#Mansion Alexander#
Di rumah utama keluarga Alexander, sedang di hebohkan dengan kelakuan bayi mungil yang baru bisa merangkak. Bayi itu adalah putra dari tuan muda Alexander yaitu Arkana Wisnu Alexander dengan Clara Diana Putri. Yang tak lain adalah Putra dan menantu tuan Biantara Wisnu Alexander dengan nyonya Meerna Graham. Alias kakak laki-laki Berliana Humayra Alexander tuan putri Alexander.
"Mommy" ngapain gendong—gendong bocah itu"; Cemburu Berlian,
Sesampainya Berlian di Mansion Alexander, ia di suguhkan pemandangan yang membuat ia cemburu. Mommy nya, yaitu nyonya Meerna sedang asik bercanda dengan cucu semata wayang nya.
" yaelah, tukang cemburu udah pulang"; kata Arkana kakak kandungnya,
"Heh, bocah itu mommy aku;" serbu Berlian yang langsung nyamperin mommy dan ponakan nya,
perrrfffttt
Bayi itu seakan tau apa yang di katakan Berlian, dan ia makin membuat aunty nya itu terbakar api cemburu karena nya.
"Waahh ini bocah kayak nya ajak aku gelut nih;"
" udah—udah, sama ponakan sendiri aja cemburu kamu ini;" Ucap nyonya Meerna melerai putri dan cucunya,
" dari mana kamu dek?;" tanya Arkana,
"bang Ar kepo deh";
" Sama kamu emang harus di kepoin dek";
"udah sih mas biarin aja, Adek juga enggak macam-macam kan selama ini;" ucap Clara istri Arkana,
" ini baru kakak aku, yang paling the best sedunia;" kata Berlian sambil memberikan dua jempol ke Clara, dan Clara memberikan senyuman termanis nya untuk adik ipar bawel nya itu.
"Oiya Mom, Daddy mana kok enggak keliatan dari tadi?;" tanya Berlian,
"Daddy lagi di ruang kerja sama grandpa"; jawab nyonya Meerna, dan di angguki sama Berlian.
Di kursi tunggal ruang tamu Alexander, ada seorang wanita paruh baya yang sedang menatap anak dan cucu nya bersenda gurau. Ada rasa bahagia dalam hatinya, bisa melihat anak cucunya di mata nya yang mulai senja.
"Kasian sekali aku ini, tidak ada satu pun yang menanyakan keberadaan ku;" sungguh malang bukan?;" Kata Grandma Farra meratapi nasib nya yang pura— pura menyedihkan,
" Ya Allah grandma ku sayang, ternyata kau ada disini;" ujar Berlian sok dramatis,
"iya, memang nya kau pikir wanita tua ini ada dimana hah?;" sewot nya ke Berlian,
"Enggak pikir dimana-mana Grandma, karena otak ku ini pas—pasan. Jadi gak sanggup mikir yang lain. Karena Daddy bilang aku hanya boleh memikirkan uang bukan yang lain;" kata Berlian ngaco, mana mungkin Daddy nya bilang begitu,
"Oh ya, kapan Daddy bilang seperti itu;" Tanya Tuan Bian yang baru turun dari tangga bersama tuan besar Alex, atas tuduhan yang di layangkan putri nya,
"Ada, mungkin Daddy sudah lupa, iya kan grandpa!;" Jawab nya mencari perlindungan pada tuan Besar Alexander,
" Bisa jadi, Daddy mu kan suka lupa"; jawab tuan Alex, Berlian sangat mudah mencari perlindungan jika menyangkut Daddy nya. Tapi jika menyangkut mommy nya, gak ada seorang yang bisa menolong nya, tuan Alexander sekalipun. la lebih baik mencari aman buat diri nya sendiri, daripada ikut terkena semprot ratu singa Alexander.
" terserah kalian lah"; pasrah tuan Bian, karena ia tau, jika putri dan papa nya sudah bersatu ia tak pernah bisa menang.
"Oiya sayang, kapan kamu mulai kuliah?;" tanya tuan Bian ke Berlian,
" Besok sudah mulai masuk Dad;" jawab Berlian,
"Oo gitu";
hemm
\*\*\*
Di tempat yang berbeda, yaitu di keluarga Maxime. Pemuda tampan yang baru kembali ke tanah air itu, sedang beradu mulut dengan Granny nya. Ia tidak habis pikir dengan Granny nya yang satu ini. Masak ia di minta untuk menangkap ayam besok pagi. Aneh kan? Apa kata netizen coba, kalau CEO tampan dan gagah dari Jepang itu menangkap ayam. Yang ada itu ayam besok pagi semua ghibahin dia.
" yang benar saja dong Granny, masak aku di minta buat tangkap ayam.;" tanya Bryan tidak habis pikir,
"kalau Granny buat keputusan pasti itu sudah benar;" ujar Nyonya Gayatri,
" Benar apa nya kek gitu, emang itu ayam mau Granny apain sih? mau bikin vlog?:" tanya Bryan lagi,
"Vlog gundul mu, itu ayam mau Granny potong;"
"kan ada tukang ternak di belakang, kenapa harus aku sih";
" Kalau orang tua nyuruh itu, harus nurut. emang nya kamu mau jadi cucu durjana?"; Kini Sean yang angkat bicara, Karena ia dan anggota keluarga Maxime sudah seperti keluarga nya sendiri, jadi ia tak perlu canggung.
"Diam kau Monyet, emang nya kamu mau tangkap itu ayam hah?;" kesal Bryan,
" kan Granny nyuruh kamu, jadi itu tugas kamu;" jawab Sean santai sambil ngunyah apel yang ada di tangan nya,
"Sekali lagi kamu ngomong, gaji kamu ambil di bulan;" Ancam Bryan,
" kan aku kerja sama kamu Bry, kenapa bulan yang harus kasih aku gaji?;" tanya Sean mulai tak paham,
"Terserah aku lah, yang bos disini siapa?;" tanya Bryan,
"kamu"; jawab Bryan,
" Pinter, jadi besok yang tangkap itu ayam adalah ka....."
"gak ada ya Bry, gak usah pakek acara nyuruh—nyuruh Sean segala. Granny itu nyuruh nya kamu bukan Sean;" Belum sempat Bryan menyelesaikan ucapannya, akal bulus nya sudah terbaca oleh nyonya Gayatri.
"Baik lah Granny;" pasrah Bryan akhirnya,
"hemm dari tadi kek nurut nya";
Sean tertawa bahagia dalam hatinya, karena kalau Granny Gayatri tidak menolong nya tadi, pasti ia yang akan jadi tumbal nya Bryan buat tangkap hewan kaki dua itu.
"Terimakasih banyak Granny, kau adalah penyelamat ku dari monster itu;" ucap Sean dalam hatinya,
"Awas ya kau kadal"; batin Bryan kesal, sambil menatap musuh Sean yang sedang senyum mengejek ke arah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments