Duduk di kursi sekolah, Dimas teringat masa saat dia sama sekali tidak pernah memperhatikan jika ada seorang gadis seperti Dinda di kelasnya. Apalagi dengan prestasi Dinda,
"Dimas, kau di panggil kepala sekolah!" seru temannya bernama Jhon.
"Hmm," angguk Dimas.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan sampai di panggil kepala sekolah, Bro? Ini hari kelulusan dan kamu malah menetap di kelas. Jangan bilang kamu masih betah disini?" tanya Jhonatan.
"Apa mau kembali ke keluargamu membuatmu bodoh?" balas Dimas.
"His, yang aku tahu kamu yang paling pintar di kelas!" seru Jhon.
"Pergilah, aku akan menghubungimu jika sudah kembali!" mereka saling berpelukan dan berjabat tangan persahabatan. Perpisahan dan akhir kebersamaan mereka di sekolah SMA kali ini dengan kelulusan yang berjalan dengan baik mengharuskan mereka berpisah dan kembali ke kota kelahiran masing-masing.
"Kamu tahu cara membuka pintukan, Dimas Angga Dinata!" seru Kepala Sekolah membuat Dimas membuka pintu perlahan.
Dimas masuk tanpa mengetuk pintu, cara dia berjalan ala model k-pop berjalan penuh pesona, akan membuat wanita terpukau melihatnya. Tapi tidak dengan kepala sekolah selaku paman Dimas. Tatapan tajamnya sama sekali tidak di hiraukan Dimas.
"Kamu tahu kenapa aku memanggilmu?"
"Karena paman merindukanku, atau Paman mau minta fhotoku untuk putri tercintamu di Luar Negeri kan," balas Dimas penuh percaya diri.
"Cih, Dimas Dinata ... Kamu berani mengatakan aku idiot di sekolah. Lebih parah lagi di depan orang lain!" teriak Kepala Sekolah.
"Aku hanya bercanda, Paman. Tapi aku akan membagi hasil jika semua berjalan dengan baik."
"Rencana apa?" tampak penasaran.
Dimas tersenyum seringai, dia tahu cara mengalihkan pembicaraan dengan pamannya.
"Aku akan buatkan paman cafe yang di mimpikan anakmu itu suatu hari nanti. Dan kamu hanya perlu menikmatinya."
"Owh, ide bagus itu. Apa kamu mencoba menipuku lagi?!" teriak Kepala Sekolah.
"Hahaha, Paman. Ini soal masa depan, kau tahu aku akan mempertimbangan segala hal yang terjadi," tawa Dimas.
"Sudah jangan banyak bicara, apa rencanamu tentang perjodohan. Sekolah saja baru lulus sudah menjenjang pernikahan, aku heran dengan keluargamu itu?" tanya Darno selaku paman Dimas sebagai kepala sekolah.
"Untuk itu aku akan mengabulkan mimpi anakmu, Paman."
"Maksudmu kamu setuju dan benar akan menikah lalu punya anak?" tanya Darno.
"Bukan itu, aku akan pulang." Dimas berdiri dari duduknya berjalan hendak keluar dari ruang kepala sekolah.
"Anak ini, di tanya selalu saja mengalihkan dan pergi," gerutu Darno.
Pria muda berusia mau menginjak 19 tahun berjalan dengan pesona yang bukan hanya dilihat di sisi mata perempuan saja. Tapi para pemuda lain mengagumi dan iri akan paras tampan yang di miliki seorang Dimas. Rambut acak yang di jadikan penampilan cool nya menjadi pesona yang dia miliki menambah ketampanan pria dengan iQ yang tinggi di sekolah. Tinggi badan yang mencapai 180cm lebih tinggi dari kebanyakan teman sekelasnya, dia memiliki hobi bermain basket dan bolos di sekolah. Langkah kakinya selalu di ikuti oleh teman-temannya hingga kelulusan tiba, kekacauan dalam rencana masa depannya menimpa Dimas dan membuatnya harus bersepakat dengan seorang gadis yang tak pernah dia duga.
Duduk di kursi belakang, Dimas bersandar sembari menghela nafasnya dengan berat. Dia tidak tahu hal baik atau bukan dengan apa yang dia lakukan.
"Tuan?" Sopir di balik kemudi khawatir akan tuan mudanya.
"Apa ada kabar dari rumah?" tanya Dimas.
"Nyonya dan tuan akan mengadakan pertemuan keluarga lusa, Tuan," jelas Sopir.
"Hmmm."
Dimas tahu, meski akan sangat sulit melawan peraturan keluarganya. Tapi mereka tidak akan bisa memungkiri bukti yang sudah dia miliki tentang pernikahannya. Meski dia belum tahu jelas bagaimana Adinda disana, setidaknya sudah punya alasan sendiri untuk menolak perjodohan keluarga dengan adanya buku nikah di tangannya yang akurat.
Saat mobil memasuki halaman rumah, Dimas mengerutkan dahinya melihat ke halaman rumah. Ada begitu banyak orang disana, terutama keluarga utamanya. Ada beberapa tamu yang juga asing bagi Dimas.
"Nah, akhirnya pulang juga kamu Mas! Kemarilah, Mami kenalkan dengan keluarga Wardana dan juga putrinya," sambut ibu Mona memasang wajah ramah lembut menarik Dimas.
Mereka yang tampak asing bagi Dimas tersenyum mengangguk ikut menyambut kedatangan Dimas. Ada juga seorang gadis melihat Dimas dari atas ke bawah memperhatikan secara detail pria di hadapannya. Seingatnya, masih ada beberapa hari untuk pertemuan, tapi ternyata di majukan tanpa dia tahu. Dimas menatap tajam pada sopir yang berbicara tidak sesuai yang dia katakan.
"Putri," gadis itu berdiri mengulurkan tangan menyapa Dimas.
"Dimas," balas Dimas.
"Karena sudah saling kenal, mari kita tentukan perjodohan ini," ucap Mona terdengar bersemangat.
Dimas semakin tidak percaya keluarganya bahkan tidak bertanya terlebih dahulu pendapatnya.
"Putra kami memang yang terbaik, dia memiliki talenta yang bagus si sekolah. Tahun ini akan melanjutkan kuliahnya, tapi tidak masalah dengan hanya sebuah pernikahan," tambah Mona.
"Ya, sepertinya putri kami juga tidak keberatan," balas Tuan Wardana melihat anaknya tidak protes.
"Tapi aku keberatan," tukas Dimas mengejutkan semua orang.
Semua orang terkejut terutama ibu Mona, bukan hanya itu saja. Dia juga merasa malu pada tamu di hadapannya saat mendengar penolakan Dimas.
"Apa maksudmu Dimas?" tanya Mona.
"Disini juga tidak mendengarkan protesmu," tambah Tuan Dirga.
"Tapi aku sudah menikah," tambah Dimas tegas.
"Apa?" semua orang bertanya mendengar pernyataan Dimas.
Dimas sudah pergi meninggalkan sekumpulan 2 keluarga orang tuanya dan juga keluarga Wardana. Dia hanya memberikan buku nikah miliknya, Dimas juga tidak ingin berlarut ikut campur masalah orang tuanya dengan keluarga Wardana.
Rasa malu dan canggung di rasakan oleh orang tua Dimas, mereka berulang kalo meminta maaf pada tamunya. Kini ada tuan Dirga dan istrinya duduk si ruang tamu melihat buku pernikahan di atas meja.
"Kenapa aku merasa menegangkan?" bisik seorang pelayan pada sopir pribadi Dimas.
"Tuan muda sedang memperjuangkan haknya," balas pria itu.
"Apa perjodohan tadi lancar?" tanya pelayan lagi.
"Ini hasil dari perjuangan Tuan Muda," balasnya.
"Semoga tidak ada hal buruk terjadi," ucap pelayan di balas anggukan.
"Panggil Dimas kemari!" tegas Dirga di balas anggukan pelayan.
Ketukan di balik pintu membuat Dimas menghela nafas, dia tahu ayahnya akan memanggil dia untuk menjelaskan ucapannya. Dia bergegas keluar menghampiri orang tua yang sudah menunggunya di ruang tamu. Atmosfer ruang tamu tampak terasa suhu rendah di perhatikan mata tajam dari semua orang terutama orang tua Dimas.
"Kau mau di tempatkan di pemakaman mana? Biar pria bawahan kepercayaannmu mengaturnya?" tatap Tuan Dirga.
Semua yang mendengar ucapan tuan Dirga tampak terdiam penuh ketegangan. Tapi Sean masih terlihat tenang mendengar ucapan sang ayah.
"Ayah tahu, dia juara terbaik di sekolah, dia cantik meski sedikit keras kepala," ucap Dimas.
"Bagaimana caramu mendapatkan buku itu?" tanya Nyonya Mona di balas anggukan yang lain terkecuali suaminya.
"Bukankah itu lebih baik?" balas Dimas.
"Bukan baiknya Dimas! Tapi Kau mempermalukan aku pada keluarga tuan Wardana!" teriak Tuan Dirga.
"Itu karena Ayah selalu melakukan semua hal atas kehendak Ayah, Dimas hanya mau menunjukan kalo aku juga bisa membawa gadis pilihanki," jelas Dimas.
"Kau memaksanyakan?" tanya Dirga.
"Tapi bukan aku yang terpaksa atas perjodohan Ayah," tidak ada sirat takut dari Dimas berbicara pada ayahnya.
"Dia mirip denganmu," tambah Mona tersenyum.
"Cari tahu gadis itu, lusa kita temui keluarganya."
Penegasan Tuan Dirga mengakhiri perdebatan antara mereka, bukannya merasa kesal tapi Dirga juga penasaran gadis mana yang tiba-tiba mau mengikuti permainan putranya yang masih kekanakan seperti dugaannya.
Selain tuan Dirga, ibu Dimas dan yang lainnya malah mendukung keputusan Dimas juga mengapresiasi Dimas yang mengambil keputusan di usia mudanya.
"Kau akan menyesal dengan pilihanmu," ucap Tuan Dirga berdiri dan berjalan pergi meninggalkan ruang tamu setelah menatap Dimas.
Seketika semua orang merasa lega setelah tuan rumah pergi ke ruang kerjanya begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
nesaric
lanjut thorrr seruuuu
2023-02-09
0