah mencampakan mereka berdua. Syakira memeluk putranya dengan erat, tanpa terasa air matanyapun ikut menetes namun segera ia hapus agar Arka tak semakin sedih.
"Arka!" Syakira melepaskan pelukannya
"Meskipun Ayah gak bersama kita, tapi Arka harus percaya ya Nak, kalo Ayah juga sayang sama Arka." ucap Syakira mencoba menenangkan Arka
"Apa Ayah syang Arka Bunda?" tanya Arka meyakinkan perkataan sang Bunda
"ya, tentu saja Nak, kan Arka anaknya Ayah juga sayang, lagian siapa sih yang gak sayang sama anak Bunda yang gemoy ini. Hmm? ." jawab Syakira mencubit pipi anaknya.
"Bundaaaa...." rengek Arka memeluk Bundanya
"Mulai sekarang Arka sama Bunda, kita akan hidup berdua dan bahagia bersama ya Nak!" ucap Syakira menangis, tak mampu lagi menahan segala rasa gejolak dalam hatinya.
"Bunda jangan nangis, Arka janji akan jadi anak yang baik dan akan selalu jagain Bunda." jawab Arka setelah melihat Bundanya menangis untuk yang pertama.
"Arka juga janji gak akan tanya soal Ayah lagi." lanjutnya menghapus sisa air mata di pipi sang Bunda
"Ya, Nak, terimakasih sayangnya Bunda.." jawab Syakira.
Malam itupun berlalu dengan air mata antara Syakira dan Arka. Syakira sudah merasa lega, tak ada lagi beban dalam hatinya yang selama ini ia tanggung. Ia tak menyangka jika anak sekecil Arka bisa mengerti dengan apa yang ia katakan, bahkan yang lebih membuatnya terharus, Arka mampu mengerti perasaannya yang rapuh. Syakira merasa sangat beruntung memiliki putra yang tampan dan baik seperti putranya kini, walaupun usianya masih sangat kecil tapi ia bisa berfikir layaknya orang dewasa. Bangga dan bahagia, itulah yang Syakira rasakan malam itu, meskipun ia harus membuka kembali luka lama yang masih belum sembuh sepenuhnya akibat pengkhianatan juga penghinaan bahkan pengabaian untuk putranya yang belum lahir saat itu. Namun Syakira tetap mengatakan hal baik tentang pria yang telah menyakitinya dahulu kepada putranya, agar kelak jika takdir memang mempertemukan mereka maka Arka akan tetap menghormati Ayahnya dan bisa menerimanya dengan baik, walaupun ia tak tahu apakah Ayahnya bisa menerima Arka atau tidak.
Enam tahun berlalu, kini Arka kecil yang menggemaskan tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan gagah, persis seperti Ayahnya dulu. Kini usianyapun sudah menginjak 13 tahun, bahkan sedik banyak sifat² Ayahnya menurun pada Arka. Arka tumbuh menajdi anak yang dingin terhadap orang baru, namun sangat menyenangkan saat bersama Bunda atau orang-orang memang sudah mengenalnya sejak kecil.
Hari ini adalah hari di mana ia dan Bundanya akan mengawali kehidupan mereka yang baru di kota yang pernah menorehkan luka di hati sang Bunda, ya benar, saat ini mereka akan menuju kota Jakarta. Kota kelahiran Bundanya dan tempat dimana Ayah nya berada sekarang, di kota itu pulalah Syakira harus merasakan pedih nya pengkhianatan dan kehilangan orang-orang yang ia cintai. Dulu, Syakira selalu berusaha menjauh dari kota itu, namun kini ia harus rela kembali demi masa depan putranya, Ia harus bisa menahan ego dan perasaannya.
"Bunda yakin akan ikut Arka ke jakarta?" tanya Arka. Sebenarnya Arkapun sudah mengetahui tentang masa lalu sang Bunda yang menyakitkan dari buku diary dan teman-teman Bundanya yang sempat cerita saat Arka baru mau memutuskan untuk sekolah di sana. Arka tahu bagaimana perasaan Bundanya saat ini.
"Ya, tentu saja Nak. lagi pula di sana memang tempat kelahiran Bunda. Sudah lama juga Bunda gak mengunjungi makan Oma dan Opa kamu di sana, dan. mungkin ini memang saat yang tepat buat Bunda kembali ke sana." jawab Syakira sedikit merasa sedih karena mengingat kedua orang tuanya yang sudah lama tak pernah ia kunjungi.
"Benar, Bunda belum mengenalkan Arka pada mereka!" jawab Arka tersenyum kemudian membantu Bundanya membereskan semua keperluan mereka di sana.
"Bagaiman dengan usaha Bunda di sini?" Arka menatap Bunda yang masih sibuk memasukkan pakaian mereka ke dalam koper
"Kan ada tante Hana dan Sisi di, mereka bisa Bunda percaya kok." jawa Syakira tersenyum
"Oh, Iya Arka lupa." Arka menepuk keningnya, iapun ikut tersenyum dan kemabali melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.
Hari semakin malam, Syakira dan Arka baru selesai menyiapkan segalanya, merekapun kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena besok mereka akan menempuh perjalanan cukup jauh dan melelahkan.
"Bismillah, kuatkan hamba Ya Allah. demi anak hamba dn masa depannya. Semiga kami tak perlu melihat mereka kembali." lirih Syakira sebelum akgirnya ia terlelap dalam tidurnya. Sedangkan di kamar Arka.
"Ya Allah. kuatkan Bunda, semoga di sana kami tak bertemu dengan Ayah dan wanita yang telah merebut Ayah dari Bunda." batin Arka, iapun tertidur.
Keesokkan harinya, Syakira lebih dulu bngun dari Arka setelah memdengar suara adzan subuh. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri kemudian melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Setelah selesai ia hendak memabangunkan Arka di kamarnya, namun ternyata Arka sudah bangun dan sedang melaksanakan ibadahnya. Melihat putranya sudah bangun, membuat hati Syakira merasa bahagia, ia kembali menutup pintu kamar aknya dan segera memasak sarapan di dapur.
"Bunda." panggil Arka setelah keluar dari kamar dan melihat Bunda sedang menata sarapan pagi mereka di atas meja.
"Sarapan dulu, habis itu siao-siap berangkat ya Nak." ucap Syakira, melihat anaknya yang sudah rapi dengan pakaian ala² korea menambah kemanisan dan ketampanan putranya bertambah.
"Iya Bun." jawab Arka setelah duduk di sampin Bunda yang sedang menyendokkan nasi goreng spesial di piringnya.
"Masakan Bunda yang terbaik.." puji Arka menunjukkan ibu jarinya, sambil mengunyah makanannya. Syakira hanya tersenyum kemudian membereskan bekas makan mereka lalu mencucinya.
"Udah siap?" tanya Syakira sebelum ia melajukan mobilnya ke bandara.
"Siap." jawab Arka menunjukkan jarinya seperti huruf O. Syakira tersenyum hangat melihat kelakuan sang putra, iapun segera melajukan mobilny dengan kecepatan sedang menuju bandara.
"Bismillah..." batin keduanya.
nih lanjutan yang sebelumnya....
jangan bosen buat baca karya ku ya men temen semua....
terima kasih
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Whaty Talle Whaty Talle
nt
2023-03-31
0
Defi
Arka jaga selalu bunda ya dan jadi anak yang patuh
2023-03-28
0
Ning Mar
apa kbr mantan suaminya...
2023-02-07
0