#Mansion Maxime#
TING TONG
Ceklek ; suara pintu terbuka dari dalam.
"Assalamualaikum, Bi";
" Wa'alaikum salam,"; seseorang membuka pintu dari dalam tanpa melihat siapa yang di depan mata nya.
"Den Bryan;" kaget Bi Sumi. Pembantu paling dekat dengan Bryan, karena dulu Bi Sumi yang mengasuh Bryan saat kecil.
"iya, ini aku Bi"; jawab Bryan.
Ya, yang beri salam tadi adalah Bryan. la yang sudah lama meninggal kan mansion tentu sangat di rindukan oleh penghuni lainnya. Apalagi Bi Sumi, pembantu yang di anggap ibu asuh oleh Bryan. Karena sejak kecil Bryan memang di asuh oleh Bi Sumi dan juga Bi Sumi art paling tua di rumah itu.
" Masyaallah nak, kamu udah besar sekarang dan makin tampan"; kata Bi Sumi terharu,
"Iya Bi, Bryan kecil nya Bibi udah dewasa sekarang"; kata Bryan,
" Nak, Bibi kangen banget sama kamu;" Bi Sumi sudah tak kuasa menahan air mata nya yang mengalir bebas di pipi nya yang mulai keriput,
" Sini Bi, Bry juga kangen Bibi;" ucap Bryan sambil membawa Bi Sumi ke dalam pelukannya,
"Bryan sekarang udah disini, jadi Bibi jangan nangis lagi ya,"; pinta Bryan menenangkan Bi Sumi dalam pelukannya.
Tanpa mereka sadari, seseorang di balik dinding ruang tamu sedang melihat adegan mengharukan. Tanpa ia sadari iapun meneteskan air mata nya yang sudah lama tidak melihat cucu tampan nya.
"Dasar cucu gak ada akhlak"; akhirnya ia keluar dari persembunyian nya karena sudah tidak sabar ingin memeluk cucu nya. Dan langsung menyemprot Bryan.
" Granny"
"nyonya"
Panggil Bryan dan Bi Sumi barengan karena kaget.
"Dasar cucu nakal, bukan wanita tua ini dulu yang kau temui malah si Sumi"; semprot Gayatri lagi, nyonya besar Maxime itu langsung menjewer telinga cucu kesayangan nya.
Ya, yang sembunyi di balik tembok tadi adalah Granny Gayatri nyonya besar Maxime orang tua Abi nya Bryan. Ya Bryan memang memanggil Ayah nya dengan bahasa Arab karena ia juga sudah lumayan lama tinggal di Cairo bersama orang tua nya. Tapi tidak dengan ibu nya ia tetap memanggil nya dengan bahasa Inggris yaitu Mommy.
" Aduuh Granny sakit"; adu Bryan pura—pura sakit. Karena Granny Gayatri tidak mungkin tega membiarkan cucu nya kesakitan.
"salah sendiri, kenapa kamu lebih dulu meluk si Sumi bukan nya Granny, hah"; Marah Granny Gayatri pada Bryan,
" ya maaf Granny, kan yang buka pintu tadi Bi Sumi jadi Bry meluk Bi Sumi dulu"; jawab Bryan jujur,
"Oh gitu"
"iya"; jawab Bryan sambil manggut-manggut,
Sean dan Bi Sumi sudah cekikikan dari tadi melihat drama nenek dan cucu itu. Mereka sudah biasa melihat drama seperti tadi, sama semua anak cucunya Granny Gayatri harus di nomor satukan. Apalagi sama Bryan yang jauh darinya. Sangat di rindukan nya.
"Eh ada nak Sean juga"; ucap Granny yang baru melihat Sean,
" Assalamualaikum Granny"; ucap salam Sean pada Granny Gayatri,
"Wa'alaikum salam"; jawab Granny Gayatri,
"Abi sama Mommy mu gak ikut Bry"; tanya Granny Gayatri pada Bryan,
"gak Granny, Abi sama Mommy mungkin bulan depan baru bisa pulang ke Indonesia"; jawab Bryan,
"Oh begitu,;" jawab Granny Gayatri paham dengan kesibukan anaknya di Cairo.
"terus bagaimana dengan perusahaan mu di Jepang?;" tanya nya lagi,
" Alhamdulillah aman Granny"; jawab Bryan,
" Oiya, Granny jadi lupa, kalian pasti capek kan? Udah sana masuk kamar, istirahat"; titah Granny Gayatri pada Bryan dan Sean.
" iya istirahat lah kalian, Bibi akan buatkan makanan kesukaan kamu Bry;" ucap Bi Sumi ikut menimpali,
"iya terimakasih Granny, Bibi. kalau gitu aku sama Sean masuk kamar dulu;" pamit Bryan sopan,
"IYA"; jawab Granny dan Bi Sumi barengan,
" Udah, kamu jangan ambil kesempatan dalam kesempitan"; Ucap Granny Gayatri sewot sambil melirik sinis Bi Sumi,
" Apa sih nyonya, sewot aja deh dari tadi. Kan aku cuma mau bikin makanan kesukaan nya Bryan;" ucap Bi Sumi tidak kalah sewot nya.
Bryan dan Sean hanya geleng-geleng kepala melihat nyonya besar Maxime jika sedang kambuh penyakit cemburu nya. Kejadian seperti ini sudah biasa terjadi di keluarga Maxime, jadi tidak perlu risau. Granny Gayatri memang punya kadar kecemburuan yang lumayan tinggi makanya Grandy Bara harus hati-hati dalam hal apapun, agar hati Granny Gayatri tetap adem.
#Bandara#
"Aduuh, masih lama gak sih Ngel?;" tanya Shinta yang sudah mulai ngantuk,
"gak tau juga, kenapa lama banget ya? tadi Mama gak bilang apa-apa soal nya;" jawab Angel sambil mencari kontak telepon Mamanya,
"udah, nungguin aja. macet kali lalu lintas udara nya"; jawab Berlian ngaur sambil mengaduk— aduk jus alpukat nya, karena ia pun sudah mulai bosan,
Shinta dan Angel saling pandang dengan wajah cengo mereka. kemudian bertanya:
"emang, lalu lintas udara ada kemacetan juga Ber?;" tanya Shinta tidak paham,
" ya ada lah, siapa tau kan, banyak burung puyuh yang lewat. Terus pesawat harus ngantri dulu terbang nya;" jawab Berlian ngasal,
Angel dan Shinta melongo, makin tidak paham dengan apa yang di katakan Berlian. Benar—benar sahabatnya yang satu ini. Bisa—bisa nya ia bilang kalau pesawat harus ngantri sama burung. Burung puyuh lagi.
"Waahh Shin kayak nya bener deh Berlian kena saraf ini gara—gara kaki nya ke tendang koper tadi;" Ucap Angel setengah berbisik ke Shinta,
" Iya kayak nya sih gitu Ngel, apa kita bilang ke Om Bian aja ya?;" tanya Shinta yang sependapat dengan Angel,
BRAAKK
"Eh ayam ngompol"; kaget Shinta,
BRUUKK
" aduh pantat gue"; adu Angel sakit, pantat nya kecium lantai cafe, Karena kaget dengan suara meja yang di ciptakan sama Berlian.
"Astaghfirullah Ber, Lo kenapa kesambet?;" Istighfar Shinta sambil mengusap dada nya. "lha, nih anak malah di bawah, ngapain? tidur?"; tanya nya ke Angel yang berusaha bangun sendiri. Shinta juga bukannya tolongin malah di bilang mau tidur. Durhaka sekali kan dia sama sahabatnya sendiri.
" kesambet pala kau;" amuk Berlian ke Shinta,
"Terus, kenapa Lo tiba-tiba pukul nih meja yang kagak berdosa?;" tanya Shinta ke Berlian yang mulai kesal lagi dengan sahabat nya itu.
"Au ah gelap"; jawab Berlian cemberut,
" masih terang gini di bilang gelap, bener—bener ni anak"; gumam Shinta. "terus, Lo Ngel kenapa mau tidur di bawah?"; tanya nya lagi ke Angel yang malang karena jatuh.
"tidur bapak kau;" semprot Angel sedang menggebu-gebu,
Drrrttt Drrrtt
" Noh, ponsel Lo bunyi;" Ucap Berlian tanpa rasa bersalah,
" Iya Ma, Assalamualaikum,;" Salam Angel ke Mamanya di seberang telepon.
Karena drama dia jatuh dari kursi tadi, ia gak sempat telepon Mamanya. Alhasil Mama nya lah yang telepon duluan.
" Wa'alaikum salam Ngel, kamu dimana apa Dimas sudah landing?;" tanya Mama Angel di seberang telepon,
" Belum Ma, mungkin sebentar lagi;" jawab Angel
" kamu sama siapa di sana?;" tanya Mama Angel lagi,
" Ini sama Berlian dan Shinta;" jawab Angel sambil menatap musuh ke sahabatnya yang sedang asik dengan sosmed nya. yang satu, yang menyebabkan ia jatuh, dan satu lagi, tidak berperi persahabatan karena tidak menolong ia jatuh tadi. Untung tidak ada yang lihat. Coba kalau ada mau di taruh di mata muka glowing nya. Malu banget kan.
"Oh ya udah kalian tunggu aja dulu. Nanti kalau sudah sampai pasti dia call kamu. karena udah mama share nomor kamu tadi.;" jelas mama Angel,
" Iya Ma,;" jawab Angel singkat,
" ya udah, mama tutup dulu ya sayang, Assalamualaikum;" Akhiri Mama Angel,
" wa'alaikum salam ma;" jawab Angel,
"Udah landing belum?;" tanya Berlian
"Kalau udah, pasti ada pesawat yang nongol;" sewot Angel masih kesal sama mereka,
"Eh, kenapa Lo Ngel, pms?;" tanya Shinta heran, tiba—tiba Angel sewot sendiri. Dia tidak tau aja ini semua gara—gara ulah mereka tadi.
Drrrttt Drrrtt
Belum sempat Angel menjawab pertanyaan Shinta, telepon mahal nya lebih dulu berdering menanda kan ada panggilan masuk. Dan benar saja yang menelpon nya dari nomor tidak di kenal, ini pasti dari sepupunya yang baru saja landing. Pikir nya.
"ayo kesana"; ajak Angel pada sahabatnya,
"udah sampai?;" tanya Berlian
"iya;" jawab Angel,
"kuy lah"; seru Shinta semangat,
BRAAKK
💞Hallo Assalamualaikum reader sayang. Apa kabar? Sehat semua pasti kan kalian. Author udah up episode ke 4 nih. Kalian udah nyampe mana baca nya? Kalau ada kritikan atau masukan tolong kasih tau ya.🥰♥️
Happy reading gess🥳🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments