tok tok tok
"siapa lagi sih"; Dengan malas nya Berlian turun dari tempat semedi nya untuk membuka kan pintu,
"Aaaaa setan"; teriak Berlian kaget setengah mati, ia langsung lari dan loncat ke atas kasur,
" Abang ganteng gini, di kata setan. Dasar anak macan"; coment Arkana, yang tidak terima di katakan setan sama Berlian.
Bagaimana tidak, Arkana datang dengan selimut putih yang membungkus tubuh nya dari kepala sampai mata kaki. Bayangkan saja, pasti mirip sama setan tampan.
Arkana: enak aja Lo katain gue setan😏
author: udah bang terima aja napa🤣
Kembali lagi ke Berlian.
"hah itu beneran bang Ar?;" tanya Berlian yang menyembul di balik selimut nya,
"yaiyalah, emang siapa lagi, Bryan? belum saatnya baby"; ujar Arka yang langsung melangkah masuk kedalam kamar adik kesayangannya,
"ish apaan sih. kalo abang datang buat ngeledek Adek, keluar sana.lagi gak ada mood buat gelud"; suuzon Berlian yang langsung di hadiahi jintakan pada dahi nya,
pletak
"aww sakit Abang"; rintih Berlian sambil mengusap dahinya yang nyut—nyutan,
"suuzon Mulu sama abang sendiri ini bocah";
"tau bocah tetap aja mau di nikahin"; cibir Berlian yang di sambut gelak tawa Arkana
"itu namanya kamu harus dewasa dini";
"udah ah, jangan bahas itu bikin panas aja";
Arkana terkekeh mendengar rajukan princess kecilnya itu.
"eh btw, abang kok datang pake selimut tetangga gini"; Ujar Berlian yang baru menyadari penampilan sang Abang,
"enak aja selimut tetangga, punya sendiri ya"; imbuh Arkana tidak terima,
" Ooo Adek tau, abang pasti di suruh tidur di luar sama kak Clara, ya kan. Ayo ngaku"; tuduh sangat antusias pada Arkana,
"bukan"; jawab Arkana ngeles
"hmm, gak usah ngeles deh bang, udah kebaca noh sama muka Abang yang bodoh itu"; Berlian semakin bersemangat untuk meledek abang nya itu,
"gimana ceritanya bang, kenapa kak Clara sampe suruh Abang minggat?;" tanya Berlian kepo,
" ini gara—gara perempuan sialan itu "; Arkana mulai kesal, gara—gara perempuan yang dari dulu selalu mengejar-ngejar tuan muda Alexander itu,
" perempuan itu lagi?;" tanya Berlian yang sudah mengetahui siapa perempuan stres itu,
"hemm"
" yang sabar wahai tuan muda;" Berlian terkekeh sambil mengusap punggung abang nya,
Arkana menarik nafas dalam-dalam guna untuk menghilangkan kekesalan nya. Ya seperti ini lah kalau memiliki wajah tampan dan mapan. Pasti ada Kunti yang mengusik ketenangan rumah tangga nya,
" ini abang mau tidur dimana? jangan bilang mau tidur di kamar aku"; selidik Berlian,
"ngaco kamu, ya enggak lah";
"terus dimana?;"
" kepo ";
"eee di tanya malah kabur, dasar kebo"; kesal Berlian karena tidak mendapat kan jawaban dari abangnya,
Arkana langsung bangun guna untuk mencari tempat tidur yang pas malam ini. Kamar tamu? ya pastinya ada dong, mana mungkin mansion yang sebesar kapal TNI itu tidak ada kamar tamu. Tapi Arkana memilih tempat yang cocok malam ini. Yaitu di depan pintu kamar nya sendiri. alasannya? kita lihat saja besok pagi.
***
Pagi hari di kediaman Alexander sangat heboh dengan suara tawa Berlian. Bagaimana tidak, waktu dia keluar dari kamar, ia melihat Arkana yang sedang tidur di depan kamarnya sendiri. Kamar Berlian dan Arkana bersebelahan. Jadi momen ini, Berlian lah yang melihat duluan. Entah angin dari mana ia bangun lebih awal pagi ini. Biasanya juga mommy Raya harus turun tangan buat bangunin sang tuan putri.
Clara yang mendengar suara Berlian pun bergegas melihat, kenapa anak gadis bapak Bian sudah heboh pagi—pagi begini.Biasa juga masih molor kayak kebo.
"Kak Clara ayo lihat suami tampan mu ini"; seru Berlian yang masih tertawa terpingkal-pingkal melihat nasib apes abangnya itu sampai tidur di luar kamar.
"berisik banget sih kamu dek"; kata Arkana yang sudah duduk dengan selimut yang masih membungkus tubuh atletis nya,
"kasian banget Abang gue, sampai tidur di luar";kata Berlian yang masih tertawa,
Ceklek
Suara pintu terbuka dari dalam, dan tampan sosok nyonya muda Alexander yang sedang berdiri di ambang pintu.
" ada dek, kenapa heboh banget dari tadi "; tanya Clara pada adik iparnya,
"hhhaaa lihat suami tampan kakak, udah kayak anak kebo di luar kandang"; ujar Berlian sambil memegangi perutnya yang terasa keram karena tertawa,
Clara hanya melirik sekilas suami nya, ia masih sangat kesal gara—gara semalam.
"aduh sakit perut gue"; rintih Berlian yang belum bisa menghentikan tawanya,
"ketawa lagi meledak itu perut"; ucap Arkana kesal, karena Berlian tidak berhenti tertawa dari tadi. Bikin kesal saja pagi—pagi, pikir Arkana.
"lsh, Abang mah gitu amat sama Adek. semalam aja curhat, kenapa pagi—pagi gini udah tensi?;" tanya Berlian tidak sadar, bagaimana tidak kesal coba. Udah hampir satu jam Berlian menertawakan nasib nya.
Clara yang mendengar kata curhat pun, bertanya pada Berlian.
"Bilang apa dia sama kamu dek?;"
"Abang bilang kakak gak ngebolehin Abang tidur di kamar"; jawab Berlian apa adanya,
"alasannya?;" tanya Clara sambil melirik suaminya,
"gara—gara perempuan itu";
Clara langsung menutup pintu kamar setelah mendengar Jawaban Berlian. Dan Arkana, ia tidak kehabisan akal untuk merayu istri cantik nya itu.
Brakk
"astaghfirullah, sadis banget kak Clara kalau lagi marah"; kata Berlian,
"mangkanya bang, jangan bikin kakak aku emosi. rugi sendiri kan jadinya"; sejak kapan Clara jadi kakaknya Berlian? ya jelas lah setelah menikah dengan Arkana Abang kandung Berlian. Seharusnya Berlian kan berada di pihaknya Arkana selaku abang kandung yang paling tampan.
" kamu gak mau bantu Abang?;" tanya Arkana
" aku juga perempuan lho bang. Udah ya aku mau berangkat ke kampus dulu, bye bye abang ku yang paling tampan, selamat berjuang abang"; Berlian melenggang pergi begitu saja setelah meledek Arkana yang seperti anak kucing di tinggal induknya.
Tok tok
"sayang, maafin aku. kamu kan tau aku gak pernah berkomunikasi sama tuh ular"; Arkana mulai membujuk istri nya yang berada di dalam kamar bersama Kenzo.
" Kalau gak pernah komunikasi, gak mungkin wanita ular itu bicara seperti semalam mas"; jawab Clara dengan suara seperti orang yang sedang menahan tangis.
Ceklek
Tanpa berpikir lagi, Arkana langsung masuk ke dalam kamar. Dan ia melihat Clara menghapus air matanya dengan Kenzo yang sedang berceloteh di atas kasur.
" Sayang "; Arkana langsung memeluk istrinya,
" kenapa kamu tega banget sih mas ;" ucap Clara dengan isakan tangis nya,
" kalau kamu gak ingat aku gak papa mas, tapi lihat Kenzo, dia masih sangat kecil mas dia butuh kamu sebagai Daddy nya."; Arkana semakin mempererat pelukannya,
" sayang jangan ngomong gitu, gak pernah sekalipun aku berpaling dari kamu dan Kenzo. kalian berdua adalah tujuan aku pulang. Buat apa aku melihat kerikil kalau bongkahan berlian sudah ada di dalam hidup ku"; jelas Arkana panjang lebar, dan mampu membuat tangis Clara reda,
" aku punya hati lho mas, perempuan setegar tiang Monas pun pasti akan sakit kalo suami nya mendapat kata—kata cinta dari wanita lain";
" tapi aku gak butuh wanita lain sayang. hanya kamu. hanya kamu wanita yang aku cintai setelah mommy"; ujar Arkana sambil menyalip rambut sang istri yang menggangu kecantikan Clara Diana Putri.
"beneran kamu gak main api di belakang aku mas?;" tanya Clara penuh selidik pada suaminya, ia mencari kebohongan di sana. tapi yang ia temukan hanya ada ketulusan.
Arkana terkekeh mendengar pertanyaan sang istri.
" iya sayang, mana berani aku main api di belakang kamu";
"alasan";
"iya sayang beneran";
Cup
Arkana mencium kening sang istri.
"Jijy"; (Daddy) Kenzo memanggil Daddy dengan bahasa nya sendiri.
" jagoan Daddy, kangen sama Daddy ya?;" Arkana mengambil Kenzo dari tempat tidur dan mencium seluruh wajah bayi montok itu.
Kenzo terkikik karena wajah nya diciumi sama Daddy. Clara tersenyum melihat pemandangan di depannya.
PLUKK
💞to be continue 💞
Hallo reader, bagaimana puasanya hari ini, lancar" aja kan? Alhamdulillah.😍
udah mau dua puluh episode lho gess, author gak dapetin komen satu pun. like juga sangat kurang 😔 mohon di like and coment ya sayang ku 🥰♥️
happy reading sayang nya acu🥰🥰🥰🥰😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments