BAB 14. Via Melawan

Selamat! Membaca 🤗

❄️❄️

Baru selesai aku bicara tiba-tiba raut wajah Bu Tuti dan Bu Lilis berubah, mereka saling pandang lalu menatapku.

Aku bingung apa yang terjadi dengan kedua wanita itu tapi aku melihat arah pandangan mereka tertuju di belakang punggungku.

Dan ternyata.

Arah mata kedua wanita itu tertuju pada Via.

Ya.. Via tiba-tiba muncul di sini, entah apa tujuannya mungkin saja ia ingin membeli sayur.

tapi tidak mungkin kan karena Via tidak pernah memasak jadi untuk apa dia berbelanja di warung sayur Ibu Lilis.

"Eh ... Via, mau beli apa?"tanya Ibu Lilis mencairkan suasana yang beberapa detik sempat menegang.

"Via, untuk apa kamu datang ke warung Ibu Lilis kau kan tidak pernah memasak?"kata Ibu Tuti, wanita bermulut maut itu sudah mulai beraksi.

Tapi Via hanya menyunggingkan senyum di ujung bibirnya mendengar sindiran Ibu Tuti.

Ia melangkah semakin mendekati kami lalu menatap ku dari ujung kaki sampai ujung kepala, aku langsung memberikan senyuman yang terbaik pada Via agar aku dicap sebagai mertua yang baik.

Tapi sial! Via juga mengikuti caraku, dia tersenyum dengan begitu ramah lalu meraih punggung tanganku dan menciumnya.

"Ibu ada di sini juga, ibu mau beli apa?"

Aku segera menarik tanganku dari pegangan Via, sungguh aku tidak Sudi jika tanganku ini disentuh oleh wanita munafik seperti Via.

"Eh Via, kau jangan berpura-pura tidak tahu seperti itu. Kau tahu kan Ibu mertuamu ini membeli sayur-mayur dan lauk pauk untuk suamimu, seharusnya kau yang melakukannya bukan malah Ibu mertuamu?"kesal Ibu Tuti yang semakin membuatku tersenyum.

"Sudahlah Bu, tidak apa-apa. Saya sungguh tidak keberatan jika Rahman setiap hari makan di Rumah saya, karena Rahman memanglah putra satu-satunya di keluarga kami."

Entah kenapa aku semakin sebal melihat Via yang malah melebarkan senyum ketika aku bicara seperti itu.

"Ibu-ibu dengarkan, Ibu mertuaku ini sungguh sangat baik hati, dia sangat-sangat menyayangi mas Rahman. Jadi beliau yang ingin mengatur sendiri apa saja yang harus mas Rahman makan setiap harinya."Kata Via yang semakin membuatku jengkel, apa dia tengah bersandiwara!

tentu saja, wanita licik ini pasti sedang mencari muka pada Ibu-ibu yang ada di sini.

"Tapi Via, jika memang Rahman lebih suka makan di Rumah ibunya seharusnya kau jangan menguasai semua gaji suamimu dong, kau tahu kan Ibu Jubaidah ini seorang janda dan beliau juga masih memiliki anak yang masih bersekolah dan Rahman itulah anak laki-laki satu-satunya di keluarga Ibu Zubaidah, jadi wajar dong jika Rahman memberikan uang bulanan pada Ibu Jubaidah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lagi pula kan Rahman selalu makan di Rumah Ibunya, jadi kau jangan egois menguasai uang gaji suamimu Via."

Ibu Tuti mulai terpancing emosi, ia terus saja mengoceh menyudutkan Via.

Aku sangat yakin jika Via pasti malu dan merasa kesal akan kejadian ini.

semoga saja setelah kejadian ini ia merasa tidak betah tinggal di kampung ini lalu kembali ke asal mulanya yaitu di keluarga Aminah.

"Maaf Bu, tapi suami saya mas Rahman selalu memberi uang bulanan pada Ibu mertua saya bahkan mas Rahman memberi uang bulanan lebih besar pada Ibu mertua saya daripada saya sendiri."

"Cih.. pembelaan macam apa itu, sudah jelas-jelas tadi Ibu Jubaidah bilang jika ia sama sekali tidak diberi uang bulanan dengan Rahman karena uang bulanan dia selalu dikuasai olehmu,"ketus Ibu Tuti.

Aku melihat Via menghela nafas panjang dan dia menatapku dengan penuh arti.

Entah apa yang dipikirkan Via dengan tatapan itu yang jelas aku merasa Via menyimpan marah yang teramat besar padaku.

Tapi tentu aku tidak peduli akan hal itu, justru itulah yang aku cari aku senaja selalu membuat keributan dengan menantu yang tidak diinginkan ini.

"Apa yang sudah Ibu katakan pada Ibu-ibu disini?"tanya Via padaku.

Tapi lagi-lagi Ibu Tuti yang menyahutnya. Ibu Tuti benar-benar hebat jika urusan menindas orang.

"Heh Via, kenapa kau malah bertanya seperti itu pada Ibu mertuamu! sungguh tidak sopan sekali. Ibu Jubaidah mengatakan fakta yang sebenarnya tentang kelakuanmu yang tidak mau memperlakukan suamimu dengan baik bahkan kau hanya memberikan makanan itu untuk saja setiap hari pada suamimu, harusnya kau lebih peka dan pengertian sedikit pada suaminya itu Via. Rahman itu sangat bekerja keras untukmu jadi kau harus merawatnya dan memberi dia makan yang bergizi!"

"Bagaimana saya harus memberi makanan yang bergizi Bu, jika setiap hari saya harus belanja dengan uang sebesar 15 ribu? Apa bisa saya membeli daging untuk uang sebesar itu?"kata Via yang mampu mengejutkan Ibu Tuti si mulut pedas.

"15 ribu!?"

Via melirik ke arahku lalu ia berkata.

"Maaf Bu, aku tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan mas Rahman, aku hanya bicara apa adanya dan ini pun karena Ibu yang memulainya terlebih dahulu, jika Ibu tidak memulainya aku tidak mungkin mengatakan ini pada semua orang."

Setelah berkata seperti itu Via kembali menatap Ibu-ibu yang ada di warung Ibu Lilis.

"Mas Rahman hanya memberi aku uang sebesar 1 juta setiap bulannya, apa Ibu-ibu kira uang sebesar itu cukup untuk biaya hidup kami selama satu bulan, sedangkan setiap satu minggu sekali aku harus membawa Satria kontrol ke Rumah sakit, kalian tentu tahu kan biaya kontrol dan berobat itu tidak sedikit ditambah lagi keluarga kami tidak memiliki asuransi kesehatan apapun, aku juga harus membayar biaya bulanan di Rumah kami seperti air listrik dan internet, ditambah lagi selama beberapa bulan ini mas Rahman harus membayar cicilan motor Mbak Rohmah karena mas Rudi sudah lama tidak mengirimkan uang pada istrinya."

Semua orang terkejut mendengar penuturan Via.

Begitupun dengan ku.

Berani sekali Via bicara seperti itu di hadapan semua orang, dia sudah benar-benar mempermalukanku.

Dulu aku bicara apapun tentang dirinya, Via tidak pernah melawan dan menentang seperti ini.

Tapi sekarang anak ini benar-benar menantangku, jika bukan karena Via memegang rahasia besarku selama ini tentu saja aku sudah menjambak dan menghantamnya ke tembok.

"Ibu Jubaidah bagaimana sih, katanya uang bulanan Via itu sangat besar tapi kok hanya satu juta rupiah, jika memang nilainya seperti itu dengan biaya yang menumpuk bahkan untuk berobat anaknya juga tentu saja tidak akan cukup! jika saya jadi Via, mungkin saya tidak pernah memberi makan pada Rahman."

"Iya benar Bu, masih syukur diberi makan tahu tante setiap hari, kenapa Rahman harus membayar cicilan Motor Rohmah! bukankah Rudi itu bekerja di luar Negeri dan ibu Jubaidah tadi bilang, jika Rudi setiap bulan mengirim uang untuk istri dan anaknya tapi kenapa harus melibatkan Rahman untuk membayar cicilan motornya."

Bersambung...

❄️❄️❄️

Terimakasih 🙏

Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Heny

Heny

Nah lho malu sendiri

2024-12-23

1

Suci Fatana

Suci Fatana

uh rasainn

2023-05-06

1

Mirna Loden Mirna Mirna

Mirna Loden Mirna Mirna

jd malu sndri kan

2023-05-03

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Perkenalan
2 BAB 2. Dia Boros
3 BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4 BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5 BAB 5. Melabrak Via
6 BAB 6. Rahman Marah
7 BAB 7. Via Selalu Salah
8 BAB 8. Via VS Rohmah
9 BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10 BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11 BAB 11. Mencari Kebenaran
12 BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13 BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14 BAB 14. Via Melawan
15 BAB 15. Rahman Luluh
16 BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17 BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18 BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19 BAB 19. Menjemput Via
20 BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21 BAB 21. Jubaidah Gelisah
22 BAB 22. Jubaidah Pingsan
23 BAB 23. Kembali Berdebat
24 BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25 BAB 25. Via Ingin Bekerja
26 BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27 BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28 BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29 BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30 BAB 30. Kedatangan Selvi
31 BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32 Menantu Kebanggaan Pulang
33 Membandingkan Via
34 Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35 Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36 Harus Mendapatkan Uang
37 Meragukan Via
38 Kemana Rudi?
39 Semakin Curiga
40 Bertemu Selvi Di Jalan
41 Uang Impian Jubaidah Raib.
42 Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43 Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44 Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45 Rahman Yang Plin-plan
46 Fakta Tentang Rudi
47 Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48 Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49 Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50 Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51 Untung Rahman Sadar.
52 Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53 Membawa Via Pulang
54 Membuat Rahman, Hampir Mati
55 Membawa Via Pergi Jauh
56 Rahman Berani Membentak Junaidah
57 Mencari Keberadaan Via
58 Jubaidah Murka
59 Rahasia Jubaidah
60 Keadaan Sulit, Rohmah
61 Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62 Mendapatkan Uang 10 Juta
63 Wanita Gila
64 Jubaidah Kepergok!
65 Semangat! Rahman
66 Ingin Bertemu Via.
67 Tolong Maafkan Aku!
68 Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69 Menginap
70 Ancaman Jubaidah
71 Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72 Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73 Jubaidah Mulai Bertindak.
74 Air Dari Jubaidah
75 Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76 Kenapa Rohmah?
77 Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78 Rencana Menumbalkan Via
79 Rencana Jubaidah Dan Selvi
80 Memancing Via
81 Flash Back
82 Flash Back. Bagian Kedua
83 Berubah Jadi Benci.
84 Nasib Alvian
85 Rahman Yang Akan Datang
86 Kegialaan Rahman.
87 Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88 Rudi Membawa Putri
89 Kembali Bersama.
90 Jubaidah Di Hajar Preman
91 Derita Awal Jubaidah.
92 Draft
93 Rahman Yang Semakin Benci
94 Putri Butuh Pertolongan
95 Usaha Menyelamatkan Putri.
96 Kegilaan Rudi
97 Menegangkan
98 Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99 Rania Mencari Kerja
100 Kecurigaan Jubaidah
101 Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102 Tolong Ibu Rahman
103 Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104 Seperti Malam Pertama
105 Di mana Jubaidah?
106 Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107 Seperti Psikopat!
108 Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109 Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110 Jubaidah Menyesal
111 Final Episode.
112 Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113 Promosi Novel Baru
114 Promosi Novel Baru
115 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BAB 1. Perkenalan
2
BAB 2. Dia Boros
3
BAB 3. Lagi-lagi Soal Uang!
4
BAB 4. Ingin Melabrak Via.
5
BAB 5. Melabrak Via
6
BAB 6. Rahman Marah
7
BAB 7. Via Selalu Salah
8
BAB 8. Via VS Rohmah
9
BAB 9. Mengetahui Rahasia Besar Ibu Mertua
10
BAB 10. Video Dari Ibu Mertua
11
BAB 11. Mencari Kebenaran
12
BAB 12. Memutar Balikan Fakta
13
BAB 13. Ingin Merusak Nama Via
14
BAB 14. Via Melawan
15
BAB 15. Rahman Luluh
16
BAB 16. Tipuan Dari Rohmah
17
BAB 17. Rahman Tidak Menyusul
18
BAB 18. Pulang Ke Rumah Ibu
19
BAB 19. Menjemput Via
20
BAB 20. Rahman Yang Kembali Seperti Dulu
21
BAB 21. Jubaidah Gelisah
22
BAB 22. Jubaidah Pingsan
23
BAB 23. Kembali Berdebat
24
BAB 24. Tidak Ada Makan Malam. Atau Sarapan Sampai Satu Bulan Kedepan!
25
BAB 25. Via Ingin Bekerja
26
BAB 26. Melawan Ibu Mertua
27
BAB 27. Rahman Tetap Tidak Mengijinkan Via Bekerja
28
BAB 28. Nasehat Ibu Dan Ayah
29
BAB 29. Sikap Jubaidah Yang Tiba-tiba Berubah
30
BAB 30. Kedatangan Selvi
31
BAB 31. Mendekatkan Rahman Dan Selvi
32
Menantu Kebanggaan Pulang
33
Membandingkan Via
34
Ada Yang Mengantarkan Via Pulang
35
Di Minta Mengantarkan Selvi Pulang.
36
Harus Mendapatkan Uang
37
Meragukan Via
38
Kemana Rudi?
39
Semakin Curiga
40
Bertemu Selvi Di Jalan
41
Uang Impian Jubaidah Raib.
42
Rahman Yang Tak Kunjung Pulang
43
Mungkin Saja, Rahman Mencari Kesenangan di Luar!
44
Kedatangan Selvi Dan Rahman. Membuat Via Kecewa.
45
Rahman Yang Plin-plan
46
Fakta Tentang Rudi
47
Rahman Berubah Hanya Beberapa Hari Saja
48
Rahman Dan Selvi yang Semakin Menjadi.
49
Via Menyerah Dan Ingin Pulang
50
Apa Yang Di Lakukan Selvi Dan Rahman?
51
Untung Rahman Sadar.
52
Izinkan Saya, Membawa Kembali Putri Tercinta Saya.
53
Membawa Via Pulang
54
Membuat Rahman, Hampir Mati
55
Membawa Via Pergi Jauh
56
Rahman Berani Membentak Junaidah
57
Mencari Keberadaan Via
58
Jubaidah Murka
59
Rahasia Jubaidah
60
Keadaan Sulit, Rohmah
61
Jubaidah. Harus Segera Bertindak.
62
Mendapatkan Uang 10 Juta
63
Wanita Gila
64
Jubaidah Kepergok!
65
Semangat! Rahman
66
Ingin Bertemu Via.
67
Tolong Maafkan Aku!
68
Masihkan Ada Harapan Untuk Rahman?
69
Menginap
70
Ancaman Jubaidah
71
Tindakan Alvian, Mengisi Jubaidah
72
Jubaidah Yang Tetep Tidak Mau Pergi
73
Jubaidah Mulai Bertindak.
74
Air Dari Jubaidah
75
Kotak Rahasia Milik Jubaidah
76
Kenapa Rohmah?
77
Tinggal Di Kontrakan 3 petak.
78
Rencana Menumbalkan Via
79
Rencana Jubaidah Dan Selvi
80
Memancing Via
81
Flash Back
82
Flash Back. Bagian Kedua
83
Berubah Jadi Benci.
84
Nasib Alvian
85
Rahman Yang Akan Datang
86
Kegialaan Rahman.
87
Rencana Rahman Untuk Jubaidah
88
Rudi Membawa Putri
89
Kembali Bersama.
90
Jubaidah Di Hajar Preman
91
Derita Awal Jubaidah.
92
Draft
93
Rahman Yang Semakin Benci
94
Putri Butuh Pertolongan
95
Usaha Menyelamatkan Putri.
96
Kegilaan Rudi
97
Menegangkan
98
Penjara Dan Rumah Sakit Jiwa
99
Rania Mencari Kerja
100
Kecurigaan Jubaidah
101
Memulai pekerjaan Dengan Baik.
102
Tolong Ibu Rahman
103
Harus Berbuat Baik Pada Siapapun.
104
Seperti Malam Pertama
105
Di mana Jubaidah?
106
Dendamnya Rahman Harus Segera Di Hentikan.
107
Seperti Psikopat!
108
Apa Kau Sudah Mengetahuinya?
109
Kenapa Kau Tega Melakukan itu padaku?
110
Jubaidah Menyesal
111
Final Episode.
112
Ucapan Terima Kasih Author Dan Ekstra Part
113
Promosi Novel Baru
114
Promosi Novel Baru
115
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!