Kenyataan yang menyakitkan

Setelah kepergian Syakira, pria itu membuka isi dalam map yang di berikan mantan istrinya. Ia sangat terkejut setelah melihat dan baru mengetahui jika ternyata Syakira sedang mengandung anaknya.

"Sial, Syakira kenapa kau tidak memberitahukannya padaku?" timbul pertanyaan dalam benaknya

"Mas kamu kenapa?" tanya sang istri yang memperhatikan suaminya yang terlihat sangat kesal dan marah. Ia mengambil kertas dalam genggaman tangan suaminya yang kini sudah lusuh akibat di genggam sangat erat.

"Dia..." kata-katanya terputus.

"Dia sedang mengandung anakku Maya." jawab suaminya sedikit ada penyesalan dalam hati.

"Kamu yakin itu anak kamu Mas?" tanya wanita di sampingnya

"Kamu lihat, bahkan dia sudah menyiapkan tes DNA kami dan hasilnya anak itu memang darah dagingku." jawabnya semakin kesal

"Aku harus kejar Syakira sekarang sebelum semakin jauh." ucapnya hendak pergi, namun lebih dulu di tahan oleh Maya

"Tunggu Mas.."

"Kenapa?" jawabnya

"Lihatlah Mas, kami di sini untuk mu dan kamu akan mengejar Syakira dan calon anaknya yang belum lahir!" ucap Maya membuat suaminya di lema, ia menatap kebelakang dan melihat senyum manis dari putri kecilnya.

"Aku mohon Mas, jangan pergi. Biarkan dia hidup dengan anaknya, sekarang kamu punya aku dan Risa." lanjut Maya meyakinkan suaminya. Sesaat pria itu memikirkan apa yang di katakan istrinya, kemudian iapun memutuskan untuk tidak mengejar Syakira dan calon bayinya.

Ternyata, Syakira belum pergi jauh ia masih menunggu mantan suaminya di depan pagar namun agak jauhan tapi ia masih bisa melihat dan mendengarkan apa yang di bicarakan oleh mereka berdua. Jujur saja, ia masih berharap jika mantan suaminya mengetahui ia hamil, maka ia akan mengejar dirinya dan meminta maaf atas perlakuannya selama ini, namun sayang lagi-lagi itu hanyalah harapan kosong karena kini mantannya itu benar-benar telah jatuh dalam pelukan wanita lain yang kini sudah menggantikan posisinya sebagai istri yang sah.

"Hah, bodoh kamu Syakira masih mengharapkan pria seperti Mas Regar. Seharus nya aku sudah lergi dari tadi." lirihnya kemudian mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju ke bandara.

"Selamat tinggal Jakarta, kota dimana luka telah tergores dalam hati ini." lirihnya menatap langit

"Ku harap, jika saat nanti aku kembali, luka ini benar-benar telah sembuh dan aku harap takkan pernah bertemu lagi dengan nya." lanjutnya memandangi ke arah belakang sejenak sebelum akhirnya ia masuk ke dalam pesawat yang akan lepas landas.

Beberapa tahunpun berlalu, suka dan duka telah ia lalui selama berada di kota yang baru. Ia memulai kehidupannya dari awal bersama anak dan sahabat-sahabat barunya.

Di sebuah Restoran, seorang wanita cantik dengan pakaian serba tertutup sedang sibuk memasak pesanan di dapur, dengan sangat telaten dan penuh cinta.

"Mbak, Sya 3 lagi." ucap salah seorang pelayan tersenyum hangat ke arah wanita yang di panggil Sya sambil memberikan kertas pesanan.

Benar, dia adalah Syakira. Kini kehidupannya penuh akan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Saat ini ia sedang berkunjung ke Restoran miliknya, dan menyempatkan dirinya untuk terjun langsung memasak pesanan para pelanggan setianya selama ini. Meski tak setiap hari ia datang karena iapun ahrus mengurus butik miliknya yang jaraknya sedikit jauh dari tempat Restorannya saat ini berada. Sebab itulah setiap ia datang maka Syakira akan memasak pesanan para pelanggannya.

"Huhh, lelahnya Maa Syaa Allah.." lirih Syakira namun masih bisa di dengar oleh karyawannya.

"Capek ya Mbak?" tany karyawannya sambil menyodorkan air mineral pada Syakira.

"Lumayanlah." jawabnya tersenyum menerima air mineral dari tangan karyawannya.

"Aku kagum deh sama Mbak, walaupun udah sukses tapi mbk sama sekali gak malu atau gengsi gitu buat masak di dapur, padahalkan ini Restoran mbak dan udah ada kokinya." ungkap karyawannya dengan bangga

"Kamu bisa aja Marni." jawabnya tersenyum hangat.

"Udah waktunya. Mbak pergi dulu ya, nitip Restoran dulu hari ini soalnya Hana hari ini gak masuk." ucap Syakira sambil membereskan barang-barangnya.

"Siap mbk." jawab karyawannya yang bernama Marni

Syakira berlalu dari Restoran miliknya dan menuju ke suatu tempat.

"Bundaaaaaa...." panggil seorang anak kecil dari arah belakang Syakira yang sedang mengobrol dengan ibi-ibu lainnya. Mendengar namanya di panggil, ia segera menoleh dan tersenyum hangat menyambut anak yang memanggilnya barusan dengan merentangkan tangannya sambil berjongkok.

"Ahhh, sayangnya Bunda makin berat ya!" ucap Syakira setelah anak kecil itu sudah berada dalam gendongannya.

"Iya dong Bunda, kan Arka udah besar." jawabnya tersenyum menunjukkan deretan giginya yang rapih dan bersih.

"Hahaha, iya deh iya Arka udah gede." ucap Syakira ikut tersenyum begitupun dengan ibu-ibu yang lain.

"Buk, kqmi duluan kalo begitu!" pamit Syakira kepada ibu-ibu yang sejak tadi menemaninya mengobrop sambil menunggu anak-anak mereka keluar. Syakira dan Arka kemudian masuk ke dalam mobilnya dan kembali tersenyum sebelum menjalnkan mobilnya menuju ke rumah mereka, begitupun dengan Arka, ia melambaikan tangannya ke arah teman-teman satu kelasnya.

"Bunda, Arka mau eskrim!" pinta Arka manja

"Gak boleh, kan. kemaren udah." jawab Syakira menoleh ke arah putranya sejenak.

"Ah Bunda...." ucap Arka yang kini sudah melipat kedua tangannya di depan dada dan memanyunkan bibirnya membuat Syakira menjadi tak tega dn akhirnya menyetujui permintaan sang Putra dengan satu syarat.

"Baiklah, tapi Arka harus janji besok gak boleh makan eskrim?" ucap Syakira yang langsung di anggukan kepala oleh Arka dengan cepat.

"Horeee, makan eskrim." teriaknya girang, Syakira hanya tersenyum melihat tingkah anaknya yang semakin menggemaskan.

Sampailah mereka di supermarket dekat rumah, Syakira turun lebih dulu baru kemudian ia membukakan pintu untuk Arka yang langsung berlari ke arah supermarket.

"Arka pelan-pelan Nak, jangan lari." ucap Syakira mengikuti anaknya yng sudah menunggu di depan pintu.

"Ayo Bunda.." ucap Arka menarik tangan Bundanya menuju ke tempat eskrim.

"Yang ini?" tanya Syakira menunjuk eskrim rasa coklat kesukaan putra itu. Arka hanya mengangguk menerima eskrim dari Bunda dengan hati senang, ia bahkan langsung memakannya dengan lahap.

"Berapa Mbak?" tanya Syakira setelah berada di depan kasir.

"Jadi 150 rbu mbak." Syakira segera mengambil uang dalam tasnya dan memberikannya ke kasir kemudian keluar. Kenapa mahal, itu karena sebelumnya Syakira juga mengambil beberapa cemilan untuknya dan Arka.

Saat di rumah.....

"Bunda!" panggil Arka berjalan mendekati Syakira yang sedang duduk di ruang tamu sambil menonton tv. Syakira menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

"Arka kenapa Nak?" Tanya Syakira, setelah melihat tatapan sendu anaknya.

"Bunda, apa Arka gak punya Ayah?" pertanyaan Arka membuat Syakira terenyuh, sakit tapi tidak berdarah rasanya. Jujur ia sangat bingung harus menjawab apa pada anaknya yang masih sangat kecil, ia berfikir apa mungkin Arka akan menegrti dengan apa yang akan ia katakan nanti.

"Tumben Arka nanyain Ayah Nak?" Syakira tak langsung menjawab pertanyaan anaknya, nmun ia bertanya balik ingin tahu mengapa tiba-tiba saja putranya itu bertanya tentang Ayah yng selama ini tak pernah ia singgung.

"Besok ada acara di sekolah Arka, tapi Arka harus ajak Ayah dan Bunda Arka." Syakira hanya menyimak apa yang di katakan putranya

"Bundaa..." panggil Arka lagi, ia menatap Bundanya dengan mata yang berkaca-kaca seolah meminta penjelasan tantang Ayahnya.

"Apa, Arka punya Ayah?" lagi-lagi pertanyaan anaknya membuat Syakira tak terasa hancur, hatinya sangat sakit saat mendengar ucapan anaknya. Ia tak menyangka jika Arka akan bertanya tentang Ayah nya secepat ini. Syakira berusaha untuk tetap tegar dan tak. menangis di hadapan anaknya, ia tersenyum hangat kemudian menciumi wajah anaknya hingga yang empunya merasa geli.

"Ahhh, Bunda gelii...." ucap Arka mencoba menjauh dari sng Bunda yang terus saja menciuminya. Melihat tawa anaknya, seakan rasa sesak dalam dadanya sedikit berkurang. Syakira kembali tersenyum ia menatap putranya dan memberikan pertanyaan pada Arka yang langsung di jawab dengan sangat antusias.

"Arka mau tahu siapa Ayah Arka?" tanya Syakira

"Hmmm." jawab Arka

"Tunggu di sini dulu!" perintah Syakira sambil menurunkan Arka dari pangkuannya. Ia segera berdiri dan masuk ke dalam kamarnya mengambil beberapa lembar foto yang sengaja ia bawa dari rumah mantan suaminya dulu yang tak lain adalah Ayah dari anaknya. Arka hny memperhatikan sang Bunda tanpa bnyak bertanya.

"Sini Nak!" ucap Syakira memperlihatkan lembaran foto yang ia taruh di atas meja pada Arka.

"Inilah Ayah Arka Nak." jawab Syakira menunjuk gambar seorang Pria tampan nan gagah sedang memeluk seorang wanita cantik di hadapannya yang tak lain adalah dirinya sendiri.

"Ayah Arka Bunda?" tanya Arka mengambil foto di atas meja dan memperhatikannya dengan seksama. Terlihat senyuman mengembang di pipi anak kecil itu.

Nah men temen lanjutannya,, jangan lupa like dan komen yang mendukung ya. Maaf masih proses pembelajaran, novel pertama soalnya....

jangan lupa juga mampir di cerpen² karyaku yah..

Pamud kesayangan, dan Akhir cinta kita...

see u guys...

terima kasih

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Mewek, Syakira kamu kuat 💪

2023-03-28

0

Ning Mar

Ning Mar

bikin halu dehhh..

2023-02-07

0

lihat semua
Episodes
1 Kehancuran
2 Kenyataan yang menyakitkan
3 Kenyataan yang Menyakitkan II
4 Pengalaman Pertama yang Menakjubkan
5 Pertemuan Pertama
6 Sekolah Baru
7 Bertemu Keluarga
8 Taruhan yang Menguntungkan
9 Kesedihan Habibi
10 Musibah
11 Pertemuan Setelah Muaibah
12 Penderitaan Maira
13 Penderitaan Maira II
14 Keadilan untuk Maira
15 Kegalauan Mara
16 Salah Sangka Hana dan Sisi
17 Kecelakaan
18 Kemenangan Tim Arka dan Bantuan Kalisa
19 Hari Yang Bahagia
20 Kebahagiaan Syakira
21 Pementasan Berujung Menaruh Hati
22 Dua Hati yang Harus Berpisah
23 Ada Hati yang di Jaga
24 Keluarga Wulan dan Kesedihannya
25 Kebenaran yang Kembali Terungkap
26 Masa Lalu Regar
27 Identitas Wulan Bramantyo
28 Pertemuan ke Tiga
29 Wanita yang Sama
30 Kemunculan Masa Lalu
31 Kemunculan Masa Lalu dan Masa Depan
32 Kejujuran Rangga
33 Sebuah Perasaan Seorang Anak
34 Penantian Arka....
35 Kekecewaan Wulan
36 Penyesalan yang tak Berujung
37 Bimbang
38 Mengungkapkan Perasaan
39 Hari Bahagia Syakira dan Rangga
40 Malam Pertama
41 Kesedihan Risa dan Tujuan Barunya
42 Kebenaran Wulan dan Arka
43 Keluarga
44 Menunggu Jawan Risa
45 Kepedihan Risa
46 Duka dan Luka Risa...
47 Kisah yang Sempat Tertunda
48 Perjalanan Cinta Farhan dan Risa
49 Bertemu Kembali
50 Harapan!
51 Persiapan
52 Pengumuman
53 Lamaran
54 Menuju Halal
55 Duka di Hari yang Seharusnya Bahagia
56 Takdir Cinta Mara
57 Perhatian Calon Papah Sambung
58 Agus Utomo
59 Dokter Erick
60 Penantian Mara
61 Penantian yang Tak Sia Sia
62 Melamar Kedua Kalinya
63 Bahagia setelah Duka
64 Sarapan Spesial
65 Mulai Memperbaiki
66 Menuju Pertemuan Ayah dan Anak
67 Pertemuan Ayah dan Anak
68 Rencana yang Terancam Gagal
69 Malam Panas Syakira dan Rangga
70 Usaha sang Ayah Kandung
71 Perhatian Seorang Kakak
72 Menunggu Waktu
73 Mulai Menerima Kenyataan
74 Sebelumnya
75 Perubahan Wulan
76 Di Antar Sekolah Oleh Kakak
77 Usaha Arka Mendapat Pengakuan Wulan
78 Menunggu lebih lama
79 Semakin Akrab
80 Lupa!
81 Tokoh Mainan
82 Hadiah Arka
83 Hamil!
84 Punya Adik lagi
85 Posesif Sejak Hamil
86 Bagas
87 Bagas dan Naila
88 Daneen Durriyan
89 Kerja sama Rangga dan Arka
90 Sadar
91 Kehangatan
92 Penyambutan
93 Kecemasan Wulan!
94 Perhatian Papah Rangga
95 Membahagiakan Adik
96 Kerinduan
97 Kanker Jantung
98 Sisi lain Regar
99 Cinta Habibi
100 Hampir Menyerah
101 Dokter Karina
102 Ada kamajuan
103 Kebaikan Rangga
104 Berdebat
105 Sadar
106 Harus Kembali
107 Menjalani Pengobatan Tradisional
108 Akan Kembali
109 Ziyan dan Wulan
110 Pria Asing
111 Kakak
112 Nembak Apa Melamar?
113 Dapat Restu
114 Kecelakaan Habibi
115 Mamah Maurin
116 Masa Lalu Mamah Maurin dan Habibi
117 Menuju Hari Pertunangan
118 Kana
119 Pertunangan
120 Keluarga Kana
121 Farry dan Safira
122 Sesuatu yang Mengejutkan
123 Best Trio
124 Menyinggung Orang yang Salah
125 Misi Pencarian Kalisa
126 Menemukan Sesuatu
127 Satu Petunjuk
128 Waktu yang Berlalu
129 Pernikahan Wulan dan Habibi
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Kehancuran
2
Kenyataan yang menyakitkan
3
Kenyataan yang Menyakitkan II
4
Pengalaman Pertama yang Menakjubkan
5
Pertemuan Pertama
6
Sekolah Baru
7
Bertemu Keluarga
8
Taruhan yang Menguntungkan
9
Kesedihan Habibi
10
Musibah
11
Pertemuan Setelah Muaibah
12
Penderitaan Maira
13
Penderitaan Maira II
14
Keadilan untuk Maira
15
Kegalauan Mara
16
Salah Sangka Hana dan Sisi
17
Kecelakaan
18
Kemenangan Tim Arka dan Bantuan Kalisa
19
Hari Yang Bahagia
20
Kebahagiaan Syakira
21
Pementasan Berujung Menaruh Hati
22
Dua Hati yang Harus Berpisah
23
Ada Hati yang di Jaga
24
Keluarga Wulan dan Kesedihannya
25
Kebenaran yang Kembali Terungkap
26
Masa Lalu Regar
27
Identitas Wulan Bramantyo
28
Pertemuan ke Tiga
29
Wanita yang Sama
30
Kemunculan Masa Lalu
31
Kemunculan Masa Lalu dan Masa Depan
32
Kejujuran Rangga
33
Sebuah Perasaan Seorang Anak
34
Penantian Arka....
35
Kekecewaan Wulan
36
Penyesalan yang tak Berujung
37
Bimbang
38
Mengungkapkan Perasaan
39
Hari Bahagia Syakira dan Rangga
40
Malam Pertama
41
Kesedihan Risa dan Tujuan Barunya
42
Kebenaran Wulan dan Arka
43
Keluarga
44
Menunggu Jawan Risa
45
Kepedihan Risa
46
Duka dan Luka Risa...
47
Kisah yang Sempat Tertunda
48
Perjalanan Cinta Farhan dan Risa
49
Bertemu Kembali
50
Harapan!
51
Persiapan
52
Pengumuman
53
Lamaran
54
Menuju Halal
55
Duka di Hari yang Seharusnya Bahagia
56
Takdir Cinta Mara
57
Perhatian Calon Papah Sambung
58
Agus Utomo
59
Dokter Erick
60
Penantian Mara
61
Penantian yang Tak Sia Sia
62
Melamar Kedua Kalinya
63
Bahagia setelah Duka
64
Sarapan Spesial
65
Mulai Memperbaiki
66
Menuju Pertemuan Ayah dan Anak
67
Pertemuan Ayah dan Anak
68
Rencana yang Terancam Gagal
69
Malam Panas Syakira dan Rangga
70
Usaha sang Ayah Kandung
71
Perhatian Seorang Kakak
72
Menunggu Waktu
73
Mulai Menerima Kenyataan
74
Sebelumnya
75
Perubahan Wulan
76
Di Antar Sekolah Oleh Kakak
77
Usaha Arka Mendapat Pengakuan Wulan
78
Menunggu lebih lama
79
Semakin Akrab
80
Lupa!
81
Tokoh Mainan
82
Hadiah Arka
83
Hamil!
84
Punya Adik lagi
85
Posesif Sejak Hamil
86
Bagas
87
Bagas dan Naila
88
Daneen Durriyan
89
Kerja sama Rangga dan Arka
90
Sadar
91
Kehangatan
92
Penyambutan
93
Kecemasan Wulan!
94
Perhatian Papah Rangga
95
Membahagiakan Adik
96
Kerinduan
97
Kanker Jantung
98
Sisi lain Regar
99
Cinta Habibi
100
Hampir Menyerah
101
Dokter Karina
102
Ada kamajuan
103
Kebaikan Rangga
104
Berdebat
105
Sadar
106
Harus Kembali
107
Menjalani Pengobatan Tradisional
108
Akan Kembali
109
Ziyan dan Wulan
110
Pria Asing
111
Kakak
112
Nembak Apa Melamar?
113
Dapat Restu
114
Kecelakaan Habibi
115
Mamah Maurin
116
Masa Lalu Mamah Maurin dan Habibi
117
Menuju Hari Pertunangan
118
Kana
119
Pertunangan
120
Keluarga Kana
121
Farry dan Safira
122
Sesuatu yang Mengejutkan
123
Best Trio
124
Menyinggung Orang yang Salah
125
Misi Pencarian Kalisa
126
Menemukan Sesuatu
127
Satu Petunjuk
128
Waktu yang Berlalu
129
Pernikahan Wulan dan Habibi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!