#Kampus#
Di kampus, Berlian sedang di goda habis—habisan sama sohib bar—bar nya itu. Berlian sudah menceritakan semua nya sama mereka. Waktu ia datang ke kampus tadi, dua curuknya itu sudah menunggu nya di taman kampus dengan tampang yang menyebalkan. Bagaimana tidak menyebalkan coba, belum Berlian duduk sudah di seret dengan segudang pertanyaan dari mulut cerewet mereka.
" jadi sekarang Lo udah mantapin hati Lo buat tu cowok Ber?;" tanya Shinta,
"entahlah Shin, aku juga gak tau"; sahut Berlian lesu,
"yaelah, calon nyonya muda Maxime. Gak usah ambil pusing jalani aja dulu"; enak banget kan Angel ngomong doang,
" jalani pala Lo, Lo pikir gue mau naik kereta api?;" kesal Berlian,
"anggap saja begitu"; sahut Angel dengan santai nya,
" eh ngomong—ngomong, gue patah hati lho Ber"; ujar Angel sok ngedramatis,
"kenapa Lo patah hati"; tanya Shinta bingung,
"tu pangeran khayangan gue mau nikah sama Berlian";
Pluk
Sebuah kaleng bekas minum Shinta mendarat bebas di kepala tengil Angel. Bisa—bisa nya dia ngomong kalau pernikahan Berlian bikin dia patah hati. Sinting emang tu anak.
"auu, sakit Shin. kenapa sih Lo main nabok kepala gue aja"; Angel mengaduh kesakitan, padahal itu kaleng jatuh nya hanya sejengkal dari kepalanya.
"mangkanya kalo ngomong di pakek tuh otak,"; Angel hanya cengengesan menanggapi ucapan Shinta,
"Lo suka sama dia?;" tanya Berlian tiba-tiba,
Angel dan Shinta melongo mendengar pertanyaan yang lolos dari mulut Berlian.
"hah, kagak Ber gue cuma becanda tadi. suer;" sahut Angel kelimpungan,
"tuh anak Lo dengerin, dia kan kalo liat yang bening—bening langsung punya dia"; ujar Shinta,
"iya juga sih. eh btw si Roket kemaren ada tanya sesuatu gak sama kalian?;"
"Rocky maksud Lo?;"
" iya siapa lagi";
Shinta dan Angel mencoba mengingat drama kemarin siang di cafe.
" ada"; jawab Angel dan Shinta barengan,
" tanya apa dia?;"
"dia nanya siapa laki-laki itu";
"terus?;"
"ya gue jawab aja kalau laki-laki tampan itu calon suami Lo";
" biar dia gak ganggu Lo lagi"; imbuh Shinta,
"emm";
Setelah puas ngobrol, mereka pun memutuskan untuk masuk ke dalam kelas karena sebentar lagi jam kuliah mereka di mulai.
***
#Bandara#
Setelah makan siang, Bryan dan Sean datang ke bandara untuk menjemput nyonya dan tuan Maxime yang baru mendarat dari Cairo.
" ini Bryan niat jemput kita gak sih Bi?;" tanya seorang wanita yang masih terlihat cantik dan anggun di usia nya yang sudah kepala empat.
"sabar dong mom, sebentar lagi juga sampai tuh anak"; jawab Abi Tama sambil melirik jam mewah di tangan nya,
Ya, mereka adalah orang tua Bryan yang baru saja mendarat di tanah air setelah dua puluh tahun meninggal kan nya.
"awas aja, bakal mommy jewer itu telinga nya"; kata Mommy Zoya yang sudah tidak sabaran,
Abi Tama hanya menggeleng kepala melihat kelakuan istrinya.
Dan yang sedang mereka tunggu pun datang bersama sahabat sekaligus asisten nya. Bryan datang dengan setelan kantor nya, membuat ketampanan dan wibawa nya semakin terpancar. Para gadis yang melihat kedatangan Bryan hampir mati jantungan di buatnya.
"ya ampun pangeran turun ke bumi, tampan banget"; puji salah satu gadis yang sedang duduk di kursi tunggu dalam bandara,
"calon suami gue itu"; jawab gadis lainnya sok ke cakepan,
"mimpi, sadar diri napa"; cibir gadis di sampingnya,
"bodo amat";
Bryan tak menghiraukan ocehan para cabe—cabean itu, sudah terbiasa bagi nya jika mendengar hal yang demikian. Ia terus berjalan menuju dimana sang Mommy dan Abi sedang menunggu nya.
"Assalamualaikum Mom, Abi"; salam nya setelah sampai pada orang tuanya,
"wa'alaikum salam"; Abi Tama langsung memeluk putra nya itu,
Berbanding terbalik dengan Mommy Zoya, ia malah mengomel pada putra nya,
"ingat datang juga kamu"; ujar Mommy Zoya sambil berkacak pinggang,
"sorry Mom, tadi aku meeting dulu"; jawab Bryan,
"bohong Tante, tadi dia ketemu sama calon bini nya dulu"; dusta Sean,
"oiya, oh tidak masalah sayang. kalau ketemu calon mantu Mommy dulu gak apa-apa kalo telat sedikit"; ujar Mommy Zoya antusias,
"enggak Mom, aku gak ketemu sama dia"; jelas Bryan sambil melirik tajam Sean yang sedang tertawa mengejek nya.
"ah gak usah malu sayang, ngaku aja. Mommy sama Abi dulu juga pernah muda. ya Abi"; Abi Tama hanya geleng-geleng kepala melihat istrinya,
"ya sudah ayo kita pulang, obrolan nya kita lanjut lagi nanti"; finish Abi Tama yang di langsung di setujui sama yang lainnya.
Sesampainya mereka di Mansion keluarga Maxime, Granny Gayatri langsung heboh atas kepulangan anak dan menantunya. Grandy Maxime yang melihat istrinya berjingkrak—jingkrak seperti bocah pun melongo tidak percaya.
Para art dan bodyguard pun sudah tuan besar Maxime baris kan dengan rapi. Demi menyambut kepulangan anak dan menantunya.
"Ma, udah jangan kayak bocah gitu. Jatuh baru tau"; tegur grandy Maxime pada istrinya,
"ih apaan sih pa, mama lagi seneng tau. udah dua puluh tahun lho kita di tinggal sama mereka. emangnya papa gak seneng ya"; sahut Granny Gayatri penuh selidik,
"ya seneng lah Ma, tapi gak kek gitu juga kan";
"au ah terserah papa";
Saat melihat tuan dan nyonya mereka berjalan menuju pintu utama mansion, para art dan bodyguard itu pun menunduk tanda hormat mereka kepada sang majikan yang baru mendarat dari Cairo.
"Assalamualaikum"; Abi Tama mengucap salam pada pada kedua orangtuanya,
"wa'alaikum salam, putra ku"; Granny Gayatri langsung berhambur ke pelukan putra pertamanya yang sudah lama meninggal kannya,
"Mama, apa kabar ma"; tanya Abi Tama yang masih memeluk Granny Gayatri,
"Mama baik sayang, tapi hampir mati"; sahut Granny Gayatri seperti biasa,
Abi Tama dan yang lainnya terkekeh mendengar ucapan Granny Gayatri.
"kok bisa, kenapa ma"; Abi melepas pelukannya pada Granny Gayatri karena meresa bingung atas ucapannya barusan,
"ya karena di tinggal kamu lah, mama pikir kalian udah gak ingat lagi sama wanita tua ini"; tuturnya mengeluarkan jurus andalannya,
"mana mungkin aku melupakan surga ku ma,"; Granny Gayatri kembali menitikkan air matanya,
"Mama gak kangen sama Zoya"; tanya mama Zoya yang dari tadi dianggurin sama Mama mertuanya,
"Oh ya ampun menantu ku, kenapa kau baru sampai?;" Granny Gayatri beralih memeluk menantu pertama nya,
Yang benar saja nyonya, menantu mu sudah sampai dari tadi. Kau saja yang tidak melihat keberadaan nya.
" Iya ma, aku baru sampai di mata Mama"; sahut Mama Zoya,
"apa kabar kamu sayang?;"
"Zoya baik Ma, Alhamdulillah";
"Ya ya kalian memang tidak pernah merindu kan laki—laki tua ini"; kini beralih Grandy Maxime yang mengeluarkan suara bass nya,
" Udah tau tua mana mungkin mereka kangen"; sahut Granny Gayatri sewot,
"Papa, apa kabar pa?;" Abi Tama memeluk Grandy Maxime,
"Papa baik nak";
"Papa sehat?;" Mama Zoya mencium takzim tangan papa mertua nya,
"Alhamdulillah papa sehat nak";
"Kita disini kenapa kayak keong racun ya Bry?; Sean dan Bryan yang dari hanya tadi menjadi penonton drama pertemuan keluarga Maxime.
"Lo aja yang beracun"; sahut Bryan ketus, ia masih kesal sama Sean
" Lo kenapa, pms?;" Tanya Sean dengan wajah cengo nya,
"pms pala Lo"; Bryan langsung berjalan meninggalkan si curut Sean,
"Eh anak macan ternyata sudah pulang"; ujar Granny Gayatri,
"belum, masih di jalan"; sahut Bryan, bisa—bisanya Granny nya itu tidak melihat keberadaan nya,
"jalan kemana lagi kamu Bry, kita baru sampai lho?;" tanya mama Zoya tidak jelas,
"Pelaminan"; Bukan Bryan yang menjawab, tapi si curut Sean
Para art dan bodyguard yang masih berdiri sana terkekeh melihat drama keluarga Maxime. Nanti di mansion itu pasti akan rame karena suara Granny Gayatri dan Mama Zoya.
💞to be continue 💞
Hy para reader's gimana puasa nya hari ini, pasti lancar dong ya🥰😉
Jangan lupa tinggalkan jejak ya sayang ku 🥰🥰 like and coment aja kok, author gak minta yang lain♥️
Happy reading gess 🥰🥰🥰🥰♥️♥️♥️♥️😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments