BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu

Selamat! Membaca 🤗

Mas Rahman terdiam sesaat, entah apa yang ia pikirkan tapi tiba-tiba ia mengangguk dan mengatakan.

"Baiklah, aku mengizinkanmu dan Satria untuk tinggal di sini selama beberapa hari ke depan, tapi aku ingin bertemu dengan Satria."

Aku mengangguk dan mengatakan jika Satria sedang tidur di dalam Kamar lalu mengajak Mas Rahman ke dalam.

Ibu yang melihat aku masuk bersama Mas Rahman keluar dari Kamarku

"Ibu keluar dulu yah, karena Ibu harus memasak. Ayah akan pergi ke Toko sebentar lagi,"ucap Ibu seraya melangkahkan kakinya keluar dari kamarku.

Aku dan Mas Rahman mengangguk secara bersamaan.

"Iya Bu."

Selepas kepergian Ibu dari Kamarku Mas Rahman mendudukkan diri persis di sebelah Satria yang masih terlelap memejamkan matanya.

Ia menundukkan wajahnya lebih mendekat pada Satria lalu mencium puncak kepala putra kami.

Aku melihat Mas Rahman memandang Satria dengan penuh kasih dan cinta, berbeda sekali di saat dia berada di Rumah, jangankan untuk memandang Satria penuh dengan kasih seperti itu, melirik saja tidak pernah ia lakukan.

Mas Rahman mengusap lembut rambut Satria dan ia mengecupi puncak kepala nya berkali-kali seperti sedang menuangkan kerinduan yang begitu dalam pada anaknya itu, padahal ia setiap hari bertemu dengan Satria di Rumah tapi entah kenapa saat ini ia terlihat seperti tidak pernah bertemu Satria selama berbulan-bulan lamanya.

Akupun membiarkan momen haru seperti itu, karena memang sudah sangat lama sekali aku tidak melihat Mas Rahman melakukan hal seperti itu pada Satria.

"Via, apa kada Dokter? Satria baik-baik saja kan!"tanya Mas Rahman dengan menatapku lekat.

Ya. Aku belum menjelaskan pada Mas Rahman tentang penyakit yang di derita Satria, kemarin aku hanya memberi tahu Mas Rahman bahwa Satria harus di rawat, itu semua aku lakukan karena aku ingin mengatakannya secara langsung bukan lewat pesan teks.

"Dokter bilang, Satria menderita penyakit Meningitis, Mas."

"Apa! Meningitis?"mas Rahman sangat terkejut!

"Iya Mas, dan Satria harus melakukan pengobatan teratur, di tambah Satria juga memiliki daya tahan tubuh yang sangat lemah membuat ia harus secara rutin melakukan Kontrol."

Aku melihat Mas Rahman dengan raut sedih yang terukir di wajahnya. lalu ia kembali menciumi Satria.

"Maafkan ayah sayang, Ayah janji, Ayah akan berusaha semaksimal mungkin agar kau bisa sembuh dan sehat kembali,"kata Mas Rahman tepat di telinga Satria.

Aku melihat ada perbedaan pada diri Mas Rahman ketika berada di Rumah Ibu dan di Rumah kami.

Jika di Rumah Ibu dan Ayah, Mas Rahman terlihat sangat lembut dan penuh kasih sayang tapi ketika berada di Rumah kami dia sudah seperti singa yang siap menerkam jika seseorang mengganggu keluarganya yaitu Ibu mertuaku dan Mbak Rohmah.

Setelah puas bercengkrama dengan Satria meskipun putranya itu sedang tidur tapi Mas Rahman tetap mengajaknya mengobrol.

Mas Rahman beralih padaku.

Tiba-tiba ia memelukku dengan erat dan mengatakan.

"Aku sangat merindukanmu."

Aku mengerutkan keningku, bagaimana bisa dia bilang kalau dia sangat merindukanku jika selama di Rumah ia selalu mengabaikan ku seperti seseorang yang tidak perduli, bahkan ia selalu mengajakku ribut perkara uang bulanan yang ia berikan padaku selalu habis di waktu yang tidak tepat menurutnya.

"Via, kenapa kau diam?"tanya Mas.

"Memangnya aku harus bicara apa Mas?"

"Tadi aku bilang, kalau aku sangat merindukanmu. Apa kau tidak merindukanku?"

"Bukankah kita setiap hari bertemu?"

"Memang benar, tapi entah kenapa saat ini aku benar-benar merasa sangat merindukanmu. Aku merasa kita sudah sangat lama tidak pernah bertemu."

"Benarkah! Mungkin itu hanya perasaanmu saja Mas, karena setiap hari kau selalu mengajakku ribut."

"Maafkan aku Via."

"Aku sudah memaafkan mu Mas."

Mas Rahman yang tadinya berniat ingin mengajakku pulang malah betah berlama-lama di rumah orangtuaku, bahkan ia sampai tidak berangkat bekerja karena ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama kami.

Hingga malam hari tiba.

Mas Rahman masih belum kunjung pulang ke Rumah kami.

Sepertinya ia enggan untuk pulang ke Rumah padahal tadi ia yang ngotot mengajakku pulang ke Rumah.

"Rahman, ini sudah jam 09.00 malam. Lebih baik kau menginap saja di sini, bukankah besok hari Sabtu kau libur bekerja kan?"kata Ibu.

"Iya Bu, besok aku tidak bekerja."

"Ibu benar, kau menginap saja di sini, lagi pula ini sudah malam kan dan di Rumah kalian juga tidak ada siapa-siapa. Selama beberapa hari ke depan, karena Via dan Satria ada di sini, selepas pulang bekerja kau pulang ke sini, Via akan menyiapkan segala keperluan dan makan mu dari sini."Sahut Ayah.

"Baik ayah, terimakasih."kata Mas Rahman.

Dan malam ini Mas Rahman memutuskan untuk menginap di Rumah Ibu dan Ayah.

❄️❄️❄️

"Rasanya baru kemarin kita tidur di sini"kata Mas Rahman tiba-tiba. Sambil menatap sekeliling Kamarku.

"Apa maksudnya Mas?"

"Apa kau ingat pertama kali kita tidur di sini kapan?"

Aku mengangguk, karena memang aku tidak pernah melupakan itu.

"Tentu saja."

"Kapan?"Tanya Mas Rahman, dengan tatapan menggoda.

"Kenapa kau menatapku seperti itu Mas?"Tanyaku gugup.

"Memangnya kenapa dengan tatapanku? aku hanya bertanya kapan pertama kali kita tidur di kamar ini?"

Aku tersenyum malu, karena pertanyaan dari Mas Rahman mengingatkan aku di malam pertama kami.

Tiba-tiba Mas Rahman memeluk pinggangku dari belakang.

"Apa kau tengah membayangkan malam itu?"bisiknya, tepat di telingaku yang membuat seluruh tubuhku merinding karena bisikin dari Mas Rahman, bukan bisikan biasa.

Dadaku berdebar, entah sudah berapa bulan kami tidak melakukan hal seperti ini.

Mas Rahman membalik tubuhku agar menghadap ke arahnya.

Lalu ia menatap wajahku dengan sangat lekat.

"Kau Cantik!"kata Mas Rahman, seraya membelai wajahku, dan inilah kata yang dulu selalu ia ucapkan setiap hari. bahkan setiap Jam.

Bersambung.....

❄️❄️❄️❄️❄️

Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Tolong dukung Novel Ntor ya 🙏

Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️

Episodes
1 BAB 1. Perkenalan
2 BAB 2. Dia Boros
3 BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4 BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5 BAB 5. Melabrak Via
6 BAB 6. Rahman Marah
7 BAB 7. Via Selalu Salah
8 BAB 8. Via VS Rohmah
9 BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10 BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11 BAB 11. Mencari Kebenaran
12 BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13 BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14 BAB 14. Via Melawan
15 BAB 15. Rahman Luluh
16 BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17 BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18 BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19 BAB 19. Menjemput Via
20 BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21 BAB 21. Jubaidah Gelisah
22 BAB 22. Jubaidah Pingsan
23 BAB 23. Kembali Berdebat
24 BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25 BAB 25. Via Ingin Bekerja
26 BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27 BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28 BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29 BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30 BAB 30. Kedatangan Selvi
31 BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32 Menantu Kebanggaan Pulang
33 Membandingkan Via
34 Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35 Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36 Harus Mendapatkan Uang
37 Meragukan Via
38 Kemana Rudi?
39 Semakin Curiga
40 Bertemu Selvi Di Jalan
41 Uang Impian Jubaidah Raib.
42 Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43 Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44 Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45 Rahman Yang Plin-plan
46 Fakta Tentang Rudi
47 Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48 Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49 Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50 Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51 Untung Rahman Sadar.
52 Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53 Membawa Via Pulang
54 Membuat Rahman, Hampir Mati
55 Membawa Via Pergi Jauh
56 Rahman Berani Membentak Junaidah
57 Mencari Keberadaan Via
58 Jubaidah Murka
59 Rahasia Jubaidah
60 Keadaan Sulit, Rohmah
61 Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62 Mendapatkan Uang 10 Juta
63 Wanita Gila
64 Jubaidah Kepergok!
65 Semangat! Rahman
66 Ingin Bertemu Via.
67 Tolong Maafkan Aku!
68 Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69 Menginap
70 Ancaman Jubaidah
71 Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72 Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73 Jubaidah Mulai Bertindak.
74 Air Dari Jubaidah
75 Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76 Kenapa Rohmah?
77 Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78 Rencana Menumbalkan Via
79 Rencana Jubaidah Dan Selvi
80 Memancing Via
81 Flash Back
82 Flash Back. Bagian Kedua
83 Berubah Jadi Benci.
84 Nasib Alvian
85 Rahman Yang Akan Datang
86 Kegialaan Rahman.
87 Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88 Rudi Membawa Putri
89 Kembali Bersama.
90 Jubaidah Di Hajar Preman
91 Derita Awal Jubaidah.
92 Draft
93 Rahman Yang Semakin Benci
94 Putri Butuh Pertolongan
95 Usaha Menyelamatkan Putri.
96 Kegilaan Rudi
97 Menegangkan
98 Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99 Rania Mencari Kerja
100 Kecurigaan Jubaidah
101 Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102 Tolong Ibu Rahman
103 Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104 Seperti Malam Pertama
105 Di mana Jubaidah?
106 Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107 Seperti Psikopat!
108 Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109 Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110 Jubaidah Menyesal
111 Final Episode.
112 Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113 Promosi Novel Baru
114 Promosi Novel Baru
115 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1. Perkenalan
2
BAB 2. Dia Boros
3
BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4
BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5
BAB 5. Melabrak Via
6
BAB 6. Rahman Marah
7
BAB 7. Via Selalu Salah
8
BAB 8. Via VS Rohmah
9
BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10
BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11
BAB 11. Mencari Kebenaran
12
BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13
BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14
BAB 14. Via Melawan
15
BAB 15. Rahman Luluh
16
BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17
BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18
BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19
BAB 19. Menjemput Via
20
BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21
BAB 21. Jubaidah Gelisah
22
BAB 22. Jubaidah Pingsan
23
BAB 23. Kembali Berdebat
24
BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25
BAB 25. Via Ingin Bekerja
26
BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27
BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28
BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29
BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30
BAB 30. Kedatangan Selvi
31
BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32
Menantu Kebanggaan Pulang
33
Membandingkan Via
34
Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35
Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36
Harus Mendapatkan Uang
37
Meragukan Via
38
Kemana Rudi?
39
Semakin Curiga
40
Bertemu Selvi Di Jalan
41
Uang Impian Jubaidah Raib.
42
Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43
Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44
Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45
Rahman Yang Plin-plan
46
Fakta Tentang Rudi
47
Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48
Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49
Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50
Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51
Untung Rahman Sadar.
52
Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53
Membawa Via Pulang
54
Membuat Rahman, Hampir Mati
55
Membawa Via Pergi Jauh
56
Rahman Berani Membentak Junaidah
57
Mencari Keberadaan Via
58
Jubaidah Murka
59
Rahasia Jubaidah
60
Keadaan Sulit, Rohmah
61
Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62
Mendapatkan Uang 10 Juta
63
Wanita Gila
64
Jubaidah Kepergok!
65
Semangat! Rahman
66
Ingin Bertemu Via.
67
Tolong Maafkan Aku!
68
Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69
Menginap
70
Ancaman Jubaidah
71
Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72
Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73
Jubaidah Mulai Bertindak.
74
Air Dari Jubaidah
75
Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76
Kenapa Rohmah?
77
Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78
Rencana Menumbalkan Via
79
Rencana Jubaidah Dan Selvi
80
Memancing Via
81
Flash Back
82
Flash Back. Bagian Kedua
83
Berubah Jadi Benci.
84
Nasib Alvian
85
Rahman Yang Akan Datang
86
Kegialaan Rahman.
87
Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88
Rudi Membawa Putri
89
Kembali Bersama.
90
Jubaidah Di Hajar Preman
91
Derita Awal Jubaidah.
92
Draft
93
Rahman Yang Semakin Benci
94
Putri Butuh Pertolongan
95
Usaha Menyelamatkan Putri.
96
Kegilaan Rudi
97
Menegangkan
98
Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99
Rania Mencari Kerja
100
Kecurigaan Jubaidah
101
Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102
Tolong Ibu Rahman
103
Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104
Seperti Malam Pertama
105
Di mana Jubaidah?
106
Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107
Seperti Psikopat!
108
Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109
Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110
Jubaidah Menyesal
111
Final Episode.
112
Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113
Promosi Novel Baru
114
Promosi Novel Baru
115
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!