Sekolah Baru

Tiga hari setelah pertemuan singkat antara Rani, Mara, Syakira juga Arka. Saat ini mereka sedang mengadakan acara makan malam.

"Oh, kemarin tante lupa kenalin kamu sama anak tante.." ucap Syakira saat mereka sedang berkumpul di ruang tamu setelah makan maam selesai. Mara hanya tersenyum.

"Kenalin anak tante namanya Arka Dwi Pangga." lanjut Syakira.

"Arka.." ucap Arka menjulurkan tangannya ke hadapan Mara yng masih diam.

"Mara..." Mara tak menyambut uluran tangan Arka, ia meletakkan ke dua tangannya ke depan dada. Mara tahu akan batasannya dengan laki-laki yang bukan makhrom untuknya. Arkapun segera menarik tangannya, ia tersenyum kikuk. ("Bagaimana aku lupa tentang ini!") batinnya merasa malu dengan tingkah nya sendiri.

"Arka baru mau masuk SMP." Syakira tahu aa yang di fikirkan Mara, karena itu ia mengatakan jika Arka baru masuk Sekolah menengah pertama.

"Oh, maaf tante Mara fikir Arka gak jauh beda sama Mara." jawab Mara tak enak hati karena sebelumnya ia tak menyambut uluran tangan Arka.

"Gak ppa, seperti nya Arka memang terlihat lebih dewasa dari usianya." ucap Syakira tersenyum hangat.

"Ya, tapi tetep ganteng kok." jawab Mara tersenyum hangat ke arah Arka yang hanya diam saja. Semua orangpun tersenyum saat melihat reaksi Arka yang semakin tak berkutik di antara para wanita di sana.

"Syakira, kalo gitu kami pamit ya!" pamit Rani setelah melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Kenapa gak nginep aja?" ucap Syakira

"Lain kali lah, soalnya besok Mara harus ke kampu juga pagi2 jadi gak bisa kalo dari sini, kejauhan." Jawab Rani.

"Ya sudah, klo gitu kalian hati-hati."

"Pamit tante, lain kali tante harus main ke rumah Mara dan Mamah." ucap Mara setelah mencium punggung tangan Syakira kemudian tersenyum.

"Ya tentu saja Nak." jawab Syakira membalas senyuman Mara.

"Dah adik kecil..." ucap Mara saat melihat Arka sebelum ia masuk ke dalam mobil dan beberapa detik kemudian sudah tak terlihat dalam pandangan Syakira dan Arka.

"Adik kecil?" gumam Arka namun masih bisa di dengar oleh Syakira yang langsung tertawa melihat ekspresi wajah anaknya yang lucu.

"Apa yang di bilang adik kecil itu Arka Bunda?" tanya Arka polos.

"Ya, siapa lagi! kan gak mungkin Bunda." jawab Syakira kembali tersenyum, iapun segera masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Arka yang masih mematung di depan pintu.

"Arka, udah malam Nak, mau sampe kapan kamu di sana?" tegur Syakira yang melihat anaknya masih mematung di depan pintu.

"Ya, Bunda." jawab Arka setelah tersadar dari lamunan panjangnya hanya karena kata-kata seorang gadis.

Beberapa hari kemudian, Arka dan para siswa baru maupun lama sudah mulai masuk sekolah. Arka sudah bersiap sejak pagi, ia sangat antusias untuk pergi ke sekolah yang baru dan lingkungan baru bahkan kota baru baginya.

"Arka sudh siap Nak?" panghil Syakira.

"Iya Bunda, bentar lagi Arka keluar." jawab Arka, Syakirapun kembali ke meja makan dan menunggu putranya keluar dari kamar. ("tampan") ucapnya tersenyum geli.

"Wah-wah, anak Bunda terlihat sangat tampan, apa lagi dengan baju ini." puji Syakira setelah melihat Arka yang keluar dengan seregam SMP nya.

"Biasa aj Bunda, semua anak di sekolah juga pakek baju yang sma kayak Arka." jawab Arka setelah duduk di samping Bundanya yang langsung tersenyum.

"Hari ini Bunda gak bisa anter kamu sayang?" ucap Syakira sambil mengambilkan sarapan untuk Arka.

"Gak papa Bun, nanti Arka bisa pesen ojek aja." jawab Arka mulai memakan makanannya dengan lahap.

"Tapi Bunda udah mintak tolong temen Bunda buat anterin Arka hari ini." lanjut Syakira

"Tante Rani?" tanya Arka. Syakira mengangguk.

"Kak....." kata-kata Arka terpotong karena tiba-tiba saja nama yang akan ia sebut sudah ada di depan pintu.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumussalam..." jawab Syakira, ia segera keluar dan melihat Mara yang berdiri di depan pintu sambil tersenyum hangat.

"Loh, Mara sendirian.?" tanya Syakira.

"Iya, tan, Mamah gak bisa nganter Arka jadi Mamah nyuruh Mara buat berangkat bareng sama Arka." jawab Mara jujur.

"Ya, ampun maaf ya jadi ngerepotin Mara dan Mamah!" ucap Syakira.

"Gak papa tan, lagian sekolahnya Arka sama kampus Mara satu arah kok." jawab Mara tersenyum. Syakirapun hanya tersenyum mendengar jawaban Mara.

"Oh, iya Mara udah makan?" tanya Syakira mengajak Mara masuk ke dalam rumahnya. Mara hanya menggelengkan kepalanya.

"Kebetulan kami masih sarapan, kita sarapan bareng ya!" ucap Syakira yang langsung di anggukkan kepala oleh Mara.

"Pagi adik kecil?" ucap Mara saat mereka sudah di ruang makan. Tanpa sadar, Arka menoleh sambil menautkan sebelah alisnya. Beberapa detik mata mereka bertemu, sebelum Mara memutus kontak mata mereka dan duduk. tepat di sebelah Arka yang hanya diam sambil memperhatikannya.

"Arka..." panggil Syakira. Arka menoleh ke arah Bundanya dan menunjukkan ekspresi yang langsung di mengerti Syakira.

"Kak Mara ke sini buat jemput kamu." ucap Syakira melanjutkan makanannya yang sempat tertunda.

'uhuk uhuk uhuk..."

"Ataghfirullah, Arka pelan-pelan Nak?" ucap Syakira hendak mengambilkan air minum untuk Arka, namun sudah di dahului. oleh Mara yang memang lebih dekat Denganny.

"Minum." ucap Mara, Arka segera mengambil air dari tangana Mara dan meminumnya hingga tandas.

"Hahh..." ucap Arka merasa lega.

"Makasih." lanjutnya menatap Mara yang tersenyum hangat padanya, lalu melanjutkan makannya hingga tak tersisa.

"Alhamdulillah, enak banget masakam tante." ucap Mara jujur sambil. membantu Syakira membereskan bekas malan mereka bertiga.

"Mara bisa saja." jawab Syakira.

"Kalo gitu Mara sama Arka berangkat dulu tan.." lanjut Mara setelah ia membantu Syakira.

"Iya, hati-hati titip Arka ya!" ucap Syakira

"Beres tan, Assalamualaikum." jawab Mara tersenyum. lalu mencium tangan Syakira dan melenggang keluar menuju mobilnya.

" Waalaikumsalam." jawab Syakira

"Loh, Arka kok masih di sini Nak?" tegur Syakira melihat putranya masih duduk di kursi.

"Eh, itu, Bunda Arka juga pamit. Assalamualaikum." ucapnya setelah sadar, iapun segera mencium tangan dan pipi sang Bunda baru menhejar Mara yang sudah menunggu di dalam. mobil.

"Anak itu, gak biasanya dia melamun!" lirih Syakira.

"Maaf lama!" ucap Arka setelah ia duduk di sebelah Mara yang hanya tersenyum. Mara segera menjalankan mobilnya menuju sekolah Arka, karena kebetulan arahnya sama dengan tempat ia kuliah.

hanya butuh waktu setengah jam saja, mobil yang di tumpangi Arka sudah sampi tepat di depan gerbang sekolah. Arka segera turun dan berterima kasih pada Mara karena sudah repot untuk mengantarnya.

"Makasih." ucap Arka, lagi Mara hanya mengangguk dan tersenyum, kemudian melajukan mobilnya menuju kampus.

Arka menatap mobil Mara hingga tak terlihat, barulah ia masuk. ke sekolahnya. ("Andai kami seumuran") batin Arka.

"Haii..." tegur salah satu siswa laki-laki yang berdiri di samping Arka.

"Hai." jawab Arka tersenyum.

"Kenalin, aku Habibi panggil aja bibi." lanjut Habibi menjulurkan tangannya ke arah Arka

"Arka.." jawabnya sambil menyambut uluran tangan Habibi. Merekapun saling bertukar cerita, Habibi yang ceria dan mudah bergaul, sangat cocok dengan Arka yang lebih cool dan cuek, tapi entahlah saat bertemu dengan Habibi ia langsung bisa berteman. Arka dan Habibi pun semakin akrab.

Hari pertama sekolah tak ada yang begitu menarik perhatian Arka, karena memang kegiatan belajar mengajar belum di laksanakan, hanya lebih berkenalan antara murid satu dengan yang lain juga para guru.

Bel pulang sekolah berbunyi, Arka segera membereskan semua barannya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Pulang sama siapa?" tanya Habibi yang duduk di sebelahnya.

"Entahlah, mungkin di jemput Bunda." jawab Arka sambil berfikir, mungkinkah Mara yang menjemputnya.

"Oh, kalo gitu kita keluar barengan ya!"

"Hmm.." jawab Arka. Mereka keluar bersama.

"Bunda.." panggil Arka melihat Bundanya yang sedang berbicara dengan wali siswa lainnya.

Syakirapun menoleh, lalu tersenyum menyambut anaknya.

"Kenalin ini anak saya Arka." ucap Syakira memperkenalkan putranya.

"Wah tampan sekali anak nya buk!" ucap salah seorang ibuk yang kagum akan ketampanan Arka.

"ahah, terima kasih." jawab Syakira tersenyum.

"Bunda, kenalin ini Habibi temen Arka." ucap Arka memperkenalkan teman barunya.

"Halo, tante Bundanya Arka. Salam. kenal ya!" ucap Syakira

"Iya tante, salam kenal juga." jawab Bibi ramah.

"Ka, aku duluan yah jemputan aku juga udah dateng." pit Habibi.

"Ya, hati-hati." jawab Arka.

"Duluan ya tante." ucap Hbibi. dan di balas anggukkan oleh Syakira.

"Kami juga pamit ya buk." ucap Syakira pada ibu-ibu yang masih menunggu anak-anak mereka keluar sekolah.

"Iya..." jawab mereka serempak.

"Mari..." lanjut Syakira saat sudah di dalam mobilnya bersama Arka, dan melajukan mobil mereka menuju rumah.

Halo semua,, maaf ya hari ini up cuma bisa 1 eps aj, soalnya sinyal lagi gak mendukung....

in syaa Allah besok upnya normal (klo sinyalnya bagus)

jangan lupa like, dan komen yang mendukung ya biar author makin semangat.....

terima kasih orang baik.....

🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Arka masi kecil dilarang cinta2an sama kakak kampus 😁

2023-03-28

0

Vivi Bidadari

Vivi Bidadari

Arka kamu mah masih SMP kagum boleh sama Mara tapu please jgn jatuh cinta ya Mara usianya jauh diatas kamu jadi anggap kakak kamu aja ya Arka

2023-02-11

0

Ning Mar

Ning Mar

rupanya arka ada benih2 love tuhhh...he he he

2023-02-07

0

lihat semua
Episodes
1 Kehancuran
2 Kenyataan yang menyakitkan
3 Kenyataan yang Menyakitkan II
4 Pengalaman Pertama yang Menakjubkan
5 Pertemuan Pertama
6 Sekolah Baru
7 Bertemu Keluarga
8 Taruhan yang Menguntungkan
9 Kesedihan Habibi
10 Musibah
11 Pertemuan Setelah Muaibah
12 Penderitaan Maira
13 Penderitaan Maira II
14 Keadilan untuk Maira
15 Kegalauan Mara
16 Salah Sangka Hana dan Sisi
17 Kecelakaan
18 Kemenangan Tim Arka dan Bantuan Kalisa
19 Hari Yang Bahagia
20 Kebahagiaan Syakira
21 Pementasan Berujung Menaruh Hati
22 Dua Hati yang Harus Berpisah
23 Ada Hati yang di Jaga
24 Keluarga Wulan dan Kesedihannya
25 Kebenaran yang Kembali Terungkap
26 Masa Lalu Regar
27 Identitas Wulan Bramantyo
28 Pertemuan ke Tiga
29 Wanita yang Sama
30 Kemunculan Masa Lalu
31 Kemunculan Masa Lalu dan Masa Depan
32 Kejujuran Rangga
33 Sebuah Perasaan Seorang Anak
34 Penantian Arka....
35 Kekecewaan Wulan
36 Penyesalan yang tak Berujung
37 Bimbang
38 Mengungkapkan Perasaan
39 Hari Bahagia Syakira dan Rangga
40 Malam Pertama
41 Kesedihan Risa dan Tujuan Barunya
42 Kebenaran Wulan dan Arka
43 Keluarga
44 Menunggu Jawan Risa
45 Kepedihan Risa
46 Duka dan Luka Risa...
47 Kisah yang Sempat Tertunda
48 Perjalanan Cinta Farhan dan Risa
49 Bertemu Kembali
50 Harapan!
51 Persiapan
52 Pengumuman
53 Lamaran
54 Menuju Halal
55 Duka di Hari yang Seharusnya Bahagia
56 Takdir Cinta Mara
57 Perhatian Calon Papah Sambung
58 Agus Utomo
59 Dokter Erick
60 Penantian Mara
61 Penantian yang Tak Sia Sia
62 Melamar Kedua Kalinya
63 Bahagia setelah Duka
64 Sarapan Spesial
65 Mulai Memperbaiki
66 Menuju Pertemuan Ayah dan Anak
67 Pertemuan Ayah dan Anak
68 Rencana yang Terancam Gagal
69 Malam Panas Syakira dan Rangga
70 Usaha sang Ayah Kandung
71 Perhatian Seorang Kakak
72 Menunggu Waktu
73 Mulai Menerima Kenyataan
74 Sebelumnya
75 Perubahan Wulan
76 Di Antar Sekolah Oleh Kakak
77 Usaha Arka Mendapat Pengakuan Wulan
78 Menunggu lebih lama
79 Semakin Akrab
80 Lupa!
81 Tokoh Mainan
82 Hadiah Arka
83 Hamil!
84 Punya Adik lagi
85 Posesif Sejak Hamil
86 Bagas
87 Bagas dan Naila
88 Daneen Durriyan
89 Kerja sama Rangga dan Arka
90 Sadar
91 Kehangatan
92 Penyambutan
93 Kecemasan Wulan!
94 Perhatian Papah Rangga
95 Membahagiakan Adik
96 Kerinduan
97 Kanker Jantung
98 Sisi lain Regar
99 Cinta Habibi
100 Hampir Menyerah
101 Dokter Karina
102 Ada kamajuan
103 Kebaikan Rangga
104 Berdebat
105 Sadar
106 Harus Kembali
107 Menjalani Pengobatan Tradisional
108 Akan Kembali
109 Ziyan dan Wulan
110 Pria Asing
111 Kakak
112 Nembak Apa Melamar?
113 Dapat Restu
114 Kecelakaan Habibi
115 Mamah Maurin
116 Masa Lalu Mamah Maurin dan Habibi
117 Menuju Hari Pertunangan
118 Kana
119 Pertunangan
120 Keluarga Kana
121 Farry dan Safira
122 Sesuatu yang Mengejutkan
123 Best Trio
124 Menyinggung Orang yang Salah
125 Misi Pencarian Kalisa
126 Menemukan Sesuatu
127 Satu Petunjuk
128 Waktu yang Berlalu
129 Pernikahan Wulan dan Habibi
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Kehancuran
2
Kenyataan yang menyakitkan
3
Kenyataan yang Menyakitkan II
4
Pengalaman Pertama yang Menakjubkan
5
Pertemuan Pertama
6
Sekolah Baru
7
Bertemu Keluarga
8
Taruhan yang Menguntungkan
9
Kesedihan Habibi
10
Musibah
11
Pertemuan Setelah Muaibah
12
Penderitaan Maira
13
Penderitaan Maira II
14
Keadilan untuk Maira
15
Kegalauan Mara
16
Salah Sangka Hana dan Sisi
17
Kecelakaan
18
Kemenangan Tim Arka dan Bantuan Kalisa
19
Hari Yang Bahagia
20
Kebahagiaan Syakira
21
Pementasan Berujung Menaruh Hati
22
Dua Hati yang Harus Berpisah
23
Ada Hati yang di Jaga
24
Keluarga Wulan dan Kesedihannya
25
Kebenaran yang Kembali Terungkap
26
Masa Lalu Regar
27
Identitas Wulan Bramantyo
28
Pertemuan ke Tiga
29
Wanita yang Sama
30
Kemunculan Masa Lalu
31
Kemunculan Masa Lalu dan Masa Depan
32
Kejujuran Rangga
33
Sebuah Perasaan Seorang Anak
34
Penantian Arka....
35
Kekecewaan Wulan
36
Penyesalan yang tak Berujung
37
Bimbang
38
Mengungkapkan Perasaan
39
Hari Bahagia Syakira dan Rangga
40
Malam Pertama
41
Kesedihan Risa dan Tujuan Barunya
42
Kebenaran Wulan dan Arka
43
Keluarga
44
Menunggu Jawan Risa
45
Kepedihan Risa
46
Duka dan Luka Risa...
47
Kisah yang Sempat Tertunda
48
Perjalanan Cinta Farhan dan Risa
49
Bertemu Kembali
50
Harapan!
51
Persiapan
52
Pengumuman
53
Lamaran
54
Menuju Halal
55
Duka di Hari yang Seharusnya Bahagia
56
Takdir Cinta Mara
57
Perhatian Calon Papah Sambung
58
Agus Utomo
59
Dokter Erick
60
Penantian Mara
61
Penantian yang Tak Sia Sia
62
Melamar Kedua Kalinya
63
Bahagia setelah Duka
64
Sarapan Spesial
65
Mulai Memperbaiki
66
Menuju Pertemuan Ayah dan Anak
67
Pertemuan Ayah dan Anak
68
Rencana yang Terancam Gagal
69
Malam Panas Syakira dan Rangga
70
Usaha sang Ayah Kandung
71
Perhatian Seorang Kakak
72
Menunggu Waktu
73
Mulai Menerima Kenyataan
74
Sebelumnya
75
Perubahan Wulan
76
Di Antar Sekolah Oleh Kakak
77
Usaha Arka Mendapat Pengakuan Wulan
78
Menunggu lebih lama
79
Semakin Akrab
80
Lupa!
81
Tokoh Mainan
82
Hadiah Arka
83
Hamil!
84
Punya Adik lagi
85
Posesif Sejak Hamil
86
Bagas
87
Bagas dan Naila
88
Daneen Durriyan
89
Kerja sama Rangga dan Arka
90
Sadar
91
Kehangatan
92
Penyambutan
93
Kecemasan Wulan!
94
Perhatian Papah Rangga
95
Membahagiakan Adik
96
Kerinduan
97
Kanker Jantung
98
Sisi lain Regar
99
Cinta Habibi
100
Hampir Menyerah
101
Dokter Karina
102
Ada kamajuan
103
Kebaikan Rangga
104
Berdebat
105
Sadar
106
Harus Kembali
107
Menjalani Pengobatan Tradisional
108
Akan Kembali
109
Ziyan dan Wulan
110
Pria Asing
111
Kakak
112
Nembak Apa Melamar?
113
Dapat Restu
114
Kecelakaan Habibi
115
Mamah Maurin
116
Masa Lalu Mamah Maurin dan Habibi
117
Menuju Hari Pertunangan
118
Kana
119
Pertunangan
120
Keluarga Kana
121
Farry dan Safira
122
Sesuatu yang Mengejutkan
123
Best Trio
124
Menyinggung Orang yang Salah
125
Misi Pencarian Kalisa
126
Menemukan Sesuatu
127
Satu Petunjuk
128
Waktu yang Berlalu
129
Pernikahan Wulan dan Habibi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!