Buku Nikah

Dinda hanya terdiam, dia terlihat sangat tidak bersemangat untuk menjawab ucapan Dimas, pria itu hanya bisa menghela nafas halus dan tidak bisa merubah semuanya lagi seperti semula. Keputusannya memang selalu mendadak, bahkan hanya wanita yang ada di hadapannya yang tiba-tiba dia ajak untuk menikah.

Apalagi tujuan Dimas kali ini adalah untuk mewujudkan mimpinya dan mendirikan sebuah galeri lukisan, yang tujuan banyak kali ini ketidak setujuan keluarganya, membuat Dimas diam-diam berencana untuk membuka sebuah usaha galeri, di mana menunjukkan sebuah bakat tersembunyi yang dia miliki.

Dimas juga akan menyelenggarakan pameran terbuka untuk semua seniman. Namun semua itu tidak akan terjadi jika keluarganya benar-benar menikahkannya di usia mudanya. Maka dari itu Dimas harus mempunyai pernikahannya sendiri dan tetap menjalankan mimpinya hingga terwujud. Tapi, dia tidak pernah menyangka jika seorang gadis yang ditunjuk dengan sangat tepat juga memiliki masalah yang sama.

Dimas tidak bisa membantunya sama sekali, tapi jika Dinda bersedia untuk dirinya ikut serta menghadiri pertemuan keluarganya tentunya akan sangat jauh lebih baik ketika dia bisa membantu Dinda.

Setelah sampai dan kembali ke sekolah Dinda berjalan dan terdiam, dia berbalik ke arah Dimas dengan tatapan tajamnya.

"Ada apa?" tanya Dimas.

"Kenapa kamu begitu sangat lantang ya berbicara kepada kepala sekolah?" tanya Dinda.

"Memangnya, apa masalahnya jika aku berbicara kepadanya?" balas Dimas.

"Tapi, kenapa tidak terjadi sesuatu kepadamu, ketika kamu mengatakan idiot kepada kepala sekolah dan dia malah terdiam dan bahkan tidak melakukan hal apapun yang jauh lebih mengerikan, dari apa yang sering didapatkan oleh murid-murid sekolah?" tatap Dinda.

"Memangnya, apa yang bisa dilakukan oleh paman ku jika aku mengejek nya seperti itu?" balas Dimas.

"Tapi setidaknya dia ... apa katamu! Dia pamanmu? Kamu menipuku Dimas?" teriak Dinda, dia tampak sangat kesal ketika mendapati Dimas yang menipunya bahkan dengan leluasa dia dapat berbicara kepada pamannya itu.

"Kau tidak bertanya kepada aku ataupun tidak memberikan persyaratan yang jauh lebih buruk dari itu. Tentu saja itu sangat mudah bagiku memang apakah ada masalah denganmu?" jelas Dimas.

"Sudahlah, kamu memang menyebalkan sudah menipu ku. Bahkan keuntungan ada didalam dirimu semua!" cetus Dinda berbalik dan pergi meninggalkan Dimas yang tersenyum tipis melihat kekesalan Dinda berjalan pergi memasuki sekolah.

"Kita mau kemana lagi, Tuan?" tanya supir pribadi Dimas.

"Sebaiknya kita kembali saja! Hari ini aku sangat lelah dan butuh tidur sangat nyenyak!" seru Dimas.

Dia menoleh ke arah gerbang pintu sekolah di mana Dinda pergi memasuki sekolah lagi meski acara kelulusan sudah selesai namun Dinda masih memiliki barang-barang yang ada di asrama dan hari ini akan dibawa pulang kembali ke rumah kedua orang tuanya di Bandung.

Dinda keluar dari sekolah nya untuk terakhir kalinya, dia menginjakkan kaki di sekolah favoritnya itu. Meski Dinda sama sekali tidak memiliki teman yang akrab namun dia menyukai sekolah di sana. Tidak ada hal yang mempersulitnya ketika dia memiliki pendirian yang begitu tegas selama di sekolah. Namun selama itu juga tidak sama sekali tidak pernah mempersulit dirinya untuk memiliki seorang teman ataupun sahabat selama dia berada di sekolah elit itu berjalan keluar dari gerbang sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya, mengangkat sebelah alisnya Dinda lagi-lagi melihat Dimas memasang raut wajah datarnya melihat ke arahnya.

"Kau, mau aku antarkan pulang atau hanya mau menunggu lagi angkutan umum?" tanya Dimas.

"Tidak perlu, aku tidak perlu diantar oleh mu. Lagi pula, aku akan pergi ke Bandung langsung dan tidak akan kembali lagi. Selama kamu jadi suamiku kira-kira apa yang akan dilakukan oleh mu jika aku berada di Bandung buku pernikahan itu sepertinya hanya berguna untuk keluargamu saja tidak denganku!" tolak Dinda.

"Jika kamu menginginkan aku pergi ke Bandung dan berbicara kepada kedua orang tuamu aku bersedia dan aku akan bertanggung jawab untuk semua yang aku lakukan tadi, dan ya sepertinya aku juga membutuhkanmu suatu saat nanti, jika kamu bersedia aku akan menghubungimu lewat Ponsel ini. Peganglah ponsel ini dengan baik-baik, suatu saat nanti aku akan menghubungimu!"

Dimas memberikan sebuah bingkisan berisikan ponsel kepada Dinda.

Dinda membuang nafas dengan malas dia tampak meremehkan ucapan Dimas. "Dimas yang sangat bodoh! Aku ini punya ponsel sendiri, memangnya harus aku diberikan ponsel mu?" tanya Dinda dengan malas.

"Kau punya ponsel? Kalau kau tidak butuh buang saja!" balas Dimas.

"Sebaiknya aku jual saja, lumayan kan uangnya buat uang jajanku," ucap Dinda.

"Kau kekurangan uang? Butuh berapa, biar aku kirim padamu?" tanya Dimas dengan wajah datarnya.

Dinda memukul kepala Dimas dengan pelan, membuat pria itu mengaduh.

"Kau ...."

"Masih mengandalkan orang tua, sudah berlaga ngasih uang padaku! Hidup yang benar, jadi pria sukses baru limpahkan uang padaku! Dimas bodoh," tatap Dinda.

Dimas menggosok kepalanya yang tak sakit dan melihat Dinda yang menggerutu menatapnya tajam.

"Aku ...."

"Sudah! Mobilku sudah datang, aku pergi dulu. Kau simpan buku nikah bagianmu, aku bagianku. Lihat nanti saja kalo aku bisa, berarti kau tetap suamiku. Tapi jika tidak, aku akan tetap menikah dengan orang lain," sela Dinda pergi menghampiri mobil yang menjemputnya setelah memberikan buku pernikahan yang di pegang pria.

Dimas mengerutkan dahinya, mendengar penuturan Dinda."Kau tidak mau mempertahankanku? Jika benar menikah dengan pria lain?" tatap Dimas.

"Memang kenapa? Sudah tidak bisa berbuat apapun Dimas, kalau kedua orang tuaku sudah menentukan. Sudah, dah ... Dimas bodoh!" seru Dinda berjalan pergi tanpa menghiraukan Dimas yang kesal.

Dimas hanya bisa terdiam, dalam kesal ketika mendengar penuturan Dinda yang membiarkan dirinya begitu saja. Dinda pergi tanpa mencoba untuk mempertahankan dia yang sudah menjadi suaminya.

"Dasar wanita kejam, mana ada seorang istri membiarkan suaminya begitu saya!" gerutu Dimas.

Pertemuan antara Dimas dan Dinda memang bukanlah hal biasa, semenjak di sekolah mereka sering bertemu namun tidak pernah bersitatap ataupun berbicara seperti hal layaknya orang-orang. Dimas sering melihat Dinda memasuki Cafe itu, jika bukan untuk belajar Dinda selalu bermain game di sana sembari menikmati sore hari.

Dimas juga ering pergi memasuki kafe itu bersama dengan teman-temannya bercanda gurau makan minum kopi bahkan sampai bergaduh kisruh ketika Dimas menolak beberapa gadis cantik yang mengajaknya, untuk menjadi kekasihnya. Namun pertahanan Dimas yang selalu mengutamakan tentang kehidupan dirinya, tanpa mempersulit kehidupannya dengan seorang wanita.

Selama ini dia memilih untuk menjadi seorang diri tanpa memiliki kekasih, namun Dimas tidak menyangka jika kedua orang tuanya pagi itu, sebelum Dimas berangkat ke sekolah dia mendengar obrolan dari kedua orang tuanya yang mengatakan bahwa pernikahannya akan diselenggarakan selama 2 minggu kedepan.

Namun persyaratan Perjodohan itu tidak terlalu kuat, jika Dimas sudah memiliki seorang kekasih yang sudah matang akan dijadikan istri olehnya. Maka dari itu, dengan rasa kalut dan prustasinya Dimas berjalan-jalan dan menghindari acara kelulusan pergi begitu saja memasuki sebuah kafe dan melihat Dinda seperti biasa duduk di kursi paling ujung tempat favoritnya.

Awalnya Dimas tidak berniat untuk menjadikan Dinda sebagai batu loncatan tentang masalahnya, namun Dimas tidak memungkiri apa yang dia ucapkan yang malah mengajak Dinda untuk menikah dengannya. Bahkan di hari itu juga surat pernikahan mereka sudah ada di tangan keduanya.

Sebuah takdir kehidupan mereka mulai tepat di sebuah kafe di acara kelulusan mereka berdua. Namun hanya mengandalkan waktu, Dimas dan Dinda kini berada di dalam mobil masing-masing kembali ke rumah mereka dengan suasana hati yang antara lega dan tidak lega dan tidak mengetahui apakah itu solusi yang jauh lebih baik, ketika mereka benar-benar sudah menikah dan bahkan memiliki bukti yang kuat tentang pernikahan mereka.

Terpopuler

Comments

nesaric

nesaric

suka suka suka bangetttttt cemingut author kesayangan akoh

2023-02-09

0

Anni 21

Anni 21

othor jgn pindah2 atu jdi baru melanglang lg ni aku ke lapak othor,

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!