Salah Sangka Hana dan Sisi

Beberapa bulan berlalu, tanpa terasa sudah 6 bulan Syakira dan Arka berada di jakarta. Banyak pengalaman dan hal baru yang mereka temui di sini terutama Arka yang bisa bertemu dengan keluarga Bundanya, dan wanita pujaannya yang harus ia relakan demi pamannya yang juga menyukai gadis yang sama.

" Paman bangun..." teriak Arka di telinga Regar yang langsung loncat dari tempat tidurnya karena kaget.

"Arka, ya ampun ngapain sih pagi-pagi berisik banget." ucap Regar kesal karena ia sampai terjatuh dari tempat tidur dan membuat pinggangnya sakit. Arka yang melihat itu tertawa puas hingga mengundang Maira yang baru bisa berjalan menuju sumber suara.

"Arka, Regar..." panggil Maira melihat Arka yang tertawa puas sedangkan Regar yang sedang kesal menatap ponakannya itu.

"Kalian ngapain?" tanya Maira heran

"Tante, lihat paman jatuh dari kasur. hahaha..." tawa Arka semakin kencang membuat Regar semakin kesal.

"Ya ampun Re, jam segini baru bangun! giman Mara mau suka sama kamu dek." ucap Maira menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang adik yang belum berubah.

"Kakak, lihat aja nanti aku pasti akan dapetin Mara." ucap nya kemudian berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Paman cepat, ingat kita harus menjemput Tante Hana dan Sisi di bandara..." teriak Arka kemudian berjalan keluar menuju ruang tamu.

"Aish, paman ini lama banget kayak cewek." kesal Arka, pasalnya ia sudah menunggu 1 jam di ruang tamu tapi Regar belum juga keluar.

"Ayo, berangkat.." ajak Regar saat ia sudah siap dan keluar dari kamar.

"Lama banget sih, kayak cewek." ucap Arka yang berjalan di belakang Regar. Mendengar perbyataan keponkannya itu seketiga Regar berhenti membuat Arka yang tak menyadarinya langsung menabrak punggung Regar cukup keras hingga ia merintih sakit memegang kepalanya.

" Paman, kalo berhenti bilang-bilang dong.." Arka semakin kesal

"Makanya kalo jalan lihat-lihat." jawab Regar tersenyum smirk, ia merasa senang karena bisa mengerjai keponkannya yang semakin cerewet jika di hadapannya.

"Ayo naik, keburu siang ini!" ucap Regar menatap Arka yang masih berdiri di depan mobil sambil memegangi jidatnya.

"Iya..." jawab Arka segera masuk. Beberapa menit keadaan masih hening, Arka masih kesal dengan Pamannya sedangkan Regar fokus dengan jalanan yang longgar.

"Tante Hana saa Tante Sisi orang nya kayak mana Ka?" tanya Regar tiba-tiba

"Mereka wanita tercerewet yang pernah Arka kenal.." ungkapnya sambil menggelengkan kepala, Regar melirik ke arah keponakanmya sejenak kemudian kembali fokus pada jalanan.

"Tapi, mereka orang yang baik dan sangat menyayangi Arka seperti anak mereka sendiri." lanjutnya menatap lurus, ia tersenyum saat mengingat masa kecilnya bersama dengan Hana dan Sisi yang selalu menemani dan mengajak ia bermain.

"Benarkah, kalau begitu Arka sangat beruntung karena di kelilingi oleh orang-orang baik." ucap Regar ikut tersenyum.

"Benar, Arka dan Bunda beruntung karena bisa bertemu dengan orang-orang yang baik dan bisa menerima kami dengan tulus." tutur Arka, wajahnya berubah sedih saat mwngingat perjuangan Bunda selama ini, dan juga saat ia melihat buku harian milik Bundanya saat masih bersama Ayah.

"Kenapa?" tanya Regar saat melihat raut sedih di wajah Arka.

"Paman tahu siapa Ayah Arka?" tanya Arka menatap Regar.

"Enggak, tapi aku oernah mendengar kalo Kak Sya mau nikah duku, tapi kami gak bisa hadir." jawab Regar mengingat.

"Bunda dan Ayah sudah berpisah saat Arka belum lahir." ucap Arka

"Apa? kenapa bisa?" tanya Regar penasaran dengan kisah hidup Kakak sepupunya yang selama ini terlihat bahagia.

"Karena Ayah selingkuh, dan ounya anak dari wanita lain." jawab Arka menunduk, sontak Regar menginjak rem secara spontan membuat Arka hampir terbentur.

"Apa?" ucap Regar menatap Arka yang masih terkejut

"Ba..bagaimana mungkin?" tanya Regar, ia merasa selama ini Syakira terkihat begitu bajagia, tapi nyatanya ada luka yang selama ini selalu di sembunyikan.

"Arka juga gak tahu, kan Arka belum lahir." jawab Arka sedikit kesal.

"Benar, maaf Paman kaget pas kamu bilang Kak Sya udah pisah sama suaminya." ucap Regar kembali menlajukan mibilnya.

"Lalu, kamu sendiri tahu dari mana? apa Kak Sya yang mengataknnya?" tanya Regar

"Bukan, Arka pernah lihat buku harian Bunda saat masih bersama Ayah. Sejak saat itu Arka tahu jika Bunda sangat menderita hidup bersama Ayah yang tak pernah bisa menerima Bunda di sisinya."

"Arka hanya berharap, kami tak akan pernah bertemu kembali dengan Ayah." ucap Arka, matanya sudah berkaca-kaca.

"Paman justru ingin menghajar Ayahmu itu jika suatu saat kami bertemu." ujar Regar serius dengan tangn terkepal di stir mobil. Arka hanya menatap pamannya sejenak dan kembali menatap ke arah depan yang sudah terlihat bandara di depan sana.

"Kita sudah sampai.." ucap Regar menghentikan mobil mereka tepat di hadapan kedua wanita yang seumuran Syakira, atas perintah Arka yang sudah melihat mereka berdua yang sesng berdiri menunggu jemputan.

"Tante Han, Tante Sisi." panggil Arka setelah turun dari mobil.

"Arkaaaaa."teriak keduanya membuat beberapa orang di sana memperhatikan mereka yang langsung memeluk anak sahabat mereka.

"Tante, jangan teriak malu di lihatin orang." bisik Arka.

"Biarkan saja, lagian tante Han sama tante Sisikan kangen Arka." jawab Hana yang langsung di anggukan kepala oleh Sisi.

"Haish, tante berdua gak berubah sama. sekali.." ucap Arka menutup wajahnya karena masih malu dengan kelakun kedua tante-tante.

"Arka sama Bunda ya?" tanya Sisi melirik ke arah mobil yang di naiki Arka.

"Bukan tapi sama Paman Regar." jawab Arka, sontak kedua wanita di hadapannya terkejut bukan main. Hana dan Sisi segera menghampiri Regar yang masih duduk dalam mobil tanpa ada niat untyk keluar.

"Woy, keluar gak kamu!" teriak Hna sambil menggedor kaca mobil. Tentu saja Regar sangat kaget dengan kelakuan dua wanita itu.

"Ada apa ini?" tanya Regar membuka pintu mobil dan keluar dari sana menghampiri mereka

"Ohh, jadi ini laki-laki jahat yang sudah menyakiti sahabat kami." ucapnya dengan nada suara tinghi, Regar menatap Hana dan Sisi tak mengerti dan hanya terdiam. Arka segera menghampiri kedua tantenya setelah menyadari akar dari kemarahan mereka.

"Tante tungguu.." teriak Arka saat melihat tangan Hana yang melayang ke arah Regar, namun ia kalah cepat karena tangan itu sudah mengenai wajah tampan Regar yang juga terkejut atas tamparan yang ia terima secara tiba-tiba.

"Kamu.." teriak Sisi hendak memaki Regar yang terdiam mematung sambil memegang pipinya yang terasa agak panas bekas tamparan Hana.

"Tante..." panggil Arka menghentikan pertengkaran meeeka

"Kenapa Arka? biar tante kasih pelajaran Ayah kamu ini!" ucap Sisi menatap tajam ke arah Regar yang langsung mengangkat alisnya sebelah, kemudian beberapa deyik berikutnya ia tersenyum.

"Jadi kalian fikir aku Ayahnya Arka?" tanya Regar kembali menatap Hana dan Sisi bergabtian.

"Ya, tentu saja namamu kan Regar. Mantan suaminya Syakira." jawab Hana

"Tante ini bukan Ayah tapi paman, adiknya Bunda." jawab Arka mencoba menjelaskan pada kedua tantenya yang sudah marah-marah gak jelas ke orang yang slah.

"Apa...." ucap keduanya serempak kemudian menatap Regar yang tersenyum sinis. Mereka berduapun hanya bisa senyum-senyum malu sendiri karena sudah salah mengira.

"Maaf, kami gak tahu!" ucap Hana sambil mengelus lengan Regar yang mulai terlihat tak bersahabat.

"Lain kali tanya dulu." ucap Regar penuh penekanan membuat kedua wanita itu hanya menutup mata mereka.

"Arka kenapa gak bilang sih!" ucap Sisi menyenggol lengan Arka.

"Arka belum sempet helasin, eh tante malah udah nyosor duluan marah-marah ke paman." jawab Arka meninggalkan kedua tante nya yang masih mematung di samoing mobil.

"Mau masuk apa di tinggal!" Regar membuka kaca mobil dan menatap sinis ke arah Hana dan Sisi yang langsung membuka pintu mobil belakan dan segera masuk ke dalam.

Tak ada pembicaraan di antara mereka berempat setelah kejadian di bandara, bahkan Hana dan Sisi yang terkenal cerewetpun hanya diam membisu sambil sesekali melirik Regar dan Arka bergantian.

"Benar-benar tidak mirip..." batin Hana, memukul jidatnya pelan saat mengingat kejadian di bandara beberapa waktu lalu, dan hal yang samapun di lakukan Sisi.

"Masuk tan..." ucap Arka saat mereka tiba di rumah.

"Hana, Sisi.." panggil Syakira yang tiba-tiba keluar dari dalam rumah menyambut kedatangan mereka berdua.

"Syakiraaa.." teriak Hana dan Sisi berbarengan kemudian berlari kecil menuju Syakira dan memeluknya.

"Kalian apa kabar?" tanya Syakira melepas pelukan mereka

"Baik, kamu?"

"Kami baik lihat.." jawab Syakira. Regar hanya lewat tanpa melihat ke arah Hana dan Sisi yang langsung diam saat melihat Regar melewati mereka. Arka hanya tersenyum melihat wajah kedua tantenya.

"Ada masalah?" tanya Syakira setelah melihat sikap Regar yang tak bersahabat dan ke dua temannya yang tiba-tiba diam.

"Hah, nih karena anak kamu kami jadi salah sngka." jawab Hana

"Loh kok Arka yang di salahin sih." ucap Arka

"Udah, kita lanjut di dalem aja." ajak Syakira, mereka semuapun masuk ke dalam.

"Jadi gimana?" tanya Syakira melanjutkan pembicaraan mereka di luar barusan.

"Kami salah sangka sama adik kamu."

"Maksudnya slah sangka gimana?"tanya Syakira tak mengerti

"Kami fikir dia Regar yang sama, mantan suami kamu Sya." jelas Sisi membuat Syakira melotot kemudian menutup mukutnya sambil tersenyum.

"Bahkan aku sudah menamparnya tadi.." ucap Hana merasa bersalah.

"Astagfirullah, kamu nampar Regar?" tanya Syakira dan langsung dapat nggukan dari Hana yang menutup wajahnya.

"Pantas tadi dia sangat kesal." ucap Syakira mengingat wajah Regar yang sangat kesal saat melirik kedua sahabatnya itu.

"Ya sudah, sekarang sebaiknya kalian istirahat dulu di kamar atas. Arka anter tantenya ya!" ucap Syakira.

"Ayo.." ajak Arka yang sudah berjalan lebih dulu dan di ikuti Hana dan Sisi di belakang nya.

"Sya.." panggil Maira saat mereka hanya tinggal berdua.

"Iya Kak."

"Jadi Regar yang di maksud mereka suami kamu?" tanya Maira

"Mantan Kak." jawab Syakira

"Mantan...!"

"Kami sudah pisah, saat Arka belum lahir." jawab Syakira tersenyum, meski masih ada sisa luka di hatinya saat mengingat Regar mantan suaminya.

"Maaf, Kakak bahkan gak pernah tahu tentang kisah hidup kamu dan Arka, juga penderitaan yang sudah kamu lalui selama ini, tapi kamu selalu bisa tersenyum dan menghadapinya dengan tegar. Kakak bangga banget sama kamu." ucap Maira jujur.

"Makasih Kak." jawab Syakira memeluk Kakak sepupunya. ("Meski sudah sangat lama, tapi sisa luka di hati ini masih ada. Entah jika nanti kami bertemu apa mungkin aku sanghup menatap wajahnya...!") batinnya

Lanjutt....

Jangan lupa like dan komen ya, dan makasih yang dah mau mampir baca loh..

Terima kasih orang baik....

🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

blecky

blecky

gmna khdupn ayah arka kok g dcritkn SMA skli

2023-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kehancuran
2 Kenyataan yang menyakitkan
3 Kenyataan yang Menyakitkan II
4 Pengalaman Pertama yang Menakjubkan
5 Pertemuan Pertama
6 Sekolah Baru
7 Bertemu Keluarga
8 Taruhan yang Menguntungkan
9 Kesedihan Habibi
10 Musibah
11 Pertemuan Setelah Muaibah
12 Penderitaan Maira
13 Penderitaan Maira II
14 Keadilan untuk Maira
15 Kegalauan Mara
16 Salah Sangka Hana dan Sisi
17 Kecelakaan
18 Kemenangan Tim Arka dan Bantuan Kalisa
19 Hari Yang Bahagia
20 Kebahagiaan Syakira
21 Pementasan Berujung Menaruh Hati
22 Dua Hati yang Harus Berpisah
23 Ada Hati yang di Jaga
24 Keluarga Wulan dan Kesedihannya
25 Kebenaran yang Kembali Terungkap
26 Masa Lalu Regar
27 Identitas Wulan Bramantyo
28 Pertemuan ke Tiga
29 Wanita yang Sama
30 Kemunculan Masa Lalu
31 Kemunculan Masa Lalu dan Masa Depan
32 Kejujuran Rangga
33 Sebuah Perasaan Seorang Anak
34 Penantian Arka....
35 Kekecewaan Wulan
36 Penyesalan yang tak Berujung
37 Bimbang
38 Mengungkapkan Perasaan
39 Hari Bahagia Syakira dan Rangga
40 Malam Pertama
41 Kesedihan Risa dan Tujuan Barunya
42 Kebenaran Wulan dan Arka
43 Keluarga
44 Menunggu Jawan Risa
45 Kepedihan Risa
46 Duka dan Luka Risa...
47 Kisah yang Sempat Tertunda
48 Perjalanan Cinta Farhan dan Risa
49 Bertemu Kembali
50 Harapan!
51 Persiapan
52 Pengumuman
53 Lamaran
54 Menuju Halal
55 Duka di Hari yang Seharusnya Bahagia
56 Takdir Cinta Mara
57 Perhatian Calon Papah Sambung
58 Agus Utomo
59 Dokter Erick
60 Penantian Mara
61 Penantian yang Tak Sia Sia
62 Melamar Kedua Kalinya
63 Bahagia setelah Duka
64 Sarapan Spesial
65 Mulai Memperbaiki
66 Menuju Pertemuan Ayah dan Anak
67 Pertemuan Ayah dan Anak
68 Rencana yang Terancam Gagal
69 Malam Panas Syakira dan Rangga
70 Usaha sang Ayah Kandung
71 Perhatian Seorang Kakak
72 Menunggu Waktu
73 Mulai Menerima Kenyataan
74 Sebelumnya
75 Perubahan Wulan
76 Di Antar Sekolah Oleh Kakak
77 Usaha Arka Mendapat Pengakuan Wulan
78 Menunggu lebih lama
79 Semakin Akrab
80 Lupa!
81 Tokoh Mainan
82 Hadiah Arka
83 Hamil!
84 Punya Adik lagi
85 Posesif Sejak Hamil
86 Bagas
87 Bagas dan Naila
88 Daneen Durriyan
89 Kerja sama Rangga dan Arka
90 Sadar
91 Kehangatan
92 Penyambutan
93 Kecemasan Wulan!
94 Perhatian Papah Rangga
95 Membahagiakan Adik
96 Kerinduan
97 Kanker Jantung
98 Sisi lain Regar
99 Cinta Habibi
100 Hampir Menyerah
101 Dokter Karina
102 Ada kamajuan
103 Kebaikan Rangga
104 Berdebat
105 Sadar
106 Harus Kembali
107 Menjalani Pengobatan Tradisional
108 Akan Kembali
109 Ziyan dan Wulan
110 Pria Asing
111 Kakak
112 Nembak Apa Melamar?
113 Dapat Restu
114 Kecelakaan Habibi
115 Mamah Maurin
116 Masa Lalu Mamah Maurin dan Habibi
117 Menuju Hari Pertunangan
118 Kana
119 Pertunangan
120 Keluarga Kana
121 Farry dan Safira
122 Sesuatu yang Mengejutkan
123 Best Trio
124 Menyinggung Orang yang Salah
125 Misi Pencarian Kalisa
126 Menemukan Sesuatu
127 Satu Petunjuk
128 Waktu yang Berlalu
129 Pernikahan Wulan dan Habibi
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Kehancuran
2
Kenyataan yang menyakitkan
3
Kenyataan yang Menyakitkan II
4
Pengalaman Pertama yang Menakjubkan
5
Pertemuan Pertama
6
Sekolah Baru
7
Bertemu Keluarga
8
Taruhan yang Menguntungkan
9
Kesedihan Habibi
10
Musibah
11
Pertemuan Setelah Muaibah
12
Penderitaan Maira
13
Penderitaan Maira II
14
Keadilan untuk Maira
15
Kegalauan Mara
16
Salah Sangka Hana dan Sisi
17
Kecelakaan
18
Kemenangan Tim Arka dan Bantuan Kalisa
19
Hari Yang Bahagia
20
Kebahagiaan Syakira
21
Pementasan Berujung Menaruh Hati
22
Dua Hati yang Harus Berpisah
23
Ada Hati yang di Jaga
24
Keluarga Wulan dan Kesedihannya
25
Kebenaran yang Kembali Terungkap
26
Masa Lalu Regar
27
Identitas Wulan Bramantyo
28
Pertemuan ke Tiga
29
Wanita yang Sama
30
Kemunculan Masa Lalu
31
Kemunculan Masa Lalu dan Masa Depan
32
Kejujuran Rangga
33
Sebuah Perasaan Seorang Anak
34
Penantian Arka....
35
Kekecewaan Wulan
36
Penyesalan yang tak Berujung
37
Bimbang
38
Mengungkapkan Perasaan
39
Hari Bahagia Syakira dan Rangga
40
Malam Pertama
41
Kesedihan Risa dan Tujuan Barunya
42
Kebenaran Wulan dan Arka
43
Keluarga
44
Menunggu Jawan Risa
45
Kepedihan Risa
46
Duka dan Luka Risa...
47
Kisah yang Sempat Tertunda
48
Perjalanan Cinta Farhan dan Risa
49
Bertemu Kembali
50
Harapan!
51
Persiapan
52
Pengumuman
53
Lamaran
54
Menuju Halal
55
Duka di Hari yang Seharusnya Bahagia
56
Takdir Cinta Mara
57
Perhatian Calon Papah Sambung
58
Agus Utomo
59
Dokter Erick
60
Penantian Mara
61
Penantian yang Tak Sia Sia
62
Melamar Kedua Kalinya
63
Bahagia setelah Duka
64
Sarapan Spesial
65
Mulai Memperbaiki
66
Menuju Pertemuan Ayah dan Anak
67
Pertemuan Ayah dan Anak
68
Rencana yang Terancam Gagal
69
Malam Panas Syakira dan Rangga
70
Usaha sang Ayah Kandung
71
Perhatian Seorang Kakak
72
Menunggu Waktu
73
Mulai Menerima Kenyataan
74
Sebelumnya
75
Perubahan Wulan
76
Di Antar Sekolah Oleh Kakak
77
Usaha Arka Mendapat Pengakuan Wulan
78
Menunggu lebih lama
79
Semakin Akrab
80
Lupa!
81
Tokoh Mainan
82
Hadiah Arka
83
Hamil!
84
Punya Adik lagi
85
Posesif Sejak Hamil
86
Bagas
87
Bagas dan Naila
88
Daneen Durriyan
89
Kerja sama Rangga dan Arka
90
Sadar
91
Kehangatan
92
Penyambutan
93
Kecemasan Wulan!
94
Perhatian Papah Rangga
95
Membahagiakan Adik
96
Kerinduan
97
Kanker Jantung
98
Sisi lain Regar
99
Cinta Habibi
100
Hampir Menyerah
101
Dokter Karina
102
Ada kamajuan
103
Kebaikan Rangga
104
Berdebat
105
Sadar
106
Harus Kembali
107
Menjalani Pengobatan Tradisional
108
Akan Kembali
109
Ziyan dan Wulan
110
Pria Asing
111
Kakak
112
Nembak Apa Melamar?
113
Dapat Restu
114
Kecelakaan Habibi
115
Mamah Maurin
116
Masa Lalu Mamah Maurin dan Habibi
117
Menuju Hari Pertunangan
118
Kana
119
Pertunangan
120
Keluarga Kana
121
Farry dan Safira
122
Sesuatu yang Mengejutkan
123
Best Trio
124
Menyinggung Orang yang Salah
125
Misi Pencarian Kalisa
126
Menemukan Sesuatu
127
Satu Petunjuk
128
Waktu yang Berlalu
129
Pernikahan Wulan dan Habibi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!