Minggu berikutnya, Syakira sudah kembali ke tempat Hana dan Sisi untuk menghadiri acara pernikahan kedua sahabatnya yang di lakukan secara bersamaan. Mereka bukan kembar, tapi karena mereka hidup dan tumbuh di atap yang sama maka dari itu mereka layaknya saudara kandung. Ya, mereka berdua yatim piatu sejak masih kecil dan di pertemukan di rumah yayasan yang di milik Buk Katinem yang kini mereka berdualah yang melanjutkan perjuangan Beliau, itu karena Buk Katinem sudah terlalu tua.
"Maa syaa Allah. selamat ya kalian akhirnya menikah juga." ucap Syakira bahagia memeluk kedua sahabatnya yang langsung bercucuran air mata.
"Makasih banyak Sya, kmu udah mau hadir." jawab Hana
"Arka gak ikut Sya?" tanya Sisi melirik ke belakang Syakira.
"Gak, kalian kan tahu dia masih sekolah." jawab Syakira tersenyum. Mereka berdua hanya mengangguk dan ikut tersenyum.
"Sudah, jangan nangis kan ini hari bahagia kalian." ucap Syakira menghapus air mata kedua sahabatnya.
"Kami bahagia tahu, kamu bisa dateng." ucap Hana
"Gak mungkin juga aku gak dateng, nanti usaha aku di sini kalian campakkan lagi.." ucap Syakira tersenyum, Hana dan Sisi pun ikut tersenyum.
"Ya, udah aku turun dulu laper.." bisik Syakira saat mereka kembali berpelukan.
Beberapa waktu lalu, kedatangan Hana dan Sisi yang mendadak ke jakarta adalah untuk mengabari dan mengundang Syakira juga Arka secara langsung untuk menghadiri acara pernikahan mereka yang akan di laksanakan hari ini tepatnya.
("Ya Allah. tolong bahagiakan mereka, karena mereka adalah orang baik. Aamiin.") batin Syakira memperhatikan kedua sahabatnya yang sibuk bersaliman dan berfoto dengan para tamu dari bawah panggung.
"Syakira ya?" ucap seorang dari arah sampingnya. Syakira segera menoleh dan mendapati seorang pria tampan sedang memandang ke arahnya.
"Hm, siapa?" tanya Syakira merasa tak mengenali pria di hadapannya kini.
"Boleh duduk!" Pria di hadapannya menunjuk kursi di hadapan Syakira yang kosong, Syakira hnya mengangguk kemudian pria itu duduk
"Rangga. Rangga Utama." jawab pria di depannya yang bernama Rangga, sambil mengulurkan tangannya di depan Syakira
"Ya, Syakira." jawab Syakira nelipat kedua tangannya di depan dada. Rangga tersenyum melihat uluran tangannya tak di sambut wanita cantik di hadapannya.
"Ternyata benar apa yang di katakan ke dua sahabatmu itu, tentang dirimu." tutur Rangga menatap ke dua sahabat Syakira yang ternyata menikah dengan kedua sahabat Rangga.
"Apa?" tanya Syakira memicingkan sebelah alisnya
"Meeeka bilang, bahwa kamu wanita yang cantik,dan ku rasa mereka benar." jawabnya kembali menatap Syakira yang juga menatap ke arahnya.
"Mereka juga bilang bahwa kamu masih sendiri!" lanjutnya semakin dalam menatap Syakira
"Ya, lalu?" tanya Syakira memalingkan pandangan ke depan
"Boleh jika aku ingin lebih mengenal dirimu?" ucap Rangga jujur, wajahnya terlihat serius masih menatap Syakira yang terkejut dengan perkataannya.
"Apa.." ucap Syakira kembali menatap ke arah Rangga.
"Maaf aku gak bisa.." jawab Syakira meninggalkan Rangga yang terdiam di tempatnya tanpa berniat untuk. mengejar. Ia justru tersenyum tak menyangka jika wanita di hadapannya barusan menolak dirinya.
Syakira berjalan menuju kedua sahabatnya yang senyum-senyum setelah melihat kejadian barusan.
"Aku pamit, kalian yang bahgia." ucap Syakira memeluk kedua sahabatnya
"Titip Hana dan Sisi, jangan sampai kalian menyakiti mereka." ancam Syakira serius, ia tak ingin jika kedua sahabatnya mengalami apa yang ia alami dahulu.
"Kami akan berusaha untuk menjaga dan mencintai mereka." ujar salah satu mempelai pria yang ternyata suami Hana aambil merangkul istrinya.
"Bagus." jawab Syakira mengalihkan pandangannya ke Hana dan Sisi.
"Awas ya kalian, beraninya ngomongin aku ke cowok yang gak aku kenal!" ancam Syakira di telinga kedua sahabatnya yang kini sedang berpelukkan.
"Hehe, maaf Sya. Siapa tahu dia bisa jadi jodoh kamu." jawab Hana berbisik.
"Gak ada jodoh-jodohan, aku bajagia dengan hidupku sekarang." jawab Syakira melepas pelukannya dan kembali tersenyum. Sebelum pergi dari sana ia sempat mencubit pinggang kedua sahabatnya kemudian tersenyum puas.
Syakira pulang ke rumahnya dulu, kebetulan rumah mereka memang tidak di jual atas permintaan Arka. Kemungkinan Syakira akan berada di sana selama du hari untuk mengunjungi Restoran dan butiknya, sedangkan hari ini sengaja di tutup karena hari bahagia Hana dan Sisi tentu saja para karyawan sedang menghadiri acara pernikahan mereka berdua. Saat sedang rebahan di kamar dan hampir tertidur, tiba-tiba hpnya bunyi pertanda ada pesan masuk.
"Sya, kamu beneran gak mau sama Mas Rangga?" pesan singkat yang di kirim Hana padanya membuat Syakira kembali kesal dengan kelakuan kedua sahabat nya ini.
"Gak.."
"Kenapa?"
"Males."
"Kok bisa! Mas Rangga baik tahu orangnya."
"Gak peduli, aku lebih suka sendiri." jawab Syakira mematika hp nya dan kemudian tertidur dalam ke adaan agak kesal.
Syakira terbangun saat adzan Ashar berkumandang, dengan langkah gontay karena masih belum sepenuhnya sadar ia menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya kemudian melaksanakan kewajibannya.
"Uh, lapernya!" lirih Syakira saat ia sudah berada di dapur.
"Masak apa ya?" Syakira melihat tak ada apapun di sana, ya tentu saja karena selama berbulan-bulan rumah itu kosong tentu saja tak ada apapun. Hanya saja setiap minggu selalu ada suruhan Hana atau Sisi yang datang untuk membersihkan rumah Syakira agar tetap terawat dengan baik.
"Gak ada apa-apa."
"Makan di luar aja deh.." akhirnya Syakira memutuskan makan di luar dekat rumahnya.
Saat sedang menikmati makanannya, Syakira kembali bertemu dengan Rangga, pria yang sejak bertemu di acara pernikahan ke dua sahabatnya selalu ia hindari.
"Hai, kita bertemu lagi." ucap Rangga duduk di depan Syakira yang sedang makan.
uhu uhu uhu...
"Hati-hati, minum..." tawar Rangga memberikan air minum pada Syakira yang masih terkejut dengan kehadiran dirinya.
"Apa aku semenakutkan itu?" tanya Rangga saat Syakira sudah kembali biasa.
" Tidak juga." jawab Syakira kembali menyantap makanannya hingga habis tak tersisa.
"Tapi, aku merasa kau sedang mwnghidariku?" tanya Rangga terus menatap Syakira yang seolah tak memperdulikannya. Syakira yang mulai tak nyaman menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
"Maaf, tapi kita baru saling mengenal dan aku merasa kau terlalu jujur." ujar Syakira
"Hei, bukankah itu bagus! aku hanya ingin mengenal dirimu lebih dalam, apa itu salah?" jawabnya
"Tidak untuk wanita lain, tapi iya bagiku." jawab Syakira kembali meninggalkannya sendirian di sana tanpa pamit. ("Aneh, tapi menarik.") batin Rangga terus memperhatikan Syakira yang semakin tak terlihat dan menghilang.
"Ah, hari ini ku benar-benar di buat kesal..."
"Astaghfirullah. Ya Allah kuatkan hamba..." ucap Syakira merebahkan tubuhnya ke atas kasur kemudian mengambil hpnya dari dalam tas dan menghubungi seseorang.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumussalam, Bunda kapan pulang?" ternyata Syakira menghubungi Arka, ia tersenyum mendengar pertanyaan putranya itu, pasalnya ia bahkan baru pergi hari ini tepatnya tadi pagi.
"Kemungkinan Bunda akan berada di sini sekitar dua hari Nak. kenapa?" tanya Syakira
"Tentu saja Arka rindu.." jawab Arka manja.
"Benarkah! bukankah di sana ada paman Regar dan tante Maira?" jawab Syakira tersenyum
"Ya, tapi berbeda." jawab Arka
"Memang apa yang beda?" Regar yang tiba-tiba datang langsung merebut hp dari tangan Arka dan berbicara dengan Syakira.
"Paman, balikin gak?" ucap Arka kesal hendak merebut hp nya kembali.
"Hlo, Kak tenang saja aku pasti akan menjaga keponakanku ini dengan baik." ucap Regar sambil menghindari tangan Arka
"Ya, Kakak percayakan Arka sama kalian di sana selama Kakak masih di sini." ucap Syakira
"Baikah, Kakak mau bebenah dulu."
"Siap Kak, hati-hati di sana."
"Hmm, kalian juga. Assalamualaikum.."
"Waalaikumussalam..." sambungan di putus oleh Syakira
"Nih..." ucap Regar mengembalikan hp pada Arka
"Tante... lihat paman!" adu Arka pada Maira yang sedang memasak di dapur.
"Regar, kamu jangan jahil sama Arka." ucap Maira menarik telinganya.
"Aduh, Kak sakit tahu." rengek Regar merasa panas pada telinganya.
"Makanya jangan suka gangguin ponakannya kenapa sih!" ucap Maira melepaskan tangannya dari telinga Regar yang langsung melotot ke arah Arka yang tersenyum puas.
"Awas kamu ya?" Ucap Regar mengejar Arka yang berlari ke ruang tengah, kemudian menggelitikinya hingga Arka berteriak sambil tertawa.
"Rasainnn..." ucap Regar
"Ampun paman, ampun fak lagi janji..." teriak Arka, akhirnya Regar menghentikan kegiatannya dan duduk bersandar di sofa karena kelelahan, begitupun Arka yang menyandar di bahu sang paman. Mereka saling menoleh dan kembali tertawa mengingat kejadian barusan. Maira hanya tersenyum melihat kelakuan dua orang di hadapannya kini.
Up lagi,, semoga tetep suka ya.
Makasih yang udah mau mampir baca, jangan lupa like dan komen yang mendukung ya supaya author makin semangat...
Terima kasih orang baik....
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Diani
Alhamdulillah, makasih Kak..
semoga sellu suka ya
2023-01-22
2
vita
secangkir kopi buat nemenin d minggu pagi ini, semangat thor buat lanjut ceritanya.
awalnya ragu mau baca, ternyata gak spt bayangan ceritanya buat nagih pengen baca trs.
2023-01-22
0