Acara Pernikahan

Dalam diam, Dinda teringat akan ucapan sang ayah dulu. Dia tahu ayahnya selalu mengutamakan keinginan Dinda, tapi satu kali saja, sang ayah tidak pernah meminta hal untuknya. Meski tak mau hidup dalam perjodohan. Namun Dinda kini membulatkan dirinya untuk menerima apapun keputusan sang ayah.

"Semua sama saja," gumam Dinda, meski ada Dimas sekalipun, dia tidak mencintainya.

"Kenapa Din?" tanya Isma menyadarkan Dinda menoleh ke arah gadis yang selama ini di anggap kakak olehnya termasuk sepupu.

"Tidak, aku hanya berdoa. Semoga ayah baik-baik saja."

Jawaban Dinda di balas anggukan Isma, selain menenangkan sang ibu. Mereka juga saling bekerjasama untuk berjaga selagi ayahnya berada di ruang UGD.

Perihal tentang sakitnya Pak Mardi, sudah menyebar di desa. Termasuk penolakan pernikahan yang sempat terdengar warga juga. Namun semua itu di bantah setelah kepulangan mereka dari rumah sakit, masih dalam pemulihan. Keluarga Dinda tetap mengadakan acara pernikahan tanpa kendala apalagi penolakan dari Dinda.

Duduk di depan cermin meja rias, Dinda mengenakan baju pengantin. Dinda melihat dirinya dengan hiasan pengantin, dia tidak pernah menyangka jika sebuah pernikahan yang sifatnya sakral ternyata akan terjadi dan tidak ada kesan membuatnya bahagia sedikitpun. Bahkan bermimpi tentang menikahpun tidak pernah terlintas dari benaknya.

Saat tahu sebuah pintu terbuka, Dinda menoleh melihat ke arah seseorang yang menghampirinya lalu bertanya. "Kenapa Kak?"

Isma tersenyum melihat Dinda tampak cantik dengan pakaian pengantinnya sembari menggeleng menanggapi pertanyaan sang adik.

Dia duduk tepat di samping Dinda hendak bicara. "Aku pikir pernikahan itu kebahagiaan penuh senyuman, kenapa kamu malah lebih banyak diam?"

"Aku tidak diam, hanya sedang ...."

"Gugup?" sela Isma tersenyum.

"Hah, tidak. Aku hanya ...."

"Jika tidak mau, mumpung masih sempat Dinda," tambah Isma lagi-lagi tidak menunggu Dinda bicara.

Dinda menghela nafas berat, dia menoleh ke arah gadis cantik di hadapannya tersenyum lembut lalu berkata. "Dinda hanya tidak menyangka saja, hal sakral terjadi begitu cepat. Bahkan memikirkannya saja tidak sempat."

"Dinda, kamu tau siapa yang akan menikahimu?" tanya Isma.

"Aroy putra pak Wahyu kan?" jawab Dinda.

"Bukan, Aroy kabur menolak perjodohan. Dan sekarang yang mengambil alih Rangga anak tiri Pak Wahyu. Mereka tidak mau merasa malu ketika semua undangan sudah di sebar," penjelasan Isma membuat Dinda bertanya-tanya, Isma tampak sedih menceritakannya.

"Apa Kakak mencintainya?"

Isma terkejut mendengar pertanyaan Dinda. "Hah, aku ...."

"Kenapa tidak bilang! Kemarilah, buat Kak Isma secantik mungkin. Kemampuan kalian di pertaruhkan sekarang."

Isma tidak tahu jika Dinda tampak bersemangat dari sebelumnya, 2 wanita yang sedang merias Isma tampak profesional merias gadis itu.

"Dinda, kamu tidak salah ini?" tanya Isma gugup.

"Dinda yakin ini yang terbaik, Kak."

Sementara Isma sedang dalam persiapan, Dinda melihat ke arah jendela kamar. Sudah ada begitu banyak tamu undangan yang hadir, tapi rombongan mempelai pri masih belum sampai juga.

"Kenapa aku malah kepikiran pria bodoh itu?" gumam Dinda. Suasana hatinya beribah begitu cepat, dia tahu ada hubungan lain antara Isma dengan Rangga dari dulu.

Saat mendengar Isma menceritakan kebenarannya, dia menjadi semakin bersemangat, termasuk saat melihat riasan kakaknya yang sangat cantik sekarang.

"Kakak sangat cantik," puji Dinda.

"Tapi ini apa?" Isma takut melakukan kesalahan menuruti Dinda.

"Ini kebahagiaan, Kak!" seru Dinda bersemangat.

Meski Isma tidak mengerti apa yang di maksud Dinda, tapi saat dia melihat dirinya di depan cermin. Rasa bahagianya tidak bisa dia tutupi, cantik adalah satu kata yang akan dia dapat jika orang-orang melihat dirinya di rias pengantin saat ini.

Dinda tersenyum melihat Isma senang dengan riasannya. Sebuah ketukan di balik pintu membuat semuanya menoleh termasuk Isma, dia takut jika ibunya melihat dirinya seperti itu.

"Din ...."

"Kakak tunggu disini," tegas Dinda.

Isma hanya mengangguk, mempercayakan semuanya pada Dinda. Gadis itu cerdas, Isma yakin adiknya bisa melakukan apapun yang terbaik untuk mereka.

"Sayang, kamu cantik sekali!" seru Ibu Dinda melihat putrinya mengenakan pakaian pengantin.

"Apa mereka sudah datang, Bu?" tanya Dinda melihat keluar pintu.

"Ya, rombongan pengantin sudah datang. Ibu mau membawamu kesana!" jawab Ibunya bersemangat.

Sempat menutup pintu, Dinda kini di tuntun Ibu Rahayu yang berjalan perlahan dengan iringan para pengantar. Namun, Dinda mengerutka dahinya saat melihat rombongan tamu yang begitu banyak di setiap kursi. Dia juga melihat mempelai pria beserta orang tuanya tampak tersenyum melihat ke arah Dinda.

"Kau tidak rugi menikah dengannya!" bisik Pak Wahyu menekan Rangga.

Pria berpakaian stelan pengantin itu hanya diam tanpa menanggapi ucapan pamanmya. Rangga tahu, Dinda adalah gadis yang cantik. Tapi dia tidak bisa membohongi hatinya yang sudah menyukai gadis lain.

Saat Dinda berjalan perlahan hendak di persilahkan duduk di kursi pengantin, gadis itu terdiam. Dia menatap tajam ke arah Rangga yang tertegun di buatnya.

"Seingatku, dia bukan Aroy?" ucap Dinda tampak lantang mengejutkan semua orang termasuk ibunya.

"Maksudmu?" balas Pak Wahyu.

"Saya kenal benar Roy, dia tidak setinggi ini," tambah Dinda.

Seketika wajah Pak Wahyu bersemu merah menahan malu, lalu menegaskan. "Anakku Roy selama ini di luar negeri. Dia belum bertegur sapa dengan siapapun," jelasnya ragu-ragu.

"Aku ingat dia anak lelaki yang suka usil pada gadis-gadis di desa ini. Hal tidak mungkin aku lupa, lagipula ... Pak Wahyu hanya mau pernikahan tetap terjadikan?"

Ucapan Dinda membuat gaduh para tamu malah mengejutkan kedua orang tua yang ada di hadapannya.

"Maksudmu?" wajah Pak Wahyu menahan malu.

"Daripada resiko menanggung malu bertambah nanti karena Anda menipu keluarga kami. Mending Anda mengakuinya, dia siapa?" tatap Dinda.

"Kau ...."

"Apa itu Pak Wahyu?" tatap Pak Mardi.

"Ini hanya salah paham Pak," Pak Wahyu mencoba menjelaskan.

"Padahal jika anak Anda menolak perhodohan, kita bisa bicarakan lagi," ucap Pak Mardi.

"Kami sudah berusaha, tapi tidak enak dengan Anda," jelas wanita di samping Pak Wahyu.

"Bagaimana ini Pak, apa pernikahannya di batalkan?" tanya pria yang berstatus sebagai perantara nikah.

"Tidak Pak, pernikahan ini tetap lanjut," jawab Dinda.

Ucapan Dinda malah semakin membuat semua orang terkejut.

"Nak ...."

"Jika kita tidak bisa menjodohkan yang tidak mau, kenapa tidak menikahkan yang sudah pasti saja?" Dinda tersenyum, dia mengangkat setengah gaunnya untuk mempermudah dia berjalan.

Selain semua orang, ada Rangga juga ikut terkejut mendengar ucapan Dinda. Dia lebih tidak percaya saat gadis itu menuntun seorang gadis yang mengenakan gaun pengantin yang sama berjalan menghampiri mereka.

"Isma?"

Bu Rahayu dan suaminya terkejut mendapati kenyataan Isma sudah di rias secantik itu.

"Bukankah pernikahan itu sakral, kenapa tidak kita restui saja cinta mereka?" mendengar ucapan Dinda Plak Mardi tersenyum melihat putrinya yang sudah bisa membedakan mana yang baik untuk dilakukan, dia berjalan merengkuh putri kesayangannya.

"Kamu memang sudah tidak membuat Bapak khawatir," ucapnya mengecup kening putrinya.

Kali ini, akad pernikahan tampak berjalan dengan baik setelah kesepakatan bersama. Apalagi tampak Isma dan Rangga menunjukan saling ketertarikan mereka tanpa menutupinya.

"Ibu lupa jika seharusnya yang lebih tua dulu baru si kecil," ucap Ibu Rahayu memberi restu Isma dan Rangga.

"Bapak bahkan jauh lebih bahagia saat kalian menikah dengan pasangan pilihan sendiri," ucap Pak Mardi.

Senyum haru dan kebahagiaan tampak meriah saat pernikahan berjalan dengan baik. Dinda tersenyum lega dapat menyelesaikan masalah perjodohan. Namun tatapan ayah dan ibunya tertuju pada Dinda yang menyadari jika hal yang tidak mungkin kedua orang tuanya membiarkan dia begitu saja.

"Kami masih perlu penjelasanmu."

Dinda hanya mengangguk kaku mendengarnya, dia salah tentang masalah yang sudah dia lalui ternyata belum bisa menyelamatkannya.

Terpopuler

Comments

Anni 21

Anni 21

othor lama amin up nya😊

2023-02-16

1

nesaric

nesaric

cemungut othor tercintaaaaa

2023-02-16

1

nesaric

nesaric

ini si dinda berani bet dah. untung si isma emg udah ngeship duluan ama si rangga

2023-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!